Ekstra Part 4

60.3K 3.1K 90
                                    

Prang!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prang!!

Seorang lelaki menatap nanar pagar rumah yang terjatuh tatkala ia tak sengaja menabraknya. "Mampus gue!" ucapnya.

Orang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik rumah itu melirik jam tangannya. Pukul 01.00 dini hari, sudah pasti ia akan diomeli habis-habisan oleh papanya, belum lagi ia harus mendengarkan ceramah sang bunda yang bisa saja berlanjut sampai pagi.

Ia memasukan motor besarnya kehalaman rumah dengan perlahan, persetan dengan pagar yang tadi ia tabrak, nanti ia akan bilang kalau ada maling yang ingin masuk kerumahnya dan ia akan berpura-pura menjadi pahlawan kemaleman.

Tiba di depan pintu, ia mengeluarkan kunci cadangan yang memang sengaja ia buat untuk keadaan genting seperti saat ini. Ia memasuki rumah dengan bersembunyi, tidak membiarkan suara sedikitpun terdengar.

Tak!!

Lampu menyala dari arah dapur, habislah sudah riwayat dirinya. Entah dosa apa yang ia perbuat, sampai-sampai bisa ketahuan seperti ini.

"Malerino Ardhiwijaya!" panggil sang kepala keluarga siapa lagi kalau bukan Mahesa Artawijaya. "Diam ditempat atau papa sita semua fasilitas kamu!"

Dengan setengah hati Ale terpaksa berdiam di ruang tamu. Mahesa menghampiri dengan membawa segelas cangkir digenggamannya, ia berikan gelas itu kepada sang anak.

"Buat Ale, Pa?" tanyanya ragu.

"Emang ada orang lain selain kita disini?" Ale menggeleng seperti anak kecil. Ale mulai meneguk minumannya.

Byur!!

Ale menyeburkan minumannya karena rasanya begitu asin. "Kok asin, Pa?"

"Papa kasih garam, gimana enakkan?"

Ale tersenyum paksa, "Enak banget, Pa. Kayak ada asin-asinnya,"

"Enggak usah senyum gitu, senyum kamu jelek," ejek Mahesa.

Ale mengelus dadanya, "Kalau senyum Ale jelek, berarti senyum papa juga jelek, secara Ale kan buatan dari pabrik Papa,"

"Betul juga, tapi senyum Papa seenggaknya lebih manis daripada kamu, buktinya Bunda kamu nyantol sama Papa,"

Ale tersenyum smirk, "Ralat, Pa, Papa yang nyantol sama Bunda. Bunda mana mau modelan cowok kayak Papa,"

"Sabar banget Papa punya modelan anak kayak kamu," Ale hanya bisa menahan tawanya, "Sekarang waktunya serius, kamu kemana baru pulang jam segini?"

"Anu, Pa,"

"Apa anu anu? sini anu kamu Papa potong,"

Ale langsung menutupi aset berharganya, "Jangan dong, Pa. Nanti aset berharga Ale hilang,"

"Enggak peduli, jadi kemana kamu?"

"Ke club,"  jawabnya jujur, lagi pula walaupun ia berbohong Papanya juga sudah tahu.

Accident Before Married [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang