3 anak kecil memasuki rumah dengan warna baju dipenuhi kecoklatan, entah apa yang mereka lakukan diluar sana, setiap sore selalu ada saja kelakuan dari 3 anak ini.
"Bunda!" teriak seorang gadis kecil ketika ingin memasuki rumah.
"Stop! Enggak boleh masuk kerumah sebelum jelasin ke bunda," ucap ibunya yang menyuruh agar ketiga anaknya diam ditempat.
Ketiga anaknya langsung diam dengan tubuh tegang didepan pintu. Ibu muda dari ketiga anak itu menarik napas panjangnya. "Jadi siapa yang mau jelasin ke bunda?"
"Bang Ale, bun," tunjuk gadis kecil berusia 4 tahun kepada sang abang yang sedang meringis karena lagi dan lagi dia yang harus menjelaskan kepada ibunya.
"Abang atau Lino yang jelasin ke bunda?" tanya Vale, ya benar itu adalah Vale. 4 tahun lalu Vale melahirkan sepasang bayi kembar yang bernama Savalino Ardhiwijaya dan Savalina Ardhawijaya.
Awal kelahiran bayi kembar mereka, Vale dan Mahesa sedikit kesulitan karena harus mengasuh ketiganya, belum lagi waktu itu usia Ale masih 2 tahun, tetapi dengan dibantu bunda dan mama mertuanya Vale bisa melewati ini semua.
Dengan bantuan orang tua mereka juga, Vale dan Mahesa dapat mendidik anaknya dengan penuh kesabaran. Betul kata orang-orang, ternyata mendidik anak lebih sulit daripada melahirkan, ya walaupun sebenarnya melahirkan juga sulit karena mempertaruhkan nyawa dari kedua manusia.
Kakak dari kedua adik itu menunjuk tangannya keatas. "Jadi gini bunda, tadi boneka barbie Lina jatuh kedalam got, Lina berusaha ambil tapi dia malah jatuh, akhirnya mau enggak mau abang kebawah buat bantu Lina naik. Abang udah bilang ke Lino kalau Lino enggak usah turun ke got, tapi Lino malah turun, jadilah kami bertiga sama-sama kotor,"
Vale menganggukan kepalanya, percaya dengan apa yang diucapkan oleh Ale. Sekarang tatapan matanya mengarah ke seorang gadis yang sedang menundukan kepalanya."Kenapa barbie Lina bisa jatuh?"
"Maaf bunda, tadi Lino mau ambil boneka barbie Lina, soalnya Lina pelit enggak mau minjemin bonekanya ke Lino. Jangan omelin Lina ya bunda, omelin Lino aja, Lino yang salah udah bikin tangan Lina berdarah," jelas sang anak satunya yang bernama Lino, sebenarnya Vale juga tidak bisa memarahi ketiga anaknya, ia cuma pura-pura memarahinya agar ketiga anaknya menjadi anak yang jujur dan bertanggung jawab.
Vale meraih tangan sang anak perempuan satu-satunya, dilihat telapak tangan tersebut sedikit mengeluarkan darah. Vale berlari ke arah nakas untuk mengambil kotak P3K, dituangkanlah cairan alkohol kedalam kapas, lalu diusapkanlah ketelapak tangan sang anak. "Dingin bunda," Lina terkekeh karena merasakan sensasi dinginnya cairan alkohol.
"Iya dingin, bunda pakaikan Lina ini supaya enggak infeksi,"
Setelah itu Vale segera meneteskan obat merah dan menutupnya dengan plaster.
Vale kembali menatap ketiga anaknya yang masih berdiam ditempat padahal mereka bisa saja langsung masuk kedalam. "Kalian kenapa enggak masuk?"
"Kami nunggu bunda bilang kalau kami udah boleh masuk," jelas Ale. Ale memang yang paling dewasa pikirannya tetapi terkadang dia juga bisa menjadi paling kekanak-kanakan di waktu yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident Before Married [End]
General FictionSemuanya berawal dari accident yang tidak ada di dalam list hidup seorang Mahesa Artawijaya, Ketua geng Black Lion sekaligus anak dari pengusaha sukses. Mahesa Artawijaya, laki laki berumur 17 tahun sukses mengambil masa depan perempuan bernama Vale...