Mahesa sudah pusing bukan kepalang mengurus Ale. Ini dikarenakan Vale akan pergi bersama teman-temannya. Katanya mereka akan mengadakan girls time untuk kesekian kalinya, karena sejak Vale mempunyai Ale mereka sudah jarang berkumpul.
Padahal baru kemarin mereka semua bertemu dirumahnya, masih saja tidak puas. Ya itulah wanita kalau sudah berkumpul sekali mau nya berkumpul terus.
"Mas, ini udah aku siapin semua perlengkapan Ale disini." Vale memberikan tas yang berisi perlengkapan Ale kepada Mahesa.
Mahesa menerima dengan tangan kanan, karena tangan kirinya sedang menggendong Ale dengan gaya hip hold.
Mahesa hanya menganggukan kepala, padahal dalam hatinya ia sudah menggerutu.
"Kamu pulangnya kapan, sayang?"
Vale menatap nyalang mata Mahesa, ia menghembuskan napas kesalnya. "Mas, aku belum pergi aja udah ditanyain kapan pulangnya."
Vale mengambil Ale dari Mahesa. "Anak bunda mandi dulu yuk."
"Ndak au," jawabnya seraya menggeleng kepala.
"Jadi kamu pulangnya kapan? Aku enggak izinin kamu lama-lama." larang Mahesa.
"Ya ampun, mas. Nanti malam juga aku udah pulang. Kenapa sih? Kamu enggak mau jagain Ale? Aku cuman minta kamu bawa Ale ke kantor kamu aja. Kan enggak mungkin kalau Ale aku titip ke bunda atau mama." Vale sudah kesal kepada Mahesa. Lagipula ia pergi juga tidak akan lama, tetapi kenapa Mahesa begitu melarangnya?
Vale kembali menatap mata Mahesa."Oh atau kamu selingkuh ya? Makanya kamu enggak mau bawa Ale biar selingkuhan kamu enggak tahu kalau kamu udah nikah dan punya anak?"
Mahesa membulatkan matanya, mendengar kalimat sarkas Vale. "Kok kamu ngomongnya gitu?"
"Kamu duluan yang mulai," ucap Vale yang membuat Mahesa berdecak. "Kok aku? Kamu duluan lah yang mulai," balas Mahesa tak mau kalah.
"Lagi ya pertanyaan kamu seakan-akan kamu enggak mau jagain Ale."
"Nda, papa, beyicik," ucap Ale menutup telinganya.
Mereka berdua menatap ke arah Ale yang begitu lucu.
"Maaf ya sayang, papa kamu nakal,"
Ale langsung menatap wajah Mahesa dengan menggerucutkan bibirnya. "Papa, akal cama nda. Aye ewer papa ya," Ale menarik telinga Mahesa. Ya walaupun tidak sakit, tetapi tarikkannya begitu kuat.
"A-aduh, Ale, kenapa telinga papa ditarik?" ringisnya.
"Papa akal cama nda," Ale melipat tangannya didepan dada.
"Bunda yang nakal sama papa,"
"Bohong, Aye cayanya ama nda, ukan cama papa," Vale menunjukan smirk nya karena berhasil membuat anaknya berada dipihaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident Before Married [End]
General FictionSemuanya berawal dari accident yang tidak ada di dalam list hidup seorang Mahesa Artawijaya, Ketua geng Black Lion sekaligus anak dari pengusaha sukses. Mahesa Artawijaya, laki laki berumur 17 tahun sukses mengambil masa depan perempuan bernama Vale...