십삼

1.4K 237 15
                                    

Jennie menghela nafasnya melihat Irene yang berdiri bersandar disamping mobilnya tak jauh dari mobilnya terparkir, mau apalagi pikirnya. Irene menegakkan badannya melihat Jennie yang baru keluar dari gedung apartmentnya. Jennie berhenti didepan Irene yang tersenyum walau terasa masih agak canggung untuknya.






" Mau apalagi sekarang ?"

" Bicara denganmu. "

" Sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, bukankah aku sudah menjawab pertanyaanmu. Jadi itu sudah selesai, aku tetap pada pendirianku, jauhi kami terutama kakakku. "

" Tapi Jen. "

" Aku sudah berbaik hati tapi bukan berarti aku bisa menerima kalian begitu saja. "

" Bagaimana jika salah satu dari kalian melakukan test DNA, kalau memang akhirnya kalian bukan adik kami, aku akan menjauh dari kalian. "

" Apa untungnya untukku melakukan test DNA ?"

" Jen, tolong bantu kami. "

" Jangan pernah temui kakakku atau Yeri lagi, tolong kami juga. " Irene berusaha sepenuh hati menahan emosinya, Jennie sangat keras kepala bahkan lebih keras kepala dibandingkan dirinya sendiri.

" Aku mohon Jen, bantu kami sekali ini saja setelah itu kami akan menjauh kalau memang kalian bukan adik kami. Tidak akan membuatmu rugi juga menolong kami. "

" Aku bilang tidak ya tidak, kalian sangat keras kepala. "





Jennie pergi meninggalkan Irene begitu saja yang masih shock mendengar ucapan Jennie. Apa dia tadi mengatakan dirinya keras kepala ? Irene melihat mobil Jennie yang sudah pergi meninggalkan area parkiran. Sangat sulit mendekati Jennie, tidak semudah yang dia bayangkan. Yeri sendiri sudah jelas menolak jika tidak mendapat ijin dari Jennie, sekarang apa dia harus meminta pada Jisoo secara diam - diam. Kenapa juga Jennie bisa sekeras itu.







" Batu kalah keras dari dia kali ya. "





Irene berguman sambil masuk kedalam mobil pergi menuju kantor Jisoo kali ini tujuannya. Dia akan menaruh harga dirinya jika perlu agar bisa sesegera mungkin memastikan kebenarannya. Chaeyoung menyambut Irene dan mempersilahkan Irene agar menunggu Jisoo diruangan Jisoo. Irene lagi merasa wajah Chaeyoung sangat tidak asing baginya ada sesuatu dalam diri Chaeyoung yang sering dia lihat tapi apa dan siapa.





" Ada yang bisa saya bantu nona Bae ?"

" Tidak, hanya saja ada sesuatu darimu yang sangat tidak asing bagiku tapi aku tidak tahu apa itu. "

" Mungkin karena kakak saya Joy bekerja sebagai assistant nona Wendy jadi anda merasa ada yang sama diantara kami. "

" Joy, kakakmu ?"

" Iya benar nona. "

" Tapi bukan itu juga. Aku jarang bertemu Joy, tapi denganmu seperti aku setiap hari sudah tidak asing lagi. "

" Mungkin hanya perasaan nona saja. "

" Jisoo sedang sibuk ?"

" Dia ada meeting internal, sebentar lagi selesai. "

" Kamu tidak ikut meeting dengannya ?"

" Untuk meeting internal lebih sering bersama dengan sekertarisnya yang lama. "

" Aahh, dia punya banyak sekertaris. "







Keduanya terdiam merasa sudah bingung harus berbicara apalagi, pintu ruangan terbuka memunculkan sosok seorang wanita yang membuat Chaeyoung menelam ludahnya kasar. Ibu asuh atasannya datang disaat yang tidak tepat, Chaeyoung melirik kearah Irene yang berdiri dan membungkuk memberi salam.




 BOND // BlackVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang