Sana mematung didepan pintu apartments Jisoo, pikirannya kembali pada pembicaraannya dengan Seulgi. Hatinya bimbang, dia tidak ingin menyakiti hati Jisoo yang sudah dengan baik hati menerima dia sebagai temannya dengan segala kekurangannya tapi dia juga tidak bisa hanya diam melihat keluarga Jisoo yang sudah cukup lama terpisah harus mempunyai masalah baru hanya karena dia. Tapi tidak mungkin dia akan pergi diam - diam dari Jisoo, dia harus memikirkan cara lain. Jennie yang membuka pintu apartmentsnya terlonjak terkejut mendapatkan Sana yang hanya diam didepan pintu. Jennie mengusap dadanya menenangkan jantungnya yang seperti melompat keluar dari tempatnya.
Jennie menggoyangkan tangannya didepan Sana yang tidak merespon sama sekali. Jennie menghela nafasnya dan menarik tangan Sana yang tersadar dari lamunannya dan menahan tangan Jennie yang menariknya masuk kedalam apartments. Sana menggelengkan kepalanya saat Jennie menatapnya bingung. Jennie menenggok ke arah pintu kamar Jisoo, seakan mengerti Jennie menghela nafas lagi dan menutup pintu apartmentsnya, memberi kode pada Sana agar mengikutinya.
" Bilang padaku. "
" Aku sudah mengambil keputusan Jen. "
" Apa ? Tentang ?"
" Kontrak kita, aku ingin memutuskan kontrak kita. Kamu tidak perlu membayarku. "
" Kontrak ? Jangan membuatku tertawa Sana. "
" Kenapa ?"
" Baca ulang kontrak kita, itu hanya untuk satu bulan saja. Dan itu sudah berakhir, jadi ini sebabnya kamu tidak menagih uang pembayaranmu. Kamu lupa tentang kontrak kita. "
" Aku... "
" Akan aku kirimkan sisa pembayaran kontrak kita. Tapi apa maksudmu memutuskan kontrak itu ? Jangan bilang kamu mau melepaskan kakakku hanya karena masalah keluarga Bae ?"
" Aku harus pulang ke Jepang Jen, keluargaku membutuhkanku. "
" Jangan jadi pengecut Sana, kalau memang kalian tidak ada hubungan apapun ya buktikan saja. Jangan terlalu pusing memikirkan apa kata orang, mereka tidak akan pernah berhenti baik kamu salah atau benar, mereka akan tetap mengatakan kamu salah karena itu sudah tertanam dalam pikiran mereka. Satu - satunya yang bisa merubah itu hanya mereka sendiri. Jadi jangan membuang tenaga hanya untuk menyenangkan orang lain yang bahkan tidak peduli pada kita. Yang awalnya aku takut jika pilihanku dulu salah dengan menyewamu dan menjerumuskan kakakku sendiri, sekarang aku sudah tidak memikirkan itu lagi, kakakku lebih tahu mana yang lebih baik untuknya dengan atau tanpa kamu dan apapun itu hubungan kalian. Masalah ini ada karena mereka tidak mau menerima kak Jisoo dengan pilihannya sendiri bukan karena kamu, dengan perginya kamu tidak akan menyelesaikan masalah apapun tapi justru hanya akan menambah masalah baru saja. Kamu pikir kakakku akan menerima begitu saja dengan alasanmu pergi ? Aku rasa kamu sudah cukup mengenal kakakku dengan baik. "
Sana kembali terdiam dengan pemikirannya lagi, benar apa yang Jennie bilang Jisoo tidak akan melepasnya dengan mudah, ini berbanding terbalik dengan saat awal mereka bertemu yang jelas Jisoo menolaknya mentah - mentah. Jennie menggelengkan kepala melihat Sana yang kembali diam membuang pandangannya keluar jendela mobilnya. Jennie mengerutkan alisnya saat menyadari sesuatu, Jennie membelokkan mobilnya memasukki area rumah makan. Sana memandang kearah Jennie yang hanya terkesan acuh padanya.
" Aku belum sarapan, tenang saja aku tidak akan memotong gajimu. Ada yang harus aku pastikan juga padamu. "
" Tentang ?" Jennie tidak menjawab pertanyaan Sana justru keluar dari mobilnya membuat Sana merasa geram pada Jennie. Sana yang tidak punya pilihan lain keluar dan mengikuti arah jalan Jennie didepannya.
" Sebelum kakakku tahu soal ini, siapa yang menyuruhmu pergi ?"
" Apa ?"
" Jangan berlagak tidak tahu Sana, jawab saja, siapa ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOND // BlackVelvet
Fiksi Penggemar" Side by side or miles apart Sisters will always be connected by the heart " Second story by PeekaBoo. All credit to the owner.