1.8K 257 11
                                    

Yeri mendekati meja receptionist yang masih terlihat sibuk dengan pekerjaannya, mengetuk pelan meja agar mendapatkan perhatian dari reception dan berhasil. Dengan tersenyum Yeri memberikan sebuah kertas perincian biaya yang kemarin diberikan kepadanya dan sebuah atm pada wanita didepannya.




" Bawa saja, Nona Bae bilang kamu dapat full beasiswa jadi tanpa pembayaran apapun. Naik ke lantai dua ya, kelasmu diatas. "

" Nona Bae ?"

" Iya, dia pemiliknya dan kebetulan dia juga guru dancemu. Kalian bisa ketemu nanti diatas. Sepuluh menit lagi kelasmu dimulai sebaiknya kamu naik sekarang, dia tidak suka kalau anak didiknya terlambat. "

" Oke, terima kasih. "





Yeri melangkah naik keatas membaca papan petunjuk kelas yang akan di masuki. Membaca sekilas peraturan yang harus dia ikuti selama dalam kelas dan aturan di sekolah dance ini. Memasukkan barangnya kedalam loker yang sudah disediakan didalam kelas yang cukup luas menurutnya. Suasana kelas mulai rame, Yeri memilih melakukan pemanasan di sudut ruangan sendirian sambil melirik satu persatu teman satu kelasnya.



Seulgi yang baru masuk kedalam kelas melihat Yeri yang berada di sudut ruangan dengan melakukan gerakan pemanasan, menjauh dari teman - temannya. Seulgi menduga dengan sifat Yeri yang dia tunjukkan kemarin seharusnya dia tidak akan kesulitan beradaptasi dengan teman - temannya yang lain tapi melihat Yeri yang justru menjauh dari kerumunan temannya itu membuat Seulgi merasa heran. Suara Seulgi mengambil alih perhatian dari seluruh muridnya termasuk Yeri yang tidak menduga bahwa Seulgi yang dimaksud oleh wanita dibawah tadi.





Seulgi mendekati Yeri yang mulai mengemasi barangnya dari loker. Bersandar pada loker disamping Yeri yang hanya meliriknya sekilas dengan tetap melanjutkan apa yang sedang dilakukannya.



" Bagaimana ? Kamu suka disini ?"

" Lumayan tidak terlalu buruk. "

" Hanya lumayan ?"

" Memang benar hanya lumayan, sekolah danceku yang lama lebih baik dari sini. "

" Lalu kenapa kamu keluar dan justru kesini ?" Yeri menutup pintu lokernya dan menghadap pada Seulgi yang masih menunggu jawabannya.

" Terpaksa karena kakakku membawaku kesini. "

" Maksudmu, kamu bukan dari sini ?"

" Bukan, sejak kecil aku dan kakakku tinggal di Australia. "

" Oh pantas saja logat bicaramu sedikit aneh. "

" Mau mulai ributnya kak ?"

" Siapa yang ajakin ribut, kan fakta. "

" Terserah kak. Terima kasih buat beasiswanya kak, oiya kalau bisa Yeri ingin pindah satu jadwal kak. Hari jumat, Yeri tidak bisa bentrok dengan jam kuliah. "

" Mau tukar hari apa ? Aku ada kelas minggu kalau kamu mau ?"

" Minggu, bukan pagi kan kak ?"

" Kenapa ada kuliah minggu juga ?"

" Yeri malas bangun pagi kak kalau minggu. "


Seulgi memandang Yeri dengan malas, dia pikir karena alasan yang lebih baik ternyata hanya karena malas bangun pagi tapi akhirnya dia mengangguk bahwa kelas mereka siang.




Seulgi mengekor Yeri yang turun kebawah, Yeri melihat jam tangannya dan berdiri di depan pintu gedung sambil memainkan kakinya. Seulgi keluar dan ikut berdiri disamping Yeri yang tidak peduli padanya.


 BOND // BlackVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang