십오

1.3K 238 6
                                    

Seulgi mengintip dari luar kamar inap Jisoo, memastikan Jennie tidak ada didalam. Sudah dua hari ini sikap Jennie justru semakin membuatnya takut. Yeri yang melihat Seulgi seperti anak kecil hanya menggeleng tak habis pikir, sikapnya seperti anak kecil saja. Seulgi memamerkan giginya berjalan mendekat kearah Yeri yang duduk sambil mengerjakan tugas kuliahnya.







" Kakakmu lama ngga perginya ?"

" Mungkin kak, masih ada urusan sama temennya terus harus ke kantor kak Jisoo juga tadi di telepon Mina. "

" Kira - kira kakakmu itu sampai kapan mau pasang pagar pembatas ?"

" Aku juga ngga tahu kak, semoga saja kak Jisoo cepet bangun. Biar keras gitu sebenarnya kak Jennie juga luluh kalau kak Jisoo udah marah. Cuma masalahnya kak Jisoo itu hampir ngga pernah marah. "

" Udah kamu test DNA aja Yer ngga usah nunggu Jennie kasih ijin, susah banget ngomong sama dia. "

" Yeri udah bilang kak, Yeri ngga mau tanpa ijin kak Jen dan kak Jisoo. Oiya kak Lisa gimana ?"

" Udah bangun dari tidurnya kalau Lisa dari kemarin. Tadi nanyain Jisoo begitu udah kuat ngomong. "

" Syukur deh kak. Terus kata dokter apa ? Ngga ada yang seriuskan ?"

" Tunggu pemulihan aja, tangannya yang butuh waktu lebih lama. "







Yeri mengangguk dan kembali fokus pada laptopnya, Seulgi berjalan meninggalkan Yeri dan mendekat ke ranjang Jisoo yang masih tertidur pulas. Seulgi menarik sebuah kursi dan duduk disamping Jisoo. Pikirannya kembali melayang saat dia masih bersama adiknya Jisoo dulu. Wajah Seulgi antara tersenyum dan ingin menangis teringat kenangan mereka.










" Chu, kamu ingat dulu kita sering berebut mainan yang panti berikan untuk kita ? Dulu aku sering tidak mau mengalah padamu karena kita jarang diberikan mainan oleh mereka. Bahkan aku menangis lebih kencang daripada kamu jika kalah berantem denganmu. Chu, aku sangat merindukanmu, aku kesepian Chu tidak ada yang bisa aku ajak berantem. "









Yeri menghentikan tangannya mendengar Seulgi yang walau lirih masih bisa dia dengar. Dari punggungnya Seulgi, Yeri tahu dia sedang menangis. Mungkin dia perlu menyiram bensin dan menyalakan api diatas Jennie agar kakaknya itu cepat meleleh.







" Chu, cepat bangun. Lisa menanyakanmu, kamu ingat Lisa ? Dia adik kecil kita yang sering kita buat menangis Chu. Bangun Chu, kami semua menunggumu pulang. "






Seulgi merasakan tangan Jisoo yang di genggamnya bergerak perlahan. Seulgi buru - buru menghapus air matanya dan memanggil Yeri yang langsung bangkit dan mendekat kearah Seulgi yang sedang memencet tombol memanggil suster penjaga.





Yeri segera memberi kabar pada Jennie agar segera datang ke rumah sakit, dia tidak mau jika menunda dan membuat kakaknya itu murka. Keduanya menunggu didepan kamar saat dokter dan suster mulai mengcheck keadaan Jisoo. Jennie berusaha menghindari Seulgi yang merasa keadaannya sangat tidak diinginkan oleh Jennie.








Chaeyoung tersenyum kearah Seulgi yang memilih menghampiri Chaeyoung dibanding menghadapi Jennie. Seulgi duduk disamping Chaeyoung, ini adalah kedua kalinya dia bertemu dengan Chaeyoung sama seperti Joy banyak yang ingin dia katakan pada Chaeyoung tapi kali ini dia memilih menutup rapat mulutnya sampai dia bisa membuktikan bahwa mereka berdua hanya anak angkat dan bisa meminta mereka berdua melakukan test DNA.









" Ikut lagi ?"

" Tadi kebetulan lagi diluar temenin nona Kim, jadi sekalian ikut saja. "

" Masih galak dia sama kamu ?"

 BOND // BlackVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang