2. Gadis Culun

3.5K 387 21
                                    

"Hei, tunggu!" Ansel berteriak namun tidak didengar oleh orang yang dianggilnya.

Merasa diabaikan, ia pun berpikir dan tiba-tiba ide cemerlang muncul begitu saja di kepalanya.

"Hei gadis culun!" lanjutnya dan membuat beberapa orang melihat ke arahnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Arsyila berhenti melangkahkan kakinya berpikir bahwa dirinya adalah orang yang dituju. Ia menoleh dan melihat siapa yang sedari tadi berteriak. Arsyila memperhatikan pria yang tersenyum dengan mengangkat kedua alisnya saat ia menoleh dengan setelan jaket kulit hitam beserta kalung berbentuk salib. Tidak lupa juga dengan earphone yang bertengger di lehernya. Arsyila merasa bingung dan akhirnya berbalik badan kembali melanjutkan langkahnya.

Ansel yang semula tersenyum saat seseorang yang ia panggil menoleh, kini senyumnya pudar tatkala orang yang ia panggil menagabikannya dan kembali berjalan menuju pintu pesawat. Sebenarnya Ansel melihat sebuah nama yang ada pada benda yang ia pegang saat ini, namun ia tidak yakin jika itu adalah ukiran nama orang yang ditujunya.

"Hei gadis culun berjilbab Navy!" teriak Ansel sekali lagi.

Semua orang kaget dan kini mata mereka tertuju pada Arsyila yang saat ini tengah mengenakan jilbab bewarna navy. Anggi terus menyikutnya dan meminta Arsyila menoleh ke arah Ansel agar tidak jadi pusat perhatian orang-orang.

Arsyila membuang napas dengan gusar dan berjalan menghampiri Ansel.

"Kamu panggil saya?" tanya Arsyila.

"Menurut lo? Gadis berkacamata tebal dengan selendang kebesaran bewarna navy yang menutupi kepalanya, siapa lagi?" ucap Ansel dengan tengil mencoba bersikap usil pada orang yang belum ia kenal.

"Ada perlu apa sama saya sampai kamu harus teriak-teriak?"

"Nih." Ansel menyerahkan sebuah benda di tangannya ke Arsyila.

Arsyila yang melihat hal tersebut sontak terkejut. Bagaimana bisa tasbihnya ada di tangan pria ini pikirnya. Ia pun yang merasa bingung sekaligus malu segera mengambilnya dengan cepat.

"Lain kali sebelum turun dari pesawat, pastikan dulu tidak ada yang tertinggal ataupun terjatuh."

"Maaf dan terima kasih ya," cicit Arsyila sebelum akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan Ansel. Namun cictan kecil itu terdengar jelas oleh Ansel.

"Sama-sama, nama gw Ansel. Salam kenal ya Arsyila!" teriak Ansel seraya tersenyum tatkala sang gadis menoleh saat ia menyebut nama yang sempat dlihatnya pada tasbih milik Arsyila.

Pertemuan dua orang asing yang berubah menjadi takdir yang akan masuk dalam kehidupan keduanya. Penerbangan yang menjadi kesan terbaik bagi Ansel, seorang laki-laki yang masih merasa belum menemukan ketentraman dalam hidup yang sebenarnya bagi dirinya sendiri.

"Nice. Semoga kita bertemu lagi Arsyila Haruka Azahra," ucap Ansel tersnyum mengingat nama itu.

***

Arsyila dan Anggi kini sudah berada di hotel, dimana tempat ia bersama dengan temannya dan dosen pendampingnya menginap selama mereka berada di Turki. Arsyila tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini sebagai penunjang karirnya kelak.

"Syil!"

"Arsyila!" Anggi menyentuh bahu Arsyila karena yang di panggil tidak menyahut.

"A... ah ada apa, Nggi?"

"Ngelamun aja, kenapa? Masih kepikiran soal yang tadi di pesawat?" tanya Anggi duduk disebelah Arsyila.

"Sedikit, Aku itu cuma ngerasa aneh aja sama laki-laki yang tadi," ujar Arsyila seraya memegang tasbih mengingat hal yang terjadi di pesawat.

"Aneh gimana maksud kamu?"

"Aneh aja, saat aku berbalik usai ngambil tasbihku ini. Dia kan teriak nama aku tuh?"

"Ho'oh, terus masalahnya?"

"Kalau dia tau nama aku karena dia melihat ukiran di ujung tasbih ini, terus kenapa dia panggil aku gadis culun?" Arsyila mengerutkan dahi memikirkan pertemuan dengan pria asing yang menurutnya aneh.

"Sudahlah nggak usah dipikirin, mungkin dia iseng aja. Udah yuk tidur, lumayan dapat beberapa jam karena besok pagi kita sudah harus siap berangkat ke Istanbul University untuk seminar 'kan?"

"Huft ... kamu bener, yuk ah tidur." Arsyila meletakkan tasbihnya di atas nakas dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat setelah perjalanan yang cukup panjang.

Berbeda di lain tempat, seseorang yang kini telah beristirahat di sebuah hotel, berbaring seraya tersenyum mengingat senyum yang menurutnya indah. Gadis dengan jilbab bewarna navy dan tasbih dengan ukiran nama yang indah.

"Gw berharap akan ada pertemuan kedua setelah ini. Gw ingin mengenal lo lebih dari sekedar tau nama lo aja," gumam Ansel dan setelahnya ia memejamkan matanya untuk tidur.

~~~
.
.
.
Bye bye see you next part 😘

Turkish Airlines-67 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang