4. Menjelajahi jajanan Turki

2.7K 321 31
                                    

"Seperti ada sesuatu yang tidak terlihat namun begitu terasa"
______________________________________

Mereka bertiga berkeliling mengitari sekitar untuk mencari makanan khas Negara itu. Jalanan terlihat ramai dengan aktifitas warga Negara tersebut. Arsyila yang sedari lama tertarik dengan sebuah stand es krim yang menawarkan pelayanan yang menurutnya itu unik. Arsyila sangat ingin mengunjunginya dan ia mencoba bertanya kepada orang sekitar dan alhasil, disinilah keberadaanya diikuti temannya yakni Anggi dan satu orang yang baru dikenalnya, siapa lagi jika bukan Ansel.

"Jauh-jauh kalian dari Indonesia ke Turki cuma buat cari es krim aja?" tanya Ansel yang tidak habis pikir dengan dua gadis yang berjalan bersamanya ini.

"Kalau kamu mau ikut ayok, tapi kalau kamu nggak mau ikut ya Alhamdulillah," balas Arsyila mengulas senyuman yang sedikit merasa sebal dengan Ansel.

Masalahnya bukan karena pertanyaan Ansel, melainkan keluhan-keluhan yang sedari tadi Ansel lontarkan selama perjalanan.

"Udah nggak ngerti lagi dengan pikiran para wanita," gumam Ansel.

Arsyila yang mendengar gumaman dari Ansel hanya meliriknya, tapi yang dilirik malah tersenyum menyebalkan menurutnya. Arsyila sangat ingin sekali mencicipi Es krim khas Negara ini yang dimana pelayannya suka jahil memainkan cone es krimnya.

Es krim khas Turki ini juga memiliki tekstur yang berbeda dari es krim biasanya. Es krim Turki tidak mudah meleleh dan ternyata ada bahan tambahan didalamnya loh, Es krim ini berbahan dasar susu kambing, gula, krim dan salep. Salep yang dimaksud bukan seperti yang orang Indonesia pikirkan. Salep yang dimaksud adalah tanaman anggrek, mereka menyebutnya dengan sebutan salep. Maka dari itu es krim turki teksturnya lebih kental.

"Hei lihat itu, disana stand es krimnya!" seru Arsyila dengan sangat senangnya menunjuk stand es krim yang dia cari.

"Wah benar. Ayok kesana!" balas Anggi yang tak kalah senangnya seperti Arsyila.

Arsyila dan Anggi bahkan berlari ke arah stand tersebut meninggalkan Ansel yang mematung dengan aksi kedua wanita itu. Arsyila sangat berbinar ketika melihat atraksi para pelayan es krim yang sangat lucu mempermainkan es krim itu kepada pembeli. Cone yang bertumpuk, kemudian es krimnya ditarik kembali sehingga conenya kosong, diberikan lagi dan ditarik lagi seperti itu seterusnya. Arsyila tertawa melihatnya dan kini giliran dirinya.

"VanilyalI dondurma Istiyorum," ucap Arsyila kepada penjaga stand tersebut. (*Saya pesan rasa Vanila)

"Tamam hazir ol," balas penjaga es krim seraya tersenyum dan mengangkat ibu jarinya. (*Oke Bersiaplah)

Arsyila mengangguk, dan tidak lama kemudian sang penjual memulai atraksinya. Ia melakukan hal yang sama, namun kini ia mencoba menempelkan ujung es krimnya ke hidung Arsyila. Sehingga membuat sang empunya tertawa lepas berhadapan dengan atraksi si penjual es krim.

Ansel yang tidak ingin kehilangan momen itupun segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia memotret Arsyila yang sedang tertawa lepas dengan sangat bahagianya. Ansel tersenyum melihat tawa yang menggemaskan menurutnya.

Setelah lama Arsyila berusaha mendapatkan es krim itu, akhirnya kini Arsyila berhasil. Bahkan Arsyila mengajak para penjaga stand untuk bersua foto bersamanya. Arsyila, Anggi dan Ansel, mereka bertiga berfoto bersama dengan para penjual es krim yang terkenal dengan atraksinya itu.

***

"Sudah mendapatkan es krim, sekarang apalagi yang ingin kalian cari? gw lapar tau." Ansel memegang perutnya dan bertanya pada dua gadis yang sangat menikmati es krimnya.

"Hm... apa ya? Hah aku tau, kita beli simit," ucap Arsyila bersemangat.

"What is this simit?" tanya Ansel penasaran.

"Simit itu roti bundar ada taburan wijennya. Lumayan tau buat isi perut kamu," balas Arsyila.

"Kaya Donat dong? Kita nggak bisa cari makanan yang bener dikit tah? Ke Restaurant gitu?" ujar Ansel yang berpikir awalnya akan menjelajah restaurant di Negara itu.

"Anggap saja donatnya Turki. Soal restaurant, aku lebih tertarik menjelajah bazar makanan disini dari pada harus ke restaurant. Berasa kaya jajanan kaki lima di Indonesia dan rasanya lebih mamamia lezatos," ucap Arsyila seraya menaik turunkan alisnya tersenyum.

Ansel yang tidak mengerti kenapa senyuman Arsyila ini seperti membawa pengaruh besar dalam dirinya. Ia akhirnya menuruti perkataan gadis itu untuk membeli makanan yang bernama simit itu. Ansel yang berpikir rasanya akan aneh, kini ia malah ketagihan dan membeli hingga 4 simit untuk dirinya. Bahkan ia menawarkan Arsyila dan Anggi untuk menambah simit mereka, namun mereka bedua tidak mau. Mereka berdua berjaga-jaga karena masih banyak makanan yang ingin dicoba.

"Eh Nggi, tadi dia nolak buat beli simit, tapi kenapa dia yang lahap banget makannya?" bisik Arsyila ke Anggi.

"Bener. Soknya mau makan di restaurant, tapi kelihatan sih nih anak biasa makan di tempat mahal Syil," balas Anggi balik berbisik ke Arsyila.

"Tapi ya sudahlah, suruh siapa dia ikut kita coba? Kita 'kan memang niatnya mau menjelajah bazar makanan di sini,"

Anggi memanggut menyetujui ucapan Arsyila.

"Eh Syil, Nggi, ini makanan dari apa sih buatnya? Kok enak banget ya? Asli beda dengan roti yang biasa gw makan di Indo ataupun Negara-negara lainnya," tanya Ansel yang tiba-tiba seraya mengunyah potongan simit di dalam mulutnya.

"Simit itu sebenarnya sama kaya buat roti yang biasa kita makan di Indonesia. Bedanya simit ada tambahan susu cair dan bedanya kalau asli Negara ini itu ditambah canola sejenis olive oil. Ciri khas terakhirnya itu ada taburan wijennya. Oh ya Ansel, kamu jangan terlalu terpesona dengan simit, masih ada banyak jajanan menarik lainnya. Mau menjelajah lagi di stand-stand yang ada di bazar sini?" Arsyila menjelaskannya ke Ansel sekaligus mengajaknya mencicipi makanan lain khas Turki.

"Lo bisa panggil gw Ans, kalau lo ribet nyebut nama Ansel. Btw thanks penjelasannya dan gw pastinya mau ikutan kalian berdua mencari makanan disini," Ucap Ansel tersenyum lebar.

"Oke Ans, are you ready guys? Came on!" Arsyila mengacungkan ibu jarinya seraya mengajak Anggi dan Ansel untuk mulai melangkah, yang pastinya disambut dengan senang hati oleh keduanya.

~~~

Simit______________________________________Hm maaf ya lama UP nya, Soalnya lagi mikir keras kata-kata yang pas supaya readers berasa kaya beneran menjelajah Turki hehe 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Simit
______________________________________
Hm maaf ya lama UP nya,
Soalnya lagi mikir keras kata-kata yang pas supaya readers berasa kaya beneran menjelajah Turki hehe 🤭
.
.
.
BTW thanks ya udah mau mampir
Kuy ramein cerita ini dengan komen kalian dan vote jangan lupa juga
Bye bye see you next part 😘

Turkish Airlines-67 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang