Beberapa menit setelahnya dengan Michael yang terus mengoceh dan Gilbert yang menanggapi sesekali dan yang lainnya menjadi penonton, akhirnya Michael puas dengan janji Gilbert yang akan menanggapi desas desus di gedung apartemen mereka.
Michael bangkit dari duduknya, lalu melihat Grey dan Gilbert secara bergantian. "Nak kembalilah dengan Grey nanti, aku masih memiliki beberapa hal yang harus dilakukan."
"Aku tahu," Gilbert mengangguk, memang sedari awal dia berniat menahan Grey disini. Lagipula gadis ini selalu berusaha menghindarinya. Jika dia ingin menghubunginya, Grey hanya akan membalas dengan teleponnya. Beberapa kali dia melihat ke balkon kamar tapi semenjak kejadian mereka bertemu disana Grey bertindak seperti kura-kura, menyusut kedalam rumahnya tampa mengizinkan siapapun untuk masuk.
Jika tidak dengan sikap tak tahu malu ibunya, dan tidak adanya perlawanan Grey pada orang tua jelas dia yakin tidak akan tahu bagaimana kehidupan sehari-harinya beberapa hari ini.
"Bibi aku juga akan kembali," Grey ikut berbicara, mengingatkan mereka jika objek pembicaraan mereka berada disini. Lagi pula, dengan kontrak dirinya dan Gilbert dia hanya akan bekerja dirumahnya saja.
"Tetaplah disini." Gilbert melihat Grey dengan pandangan tidak setuju, begitu juga dengan Michael.
"Bibi tak yakin diluar sana aman, kalian harus kembali bersama nanti,"
Grey melihat ibu dan anak yang membuat keputusan untuknya. Benar-benar mengabaikan pendapatnya sebagai orang yang terlibat dari percakapan mereka tersebut.
"Kalian harus saling menjaga nanti, jika Grey terluka sedikitpun, ketika kembali jangan pernah memanggilku aku ibu."
Gilbert tak menjawab, namun jelas mendengar ancaman ibunya.
"Juga kembalilah berdua harus pulang sebelum makan malam. Aku akan memasak. Dan untuk kalian bertiga jika sampai aku mendengar kalian mengertak menantuku lihat bagaimana aku akan membalas."
"Kami berjanji!!" Richard dan Teo menjawab serentak. Sedangkan Kevin masih memejamkan matanya, terlihat seperti orang tidur tapi dengan kerutan di keningnya, jelas dia sedang berfikir keras sekarang.
"Bagus. Kalau begitu aku pergi."
Grey mengumpati Gilbert dan yang lainnya dihatinya. Lalu melihat Michael yang pergi dan begitu saja membuat keputusan untuknya. Yah, kenapa dia seperti tidak memiliki hak untuk berbicara disini?
Setelah kepergian Michael ruangan mendadak hening, bahkan Richard yang sedari tadi berbicara sekarang memilih diam. Sedangkan Teo mengamati Gilbert dengan teliti lalu kembali kearah gadis cantik yang baru dia ketahui bernama grey itu.
"Kalian sungguh sepasang kekasih?" Teo memecah keheningan.
"Hum."
"Tidak. Berfikir saja aku tidak mau.
Deheman Gilbert dan suara Grey terdengar serempak. Keduanya saling bertatapan. Grey mengerucutkan bibirnya setelah melihat tatapan Gilbert yang semakin dalam kearahnya.
Teo mengerutkan keningnya ketika mendengar jawaban berbeda dari keduanya. Bahkan sekarang Kevin juga membuka matanya dan ikut memperhatikan keduanya dengan teliti.
"Jadi?" Teo kembali bertanya.
"Kami tidak, sungguh! Kita hanya hubungan karyawan dan bawahan, dia bosnya aku bekerja dengannya!!" Grey buru-buru menjawab, seolah-olah takut dengan jawaban Gilbert yang mendahuluinya.
"Benarkah?" Sekarang gantian Richard yang bertanya.
"Ya, jika tidak percaya kau tanyakan pada tuan Gilbert sendiri."

KAMU SEDANG MEMBACA
Iam Not Thief
DiversosKecelakaan konyol itu membuat ia berada di dunia yang hampir persis sama dengan dunia tempat ia tinggal dulu.