12

8.8K 1.2K 7
                                    

"Kau mau makan lagi menantu!"

"Bibi aku selesai." Grey mengusap perutnya yang sedikit mengembung.

"Tapi masakannya masih banyak."

"Sudah cukup, bu. Kami memeliki sesuatu untuk di bicarakan."

"Sesuatu?" Michael menatap anaknya penuh selidik.

"Aku tidak bisa memberi tahumu." Gilbert menjawab dengan tenang.

"Yah kalau begitu pergilah."

Grey yang paham maksud Gilbert segera berdiri, "tunggu dulu. Biarkan aku membersihkan meja terlebih dahulu."

"Tidak perlu. Bibi bisa melakukannya sendiri."

"Tidak apa-apa bibi."

Melihat bagaimana keras kepalanya menantu masa depannya, Michael segera menyuruh anaknya untuk membawa Grey pergi, "Bocah bawa saja kekasihmu. Nikmati saja waktu kalian berdua."

Gilbert mengangguk, "hmm, jika tidak bisa jangan memaksakan diri." Peringatnya sebelum menyeret Grey ke kamarnya.

Tunggu!!

Kamar?!

Grey yang diseret menatap lautan hitam di sekelilingnya, jika saja lampu tidak hidup mungkin ruangan ini akan menjadi lubang hitam, "Kenapa kesini?" Ia bertanya sedikit gugub.

Gilbert merasakan kegugupan Grey, alih-alih menggoda gadis itu ia lebih memilih menunjuk  kearah luar, ia pikir bagaimana mudahnya gadis itu gugup dan memerah percakapan mereka untuk selanjutnya mungkin akan diisi kecanggungan jika ia kembali menggodanya, "Balkon."

"Hah?"

"Kita akan berbicara di balkon." Penjelas Gilbert sambil menyibak gorden antara kamar dan balkon.

"O-oh." Grey membuka mulutnya berbentuk bulat besar. Ayolah Grey apa yang kau kau pikirkan.

Setelah tiba di balkon Gilbert maupun Grey duduk di atas lantai yang sudah dilapisi dengan karpet berbulu yang sangat tebal. Grey melihat balkon kamarnya di sebrang sana yang hanya dilapisi lantai yang dingin. Okey disini ia tahu jika perbedaan antara mereka terlihat sangat jelas sekarang.

Menarik tatapannya kembali dia segera sibuk dengan leptop bewarna silver miliknya, setelah menyambungkan dengan USB Grey mulai mengotak atik leptopnya.

Gilbert melihat dari samping dengan tenang, suasana malam ini sangat damai, langit ditaburi bintang dan hawanya tidak terlalu dingin. Dan entah kenapa suasana hatinya juga ikut senang.

"Masalah Amber telah diselesaikan." Grey mengangkat kepalanya ketika mendengar ucapan Gilbert.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Grey menghentikan gerakannya, sedikit takut dengan apa yang akan dilakukan Gilbert pada sepupunya. Bagaimanapun Grey pernah mendengar pembicaraan iblis di depannya ini berurusan dengan wanita. Apalagi kejadiannya tepat di tempat ini.

"Bukan aku."

"Maksudmu?"

"Ibu yang malakukannya."

Grey mengehela nafas lega, jika Amber jatuh ketangan Gilbert dan berakhir ditangan Teo ataupun Kevin ia yakin hidup Amber tidak akan bertahan lama. Dan Jika itu Michael, ia rasa Michael tidak akan sekejam itu.

"Lalu kenapa bibi yang melakukannya?"

Gilbert merasa percakapan mereka menjadi lebih ringan, gadis cantik itu tidak lagi merasa canggung, jadi dengan senang hati ia menjawab, "Jangan terlalu meremehkan ibuku."

"Apa yang dilakukan bibi?" Grey mengulang pertanyaanya.

"Mungkin membuat mereka tidak berani lagi muncul dihadapanmu." Gilbert menjawab dengan santai.

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang