2

14.5K 1.6K 28
                                    

"Bukankah gelandang tidak diperbolehkan masuk kedalam apartemen ini."

"Mungkin saja dia pelayan salah satu penghuni disini."

"Lihatlah semua barang bawaannya. Semua barang-barang mahal."

"Aku yakin itu juga punya tuannya."

"Mungkin dia juga salah satu penghuni apartemen ini."

"Tidak mungkin."

Grey melirik sekumpulan gadis yang ikut menunggu lift di sampingnya dengan mulut berkedut. Jangan bilang para gadis ini tidak sadar jika objek pembicaraan mereka berdiri tepat berada di samping mereka sekarang.

"Berani bertaruh jika dia hanya seorang pelayan."

"Tidak, aku lebih merasa dia juga pengghuni apartemen ini."

"Ya, kupir dia hanya penghuni apartemen disini."

"Baiklah liat saja nanti."

Jika saja lift yang ia tunggu tidak segera tiba mungkin Grey benar-benar akan mengumpati gadis-gadis tidak tahu malu itu.

Okey, lupakan saja!

Grey menghela napas, membuat dirinya setenang mungkin, kemudian dengan santai masuk terlebih dahulu kedalam lift.

Para gadis yang melihat prilaku Grey saling memandang, entah apa yang ada terlintas dipikiran mereka, para gadis tersebut menyusul masuk dengan gaya yang sangat angkuh.

"Kau mau kelantai berapa?" Salah satu gadis dengan dandanan cukup sexy menatap Grey dengan tidak suka.

Grey tersenyum mengejek, tampa menjawab ia memencet tombol sembilan dengan santai.

Segera gadis-gadis itu menatap Grey dengan tidak percaya, ayolah siapa yang tidak akan tahu jika lantai sembilan itu hanya berisi dua tempat dan salah satu penghuni apartemen mewah itu adalah seorang Tiran Bisnis di kota ini.

"Ka-kau..." Gadis dengan pakaian sexy itu melihat Grey dari atas ke bawah.

"Sialan?! Jangan bilang kau pelayan Tuan Gilbert." Gadis lain bertanya dengan tak percaya.  Jika bukan pelayan lalu apa? Tidak mungkin wanita dengan pakaian yang sangat-sangat sedehana ini salah satu penguni lantai sembilan yang lain.

Grey berdecak kesal, dia cukup sadar jika pakaian yang dikenakannya sama sekali tidak cocok digunakan di tempat super-super elite ini. Tapi tidak bisakah mereka melihat barang bawaannya? Bukankah dengan barang-barang ini setidaknya status sosialnya akan naik beberapa derajat?!

Tadi pagi setelah keluar dari flat kecil miliknya ia sudah membeli satu apartemen yang paling mahal dikota ini. Tentu saja ia memilih tempat ini karna menurutnya tempat yang bernilai tinggi harus memiliki kenyamanan dan keamanan yang sangat bagus pula. Dan sebelum menempati apartemen ini ia juga telah berkeliling untuk membeli semua kebutuhannya sehari-harinya untuk kedepanya. Termasuk komputer, leptop dan handphone barunya.

Sekarang uang tak masalah. Jika habis kau cukup pergi meminjam uang ketempat itu lagi.

Lepas dari keterkejutannya, gadis yang berpakaian Sexy itu kembali membuka suaranya, "Hei, jawab pertanyaanku?!"

Grey melihat kesampingnya dengan kesal, "kalian terlalu berisik!" Ucapnya kesal. Bertepatan dengan ucapannya lift berhenti tepat di lantai sembilan. Meniru gaya para gadis itu sebelumnya sekarang dengan gaya yang dibuat seangkuh mungkin Grey yang disangka pelayan berjalan keluar lift dengan santai.

Tentu saja ia tak benar-benar pergi, ketika sudah berada diluar lift Grey kembali memutar badannya, setelah itu dengan nada mengejek ia mulai memperkenalkan dirinya, "Kenalkan aku Grey Jackson  pemilik lain dari apartemen dilantai sembilan ini."

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang