25

4.8K 589 69
                                    

"Ibu masih hidup." Dion melempar sebuah dokumen kepada saudaranya.

"Aku tahu." Laki-laki yang mirip dengannya itu mengangguk singkat, lalu membuka dokumen itu perlahan.

"Aku sedikit bersalah mengorbankan ibu disini."

"Jika tidak mengetahui bagaimana karakteristiknya, Bagaimana mungkin kita mau membiarkan ibu membuat masalah padanya."

Dion diam tidak menanggapi. Dean terus membaca dokumen tersebut beberapa saat kemudian tersenyum miring.

Dari dulu ia hanya menjadi bayang-bayang Gilbert dan Richard. Bersembunyi dibelakang mereka, menyanjung mereka tampa ampun hingga merendahkan harga dirinya. Sekarang, setelah bersabar selama bertahun-tahun ia akan mulai membalikkan keadaan secara perlahan-lahan.

"Kapan dia memberikan ini?" Dean bertanya dengan alis terangkat.

"Tadi pagi, terselip dengan surat-surat untuk keluarganya."

"Dia sangat pintar. Tidak sia-sia untuk memilikinya ternyata."

Melihat saudaranya tersenyum begitu lebar, Dion akhirnya juga melebarkan senyumnya. "Teo sudah dalam perangkap. Setelah itu Kevin, Richard hingga sedikit demi sedikit kita akan menjauhkan anjing yang selalu berkeliaran di samping Gilbert itu."

"Hmm, Lalu bukan kah ini dua hari lagi?"

"Ya."

"Bagus." Setelah membereskan Teo dia akan menyingkirkan Kevin juga.

"Tapi sebenarnya keadaan jauh lebih rumit. Sekarang Anna kembali, walaupun tidak terlihat berbahaya aku yakin dia sudah berubah dari Anna yang dulu kita kenal." Dion menjeda ucapannya, "lalu gadis yang datang bersama bajingan Gilbert terakhir kali. Kita kekurangan informasi tentangnya."

Dean tersenyum mengejek, "tak masalah siapapun dia, jika dia orang yang berada di samping bajingan itu maka singkirkan saja. Kita tidak punya waktu untuk berurusan dengan hal-hal yang tidak berguna."

Dion mengangguk, kemudian memanggil saudaranya dengan pelan, "Jika semuanya gagal kau tidak perlu memikirkannya, aku sudah menyiapkan rencana lainnya."

Dean tidak menjawab, tapi membalas tatapan saudaranya dengan tatapan penuh harapan. Sendiri melawan orang seperti Gilbert mungkin tidak akan bisa. Tapi jika berdua, ia pikir itu bukan yang sulit.

Jauh beberapa kilometer dari rumah utama keluarga Charles, Anna duduk dengan lesu sedangkan disampingnya Teo memakan cemilannya dengan tatapan mengejek, "jangan membawa pakaian terlalu mewah, ingat, kau menemaniku menjalani tugas militer bukan pergi liburan."

"Bajingan, tanpa kau beritahu pun aku sudah tahu."

"Eeii tersenyumlah, kau pergi dengan orang yang begitu tampan. Kau seharusnya merasa terhormat." Teo terus mengolok-olok.

"Sialan!!"

"Kau ikut dengannya?" Richard yang datang entah dari mana duduk disisi Anna.

"Umm," Anna mengangguk dengan kerutan di keningnya, bau darah yang begitu tipis sedikit menguar dari saudara kembarnya. Anna melirik Teo sedangkan yang ditatap mengangkat alisnya acuh, benar-benar tidak peduli dengan apa yang dilakukan Richard.

"Jangan pergi."

"Kalau bisa aku juga—"

"Tidak bisa, sesuai perjanjian kau harus mengikuti kemauan ku Nona Anna yang terhormat." Potong Teo cepat.

Anna mengerang kesal, ia rasa setelah pergi dengan Teo kesabaran untuk stok satu tahunnya akan terkuras dalam beberapa hari.

"Jangan memaksa saudari ku!!" Richard memeluk Anna dari samping, sedangkan yang dipeluk pasrah saja. Ah lagi pula kapan lagi ia merasakan bagaimana memiliki saudara kandung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang