13

8.9K 1.1K 23
                                    

Hari berganti begitu cepat, dalam sekejap satu minggu telah berlalu. Sesuai dengan apa yang mereka sepakati, mereka akan pergi mengunjungi bandara dimana pesawat pribadi Anna take of.

Sayangnya semua tak sesuai perkiraan, dari rencana awal hanya mereka berdua sekarang menjadi berlima orang. Di depan mereka berdiri Richard dan Teo dengan cengiran khasnya lalu Kevin dengan wajah dinginnya.

Grey berdecak kesal, bukan karna ia hanya ingin berdua saja dengan laki-laki jelmaan iblis itu, tapi ia terlalu malas berurusan dengan iblis-iblis lainnya. Satu saja sudah membuat emosinya naik turun apalagi tiga!!

Gilbert menatap teman dan adiknya dengan dingin, "Apa yang kalian lakukan disini?"

"Tentu saja ikut membantu."

"Membantu?"

"Ya." Teo dan Richard menjawab serempak.

"Kau tahu apa yang sedang kami lakukan?"

"Mencari adikku!"

"Benar kami ikut mencari Anna." Teo ikut menambahkan.

Gilbert menatap Richard tajam "mulutmu sangat licin."

Richard menelan ludahnya dengan susah payah, "mereka yang memaksa." Ia menunjuk Kevin dan Teo, "dia— mereka— Kevin akan meledakkan rumahku jika aku tak berbicara." Ucapnya sedikit gugub.

"Kau memiliki rumah lebih dari satu!"

"..." Grey yang sedari tadi menyimak.

Label orang kaya memang sangat pas untuk mereka!!

"Saudara kau seperti tak mengenal duo bajingan ini saja. Dengan mereka berdua bergabung apa yang bisa aku lakukan!!" Richard menyerah, bisa dibilang dia hanya bisa bebas berkuasa jika ada saudaranya bersamanya, tapi jika saudaranya pergi mereka berdua akan menindasnya tanpa ampun!

Gilbert mendengus mendengar ucapan Richard. Kevin tersenyum miring sedangkan Teo dengan tidak ada rasa bersalahnya merangkul penuh tawa adik dari sahabatnya itu.

Grey melihat Richard dengan tatapan Jijik yang sangat kentara. Ia sudah menebak jika bajingan ini hanya bisa menjadi beban bagi keluarganya!

"Kau sungguh tak berguna!"

Richard yang mendengar perkataan saudaranya segera cemberut. Dengan paksa ia menghempaskan tangan Teo dari bahunya. Tuhan tahu jika ia adalah orang yang paling tidak bersalah disini!!

Teo terkekeh pelan, ia memasukkan tangannya kembali ke dalam sakunya lalu berkata dengan santai. "Big bro lupakan saja, semua sudah terjadi. Kami sudah tahu, tidak perlu menutupinya lagi."

"Terserah kalian!!" Gilbert menarik tangan Grey. Walaupun kesal ia tak akan meradang hanya karna masalah ini. Ia mengenal Teo dan Kevin sudah dari lama, walaupun sering terlibat konflik kedua laki-laki dengan kepribadian berbeda itu lebih seperti keluarga baginya dari pada hanya sekedar sahabat.

Bahkan dibandingkan Richard mereka berdua lebih bisa diandalkan!

Grey yang lagi-lagi diseret hanya bisa menyeimbangkan langkahnya dengan Gilbert. Yah dia sudah terbiasa diseret-seret oleh Ibu dan Anak iblis ┐( ̄ヘ ̄)┌

Teo dan kevin mengikuti kedua pasangan itu dari belakang. Sedangkan Richard, laki-laki itu menghela nafas lega, Jika saudaranya sudah tidak bertanya lagi berati masalahnya sudah selesai.

Ketika melihat Gilbert dari jauh, Direktur bandara segera menyambut kedatangan mereka dengan hangat. "Hallo tuan Charles! Senang kau bisa berkunjung."

Gilbert mengangguk singkat.

Direktur tersenyum sopan, dengan sigap ia segera membimbing mereka menuju kantornya. Sepanjang jalan ia tak lupa memperkenalkan semua keunggulan bandara berfikir jika raja bisnis ini bisa berinvestasi kebandara mereka.

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang