13

9K 1.1K 23
                                    

Hari berganti begitu cepat, dalam sekejap satu minggu telah berlalu. Sesuai dengan apa yang mereka sepakati, mereka akan pergi mengunjungi bandara dimana pesawat pribadi Anna take of sebelumnya.

Sayangnya semua tak sesuai perkiraan, dari rencana awal hanya mereka berdua sekarang menjadi berlima orang. Di depan mereka berdiri Richard yang tersenyum paksa, Teo dengan cengiran khasnya dan Kevin dengan wajah dinginnya.

Sungguh ekspresi yang beragam, membuat Grey mau tak mau bertanya kejadian apa yang mereka alami sebelum datang menghadang dirinya dan Gilbert.

Gilbert menatap teman dan adiknya dengan dingin, sangat tidak menyukai sikap mereka yang datang di waktu yang tidak tepat, "Apa yang kalian lakukan disini?"

"Tentu saja ikut membantu." Teo menjawab dengan santai, tak peduli dengan kekesalan orang-orang disekitarnya.

"Kau tahu apa yang sedang kami lakukan?"

"Mencari adikmu kan,"

Gilbert menatap Richard. Membuat yang ditatap merinding dibuatnya, kemarin dia melihat saudaranya yang terlihat sangat sibuk membolak balik dokumen, mengadakan tiga kali pertemuan, hingga bekerja lembur sampai jam 12 malam. Ketika ditanya apa yang membuatnya mendadak sibuk.

Gilbert yang merasa hal tersebut tidak perlu ditutupi dari Richard menjelaskan secara singkat jika Grey menemukan petunjuk lain tentang Anna.

Hal tersebut tentu saja membuat Richard ingin ikut juga bersama mereka, namun Gilbert menolak tegas dengan alasan Richard datang hanya akan menghalangi mereka, semakin sedikit orang yang tahu semakin baik jadinya.

"mulutmu sangat licin."

Richard menelan ludahnya dengan susah payah, dia memang berniat mengikuti mereka secara diam-diam, tapi siapa yang menyangka Teo dan Kevin tiba-tiba muncul dan memaksa ikut.

"mereka yang memaksa." Richard menunjuk Kevin dan Teo untuk mengeluh, "mereka— Kevin akan meledakkan rumahku jika aku tak berbicara."

"Kau memiliki rumah lebih dari satu."

"Tetap saja aku tak bisa membiarkan rumahku diledakkan."

"Bodoh,"

"..." Grey yang sedari tadi menyimak. Label orang kaya memang sangat pas untuk mereka. Sedangkan Teo terlihat menikmati pertengkaran keduanya. Seakan bukan dialah penyebab pertengkaran tersebut.

"Saudara kau seperti tak mengenal duo bajingan ini saja. Dengan mereka berdua bergabung apa yang bisa aku lakukan!!" Richard menyerah, bisa dibilang dia hanya bisa bebas berkuasa jika ada saudaranya bersamanya, tapi jika saudaranya pergi mereka berdua akan menindasnya tanpa ampun!

Gilbert mendengus mendengar ucapan Richard. Kevin tersenyum miring sedangkan Teo dengan tidak ada rasa bersalahnya merangkul penuh tawa adik dari sahabatnya itu.

Teo terkekeh pelan, "Big bro lupakan saja, semua sudah terjadi. Kami sudah tahu, tidak perlu menutupinya lagi."

"Terserah kalian!" Gilbert segera meninggalkan mereka disusul oleh Grey yang sedari tadi diam mengamati.

Teo dan kevin juga mengikuti kedua pasangan itu dari belakang. Sedangkan Richard, laki-laki itu menghela nafas lega, Jika saudaranya sudah tidak bertanya lagi berati masalahnya sudah selesai.

Ketika melihat Gilbert dari jauh, Direktur bandara segera menyambut kedatangan mereka dengan hangat. "Hallo tuan Charles! Senang kau bisa berkunjung."

Gilbert mengangguk singkat.

Direktur tersenyum sopan, dengan sigap segera membimbing mereka menuju kantornya. Sepanjang jalan direktur tak lupa memperkenalkan semua keunggulan bandara. Keluarga Charles adalah investor tetap disini jadi dengan kedatangannya hari ini dia berfikir ini adalah kesempatan yang sangat bagus, siapa tahu jumlah investasi yang akan mereka terima bertambah di waktu berikutnya.

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang