"Lama sekali." Kevin yang bersandar didepan sebuah Jeep bewarna hitam melirik kedua orang yang baru saja datang dengan singkat lalu kembali menutup matanya kembali.
Mengabaikan keberadaan Sahabatnya Gilbert membawa gadis cantik dalam genggamannya untuk mencari tempat beristirahat atau hanya sekedar duduk.
Gilbert mendudukkan Grey di sebuah kursi yang terbuat dari kayu yang telah roboh. "Sebentar lagi gelap kau tidak perlu membantu dia lagi."
"Okey." Grey mengangguk patuh. Ia menyamankan duduknya lalu meletakkan leptopnya diatas pangkuannya. Lagi pula di tepi hutan seperti ini tidak akan ada yang namanya sofa atau bangku yang lebih baik.
Anggota militer yang ikut berjaga dan menunggu ditepi hutan memberi hormat singkat kepada Gilbert yang baru saja datang.
"Sudah berapa lama dia didalam?" Gilbert bertanya pada salah satu orang disana.
"Menjawab Tuan Charles, Kapten sudah didalam sejak pukul satu tadi."
"Bagus." Gilbert mengangguk dengan tenang kemudian memberi isyarat kepada orang tersebut untuk pergi.
Beberapa dari mereka melihat Grey penuh tanda tanya. Sangat jarang melihat perempuan diantara tiga sekawan itu. Setahu mereka Gilbert adalah raja tirani yang kejam, selain ibunya tidak akan ada perempuan yang akan berkeliaran disekitarnya. Lalu Kevin, walaupun wajahnya cukup tampan bisa dikatakan tidak akan ada yang akan mendekat ke ilmuan gila itu. Dan kapten mereka, walaupun dia dikenal dengan casanova, selama berada di kemiliteran dia tak pernah membawa atau hanya sekedar menyebut-nyebut tentang lawan jenis disana.
Dan sekarang, melihat seorang gadis cantik duduk dengan patuh disamping Gilbert mereka tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya didalam hati.
"Kau terlalu banyak mendapat kehormatan." Merasakan berbagai tatapan diarahkan kepadanya Grey berbisik pelan.
Gilbert balas menatap Grey dari samping tapi tidak kunjung membuka mulutnya untuk menjawab.
Secara alami Grey yang ditatap dengan cepat mengalihkan pandangannya kearah lain. "Apa?"
"Karna aku mampu."
Grey sedikit linglung, beberapa saat kemudian buru-buru mengangguk. Benar, kau memiliki kemampuan! Lagi pula dengan adanya Teo dan keluarganya dibelakang, Kevin maupun Gilbert akan bebas berkeliaran dimanapun sesuka hati mereka.
"Lalu Kenapa kita harus kesini?" Grey kembali bertanya, ia mengangkat kepalanya ketika melihat kevin berjalan kearah mereka lalu tersenyum kecil.
"Kau bilang jika itu Anna." Gilbert menjawab singkat.
Mendengarnya Grey menghela napas dengan sedikit tidak enak. Mereka terlalu berharap padanya, menggantung dirinya seolah-olah apa yang dikatakannya benar adanya.
"Tak masalah jika itu bukan dia. Kau masih punya banyak waktu. Selama kau berhasil menemukan adikku sesuatu yang tak kau bayangkan akan kau dapatkan." Merasakan suasana suram dari gadis di sebelahnya Gilbert kembali membuka mulutnya, berusaha menghibur walaupun kata yang diucapkannya tidak bisa dikatakan sebagai hiburan.
Grey membuka mulutnya berniat untuk membalas tapi beberapa saat kemudian ia menutup mulutnya kembali.
"Dan setelah semua ini aku sudah mempertimbangkan untuk tidak mengganggumu atau melakukan sesuatu yang buruk padamu—" Gilbert kembali berkata ketika melihat gadis itu masih sedikit linglung. "—aku bersungguh-sungguh."
"..." Grey diam tak membalas, entah kenapa mendadak sebuah pikiran konyol melintas di kepalanya.
Lihat siapa yang berbicara! Siapapun tidak akan percaya mendengar kata-kata penuh dengan omong kosong itu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Iam Not Thief
RandomKecelakaan konyol itu membuat ia berada di dunia yang hampir persis sama dengan dunia tempat ia tinggal dulu.