10

9.8K 1.2K 3
                                    

Grey melirik laki-laki yang mengikutinya di belakang, jika saja kehidupan kecilnya tidak terancam dia akan menendang raja iblis ini keluar apartemennya.

"Aku akan masuk kedalam ruang kerjaku, kau tunggu saja disini." Ujarnya setelah melihat Gilbert yang masih akan mengikuti dirinya sampai sejauh ini.

"Ingatlah siapa dirimu sekarang."

"Tapi bukankah sudah jelas didalam kontraknya jika aku hanya mau bekerja sendiri di dalam apartemen ku,"

"Aku bosnya."

"Lalu?"

Keduanya bertatapan didepan pintu ruang kerjanya, Grey masih merentangkan kedua tangannya, mencoba menghalangi Gilbert yang bersikeras untuk masuk.

"Kau berani membantah ku yang nyatanya adalah bosmu?"

"Tidak, maksudku—"

"Apakah aku harus mengingatkanmu seluruh isi perjanjian kita?"

Gilbert bersedekap dada, ada beberapa perjanjian diantar mereka, dan perjanjian terakhir adalah 'pihak A bebas melakukan apapun kepada pihak B selagi masih berkaitan dengan pekerjaan mereka.'

Grey membalas tatapan Gilbert kemudian buru-buru mengalihkan tatapannya kearah lain, setelahnya menghela nafas frustasi, apalagi yang bida dia lakukan sekarang selain kembali mengalah.

Tadi setelah mereka tiba di apartemen dia kira  Gilbert akan pulang ketempatnya. Namun dia tak menyangka jika iblis itu akan mengikutinya dengan alasan, 'ibuku menyuruh kita kembali saat makan malam, dan sekarang masih pukul 3 sore.' lalu ketika dia akan membantah Gilbert kembali menjawab dengan alasan lainnya 'aku akan mengawasimu, siapa yang tahu kau tidak melakukan pekerjaanmu dengan baik.' kemudian ketika ia berjanji akan melapor setiap satu jam bahkan setiap sepuluh menit Gilbert tetap saja kembali membalas, 'Kau bahkan tak menghubungiku sejak kau berjanji terakhir kali'

Dengan iblis yang sangat keras kepala ini, Grey kembali tak dapat membantah, apalagi jika dia sudah menggunakan kekuasannya untuk menekannya.

"Ini lebih seperti warnet dari pada ruang kerja." Suara Gilbert dari dalam sana membuat Grey kembali sadar. Ternyata  pria itu sudah masuk terlebih dahulu sejak Grey masih linglung diluar sana.

"Dari mana kau membeli leptop dan komputer sebanyak ini." Gilbert lanjut bertanya setelah melihat Grey masuk.

"Aku bekerja."

"Mencuri"

"Aku tak mencuri!"

"Meminjam?"

Grey tersedak air liurnya sendiri, tak menyangka mendengar kembali ejekan yang dilayangkan Gilbert padanya. Dia tahu dia salah sebelumnya, tapi bisakah Gilbert berhenti mengungkit hal memalukan tersebut!!

Dirinya sudah tidak mau lagi mengingat hal yang membuat dia dan Gilbert saling berhubungan seperti ini.

"Sungguh aku bekerja, aku tak ada lagi meminjam uang orang lain," Grey mengerucutkan bibirnya tapi tetap berusaha untuk membela diri walau momentumnya semakin melemah.

Gilbert tersenyum tipis melihatnya, dia baru kali ini bertemu dengan orang yang memiliki banyak ekspresi diwajahnya. Bagiamana suasana hatinya akan terlihat jelas di wajah cantik itu.

"Baiklah mari kita mulai,"

"Okey," Grey menarik kursinya untuk duduk didepan komputer, cukup senang karena Gilbert tidak membuka luka lamanya kembali.

Gilbert juga memilih diam, dia berdiri di samping Grey dengan mata yang terus menelisik wajah cantik yang tiba-tiba saja berubah menjadi serius ketika berhadapan dengan komputer. Sesekali penglihatannya teralihkan saat bagaimana jari ramping dan sangat halus itu menari diatas keyboard.

Iam Not ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang