Chapternya penuh narasi yaa😌🤭
.
.
.Sejak lahir ia dibesarkan di panti asuhan, dia lemah sering dinganggu, tiada hari untuk tidak menangis. Bahkan sampai-sampai penjaga Panti muak akan tangisannya, dan mulai mengacuhkannya.
Suatu ketika ketika dia kembali di ganggu tiba-tiba saja seorang anak perempuan dengan kuncir kudanya menolong dirinya, dengan mulut beracun dan kekutannya, gadis itu membanting dan membuat bocah nakal yang mengangguna balik menangis.
Dia Liana, gadis yang dikagumi seluruh anak-anak panti termasuk dirinya. Sejak saat itu dia selalu mengekor di belakang Liana, gadis itu baik, tersenyum sepanjang hari. Ketika dia bertanya kenapa menolongnya, gadis itu menjawab bahwa dia mirip dengan adik perempuannya yang telah meninggal.
Dia bahagia, jelas karna sejak ada Liana dia tak pernah dinganggu lagi.
Sampai ketika mereka berumur lima tahun, mereka bertemu dengan bocah gendut yang merupakan anak yang baru datang kepanti.
Awalnya dia dan Liana tak peduli, pasalnya ketika di dekati bocah gendut itu selalu melayangkan tatapan dinginnya pada mereka.
Liana memiliki harga diri yang tinggi, setelah penolakan pertama gadis itu membawa dirinya menjauhi bocah gendut itu.
Namun itu tak berlangsung lama ketika malam hari ia dan Liana yang biasanya menyelinap melihat keluar asrama hanya untuk melihat bintang bertemu dengan bocah gendut yang kebetulan juga disana.
Bocah itu menangis, tatapan dingin yang selalu dilayangkannya hilang digantikan dengan ratapan yang menyedihkan. Melihat keadaanya dia juga ikut menangis, bahkan Liana yang selalu kuat juga ikut menangis.
Pada Akhirnya sadar akan keberadaan mereka bocah itu lari menyembunyikan dirinya didalam kamar khusu laki-laki. Sayangnya ketika mereka berdua akan menyejar, salah satu penjaga panti yang sedang berpatroli menemukan mereka terlebih dahulu.
Keesokan harinya ia dan Liana melihat bocah gendut itu diganggu oleh anak nakal panti. Liana mengamuk bahkan ia yang biasanya hanya menonton juga ikut mengamuk, dengan mereka bertiga segerombolan anak nakal itu memilih kabur dan mengadu ke ibu panti.
Melihat betapa brutalnya gigitan dan pukulan Liana jelas saja kami yang harus disalahkan.
Anehnya setelah kejadian tersebut kami bertiga menjadi begitu dekat.
Bocah gendut itu bernama Ken, dia sangat cerdas untuk ukuran anak lima tahun. Beberapa Minggu bermain bersama, Ken mulai hangat, bocah itu sudah mulai tertawa dengan kelucuan yang ia dan Liana buat.
Semuanya tak berlangsung lama, tepat beberapa bulan setelahnya beberapa keluarga mengadopsi dia dan juga Ken. Pada awalnya dia bahagia, jelas karna sudah lama mereka ingin melihat dunia luar.
Namun mengingat dia yang akan dipisahkan dari Ken dan Liana ia menangis sejadi-jadinya. Ia ingin di adopsi keluar dari dinding yamg selalu mengurung mereka. Tapi jika harus berpisah dengan sahabatnya ia lebih baik memilih menetap disini seumur hidupnya.
Nyatanya Ken juga sama, bocah gendut itu memilih menolok orang tua adopsinya.
Lagi-lagi pengurus panti menyerah, dengan begitu ia dan Ken tidak jadi diadopsi. Bahkan Liana yang awalnya hanya pasrah menerima keadaan juga ikut bahagia.
Selanjutnya sampai mereka berumur delapan tahun mereka didatangi pria berseragam putih mengunjungi panti asuhan mereka. Pria itu menawari dia untuk ikut bersama mereka. Dia menolak, jelas karna dia Ken dan Liana sudah berjanji untuk bersama selamanya.
Nyatanya ia tak ditawari sendiri, Ken bahkan Liana yang dari dulu tidak pernah didatangi pengadopsi juga ikut di adopsi. Satu malam mereka diberi waktu berfikir. Lalu entah dari mana Ken mengajak mereka untuk menerima tawaran tersebut. Ini memang kesempatan langka, jika ada kesempatan untuk keluar dari panti bersama kenapa mereka harus menolak?

KAMU SEDANG MEMBACA
Iam Not Thief
AcakKecelakaan konyol itu membuat ia berada di dunia yang hampir persis sama dengan dunia tempat ia tinggal dulu.