02. Rumah camer

387 38 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca dan Selamat membaca^^

*****
Kabar mengenai Kanara dan Devan yang berpacaran telah tersebar di seantero sekolah.

Bahkan beberapa siswi tak segan menghina Kanara karena telah berani mengurangi populasi badboy jomblo di sekolah mereka.

"Na, sumpah gue nggak nyangka Kak Devan bakalan meng-klaim lo pacarnya dia di depan umum kayak tadi!" cerocos Adel.

"Aku juga nggak nyangka."

Kanara menyandarkan tubuhnya ke kursi lalu menghela nafas. "Aku takut Kak Devan cuma jadiin aku bahan taruhan doang."

"Nggak mungkin Na, gue yakin Kak Devan beneran cinta sama lo."

"Del, coba deh kamu pikir. Semua ini terjadi terlalu tiba-tiba. Terlebih lagi Kak Devan most wanted, kenapa tiba-tiba minta aku jadi pacarnya dia?" tanyanya. "Aku belum bisa percaya sepenuhnya Del."

"Na, Kak Devan orang yang lo suka sejak lo masuk ke sekolah ini. Terus lo mau sia-sia in kesempatan ini?"

"Aku...."

"Selamat siang anak-anak." Ucapan Kanara terpotong oleh Bu Inggit yang baru saja memasuki kelas.

"Siang, Bu!" balas seluruh penghuni kelas.

Berhubung Bu Inggit sudah masuk, Kanara tidak berniat meneruskan pembicaraannya bersama Adel.

"Hari ini saya hanya akan memberikan tugas. Buka di halaman 172, kerjakan soalnya lalu setelah itu kumpulkan di meja saya. Saya sedang ada kepentingan mendadak," jelas Bu Inggit panjang lebar.

Setelah Bu Inggit keluar kelas, seluruh siswa berteriak girang.

"Woi! Tugasnya nggak usah dikerjain woi!" teriak Dean, tukang onar di kelas. "Dari pada ngerjain tugas mending mabar ML sama gue yuk!"

Kanara heran, kenapa murid macam Dean bisa masuk ke kelas unggulan. Suka buat onar, tidak suka mengerjakan tugas, suka bolos, ah bisa dibilang dia badboy.

"Dean, jangan jadi provokator yang nggak benar!" Kanara berdiri sambil mengangkat penggarisnya dan memukul kan nya pada meja.

"Anjir Bu Boss marah!" pekik Dean sambil kembali duduk ke kursi nya. "Na, gue cuma becanda sumpah!"

"Woi lo semua! Kerjain tugasnya, kalo nggak gue penggal kepala lo pada satu-satu!" Dean kembali berteriak.

"Tuh kan Na, gu-gue udah nyuruh mereka ngerjain tugasnya," ucap Dean sambil tersenyum kikuk.

Kanara menatap Dean tajam lalu kembali duduk.

Dean yang melihat itu bergidik. "Kanara kalo marah nyeremin ya."

Refan -teman sebangku Dean- mengangguk. "Biasanya gitu. Orang pendiam marahnya emang nyeremin."

"Kalian ngomongin aku ya?" Kanara menatap Refan dan Dean tajam.

Refan menggeleng. "Nggak Na, mana berani kita ngomongin lo."

Kanara mendelik lalu kembali melanjutkan tugasnya.

Kanara yang biasanya fokus dalam belajar kini tidak lagi. Ia tidak bisa fokus pada pelajaran, otaknya masih belajar mencerna kejadian tiba-tiba itu.

"Kanara," panggil Lia, murid yang duduk di belakang Kanara.

Kanara menoleh. "Kenapa?"

"Nanti antar tugas ke ruangan nya Bu Inggit ya," ujar Lia.

Kanara berpikir sebentar lalu mengangguk. "Iya."

KANARA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang