22. Kanara in danger

228 30 5
                                    

Biasakan vote sebelum membaca dan selamat membaca:)

*****
Pagi ini Kanara akan kembali sekolah. Ia akan dijemput oleh Devan.

Kanara memasang bando kecil berwarna dusty di rambutnya lalu meraih tas yang berada di meja belajar.

Ia keluar kamar dan berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi Bunda," sapa Kanara riang.

"Pagi sayang," balas Kania sambil mengoleskan selai pada roti.

"Ayah nggak pulang?" tanya Kanara.

"Pulang, malem jam sebelas terus berangkat lagi tadi subuh," jawab Kania.

"Kok nggak pamit sama Kana ya?" tanya Kanara sambil meneguk susu.

"Mungkin Ayah pikir kamu masih tidur."

"Yaudah yuk sarapan. Yang banyak ya," ucap Kania.

Kanara mengangguk sambil tersenyum lalu memulai sarapan.

Setelah beberapa saat, akhirnya Kanara menyelesaikan sarapannya bertepatan dengan ponselnya berbunyi.

"Halo?"

"Gue di depan."

"Iya aku ke depan sekarang ya," tutup Kanara.

Kanara berdiri dan menyampirkan tasnya. "Bunda, Kana berangkat ya. Kak Devan udah di depan katanya."

Kania mengangguk. "Iya hati-hati ya."

Kanara mencium tangan Kania lalu berjalan keluar rumah.

Devan berdiri di depan mobilnya sambil bermain ponsel.

"Pagi Kak," sapa Kanara.

Devan menoleh dan memasukan ponselnya ke dalam saku celana. "Pagi."

"Kok mendung ya," gumam Kanara sambil mendongak menatap langit.

"Gue bawa mobil, nggak bakal kehujanan," balas Devan.

Devan membukakan pintu mobil untuk Kanara. "Masuk."

Kanara masuk ke dalam mobil lalu diikuti Devan di kursi kemudi.

"Kak," panggil Kanara.

Devan hanya menanggapi panggilan Kanara dengan gumaman kecil.

"Gerimis ya?" tanya Kanara.

"Terus kenapa?" Devan bertanya balik.

"Ngga gapapa aku gak jadi ngomong nya," cetus Kanara sambil menatap jendela, sebal dengan respon Devan.

Devan terkekeh pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka sampai di sekolah. Hujan yang tadinya butiran kecil kini berubah menjadi agak lebat.

"Gimana keluarnya?" tanya Kanara menatap hujan dari dalam mobil.

"Gue nggak ada payung," jawab Devan sambil melepas seatbelt.

"Tapi masa harus nunggu, sebentar lagi kelas bakalan dimulai," tutur Kanara sambil melirik jam tangan putih di tangan kirinya.

Jarak dari parkiran menuju koridor sekolah memang agak jauh.

Melihat Devan yang diam saja Kanara menepuk lengan cowok itu. "Jangan diem aja dong Kak, bantuin aku mikir."

"Lo mau tetep keluar?" tanya Devan.

"Iya lah, hujan nya udah agak reda sih," jawab Kanara.

Devan berdecak lalu tangannya terulur meraih sesuatu di kursi belakang mobil.

KANARA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang