06. Pengecut

223 34 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca dan Selamat membaca:)

*****
Kanara menatap was-was ke luar jendela mobil. Beberapa kali lelaki itu menerima bogeman dari lawannya.

Setelah beberapa menit ada terlihat beberapa warga menghampiri dan menghentikan perkelahian.

Para pemuda yang mengganggu Kanara tadi berhasil kabur.

Dengan cepat Kanara berlari menghampiri lelaki penolongnya itu.

"Ka-kamu nggak apa-apa 'kan?" tanya Kanara. "Apa perlu kita ke rumah sakit?"

Lelaki itu menatap Kanara datar. Apakah Kanara tidak melihat luka-luka di wajahnya?

"Masuk ke mobil," suruh lelaki itu yang sudah duluan berjalan meninggalkan Kanara.

Kanara berlari menuju mobil yang ia masuki tadi.

"Kak Reyhan nggak apa-apa 'kan?" tanya Kanara. Ya, yang menolong Kanara adalah Reyhan, teman Devan.

Reyhan menyandarkan tubuhnya ke kursi kemudi. Tubuhnya serasa remuk setelah berkelahi tadi.

"Maaf aku udah-"

"Lo nggak balik sama Devan?" tanya Reyhan.

Kanara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa?" tanya Reyhan lagi.

"Aku nggak tahu Kak Devan kemana dan ada dimana," jawab Kanara.

Reyhan menghela nafas. Gadis dihadapannya ini adalah juara umum, apakah ia lupa fungsi dari ponsel itu apa?

"Ya lo hubungin dia lah Ra," ujar Reyhan.

"Aku nggak punya nomor telepon Kak Devan," cicit Kanara.

Apa-apaan ini? Mereka kan pacaran, masa tidak punya nomor telepon pacarnya. Devan keterlaluan!

"Gue antar lo pulang." Reyhan memutar balik mobilnya menuju jalan raya.

Karena Reyhan tidak bertanya mengenai rumahnya, Kanara berinisiatif memberitahunya. "Rumah aku di Magnolia Residence nomor sebelas."

"Gue udah tahu," ucap Reyhan, keceplosan.

Kanara menyernyit. "Lho? Tahu dari mana?"

Reyhan gelagapan. Ia harus menjawab apa sekarang?

"Barusan 'kan lo kasih tahu, ja-jadi gue tahu!" jawab Reyhan.

Kanara hanya membulatkan mulutnya saat mendengar jawaban dari Reyhan.

Setelah sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai di depan rumah Kanara.

"Makasih ya Kak udah tolongin aku tadi," ujar Kanara sambil melepas seatbelt.

Reyhan mengangguk. "Sama-sama."

"Luka nya Kak Reyhan gimana? Mau diobatin dulu atau-"

"Gue langsung pulang," sela Reyhan.

Kanara bergumam tak enak. "Emang gapapa?"

"Gapapa."

Kanara mengangguk. "Sekali lagi makasih banyak Kak Reyhan, aku masuk dulu."

Setelah Kanara keluar dari mobil, Reyhan menatap kepergiannya.

"Suatu saat lo bakal nyesel udah ngelakuin ini sama cewek sebaik Kanara Dev."

Reyhan tersenyum geli saat melihat Kanara yang kesusahan membuka pintu gerbang. Tubuhnya yang mungil membuat ia harus mendorong sekuat tenaga pintu gerbang yang sangat tinggi itu.

KANARA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang