05. Penolong?

224 34 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca dan selamat membaca:)

*****
Devan dan Kanara telah sampai di sekolah. Devan membukakan pintu untuk Kanara.

Kanara keluar dari mobil Devan. Banyak tatapan tajam dan sinis dari kaum wanita yang Kanara dapatkan.

"Gak usah dilihat," ujar Devan menarik tangan Kanara menuju koridor.

Kanara menurut saja. Sepanjang perjalanan ia menunduk dan menulikan pendengaran. Ia tidak ingin mendengar ocehan-ocehan siswi yang menghina nya.

"Se gak pantas itu ya aku buat Kak Devan?" tanya Kanara mendongak.

Devan menghentikan langkahnya lalu menunduk menatap Kanara. "Gak perlu dengerin kata orang."

"Lanjut jalan, bentar lagi bel masuk." Devan kembali menarik tangan Kanara.

Sesampainya di depan kelas Kanara, Devan melepaskan tangannya. "Masuk sana, gak usah dengerin orang bilang apa."

Setelah mengatakan itu, Devan hendak kembali berjalan namun tangannya ditahan Kanara.

"Apa lagi Na?"

"Aku boleh minta nomor handphone Kak Devan?" tanya Kanara ragu.

"Ntar aja, gue buru-buru." Devan melepaskan tangan Kanara lalu berjalan kembali.

Kanara mendengus. Apa-apaan ini? Pelit sekali Devan.

Kanara berjalan memasuki kelas dan duduk di samping Adel.

"Ciee... Berangkat bareng Kak Devan," goda Adel.

"Apaan sih," cetus Kanara sambil menenggelamkan wajahnya ke meja.

Melihat itu, Adel mengerutkan keningnya. "Kenapa lo?"

"Pacaran sama Kak Devan nggak seindah yang aku bayangin," ujar Kanara.

"Maksud lo?" Adel bertanya tak paham.

Kanara menggeleng. "Gitu deh."

"Gitu gimana?" tanya Adel penasaran.

"Sikap Kak Devan itu gampang berubah. Kadang baik, kadang cuek, kadang manis, kadang dingin."

"Lo 'kan tahu Kak Devan ke cewek emang dingin," ujar Adel.

Kanara mengangguk berusaha memaklumi sifat Devan.

"Sabar aja Na. Yang penting, Kak Devan udah jadi pacar lo sekarang." Adel menepuk pundak sang sahabat.

"Kemarin aku diajak ke rumah Kak Devan," tutur Kanara.

Adel membulatkan matanya. Baru sehari pacaran sudah diajak ke rumah camer? Ia yang pacaran hampir setahun saja belum diajak ke rumah camer!

"Kok bisa sih lo diajak ke rumah Kak Devan? Kok gue nggak diajak ke rumah nya Sean?" tanya Adel.

Kanara menggeleng. "Aku juga nggak tahu. Mungkin Sean belum mau ngenalin kamu ke orang tua nya dia."

"Fiks lo nggak perlu ragu sama Kak Devan. Kalau Kak Devan udah bawa lo ke rumah nya, artinya dia emang serius sama lo," ujar Adel. "Kok gue iri sih Na!"

Kanara terkekeh. "Aku do'ain pulang sekolah Sean ajak kamu ke rumahnya."

"Aamiin, Ra. Aamiin banget," sahut Adel.

"Lo tahu nggak Na? Berdo'a supaya Sean jadi jodoh gue itu Aamiin gue yang paling serius tahu." Adel menaik turunkan alisnya.

"Bucin nya kambuh," cibir Kanara sambil menyalakan ponselnya.

KANARA StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang