Chapter 26 | Kecupan

1 2 2
                                    

Aku berharap bahwa kau mencintaiku seperti halnya kemarin, aku tak akan melepaskan lagi tangan ini.

-BTS :: HEARTBEAT-

•••

Setelah pulang dari kafe Nathan mampir sebentar kerumah Asren, berniat untuk memberi tahu apa yang Rayna katakan tadi. Sesampainya didepan rumah Asren, Nathan melihat Asren yang sama suntuknya seperti Rayna juga adiknya yang terus menceraminya.

"Sren, lo putus?"
Tanya Nathan langsung pada inti.

"Nah dia nih bang pacar baru kak Rayna,"
Ucap Irena menunjuk Nathan, Asren menatap Nathan tajam.
Bukan salah Nathan jika Rayna mengadi-ngadi seperti itu, Rayna adalah tipekal yang terlihat  mudah melupakan seseorang namun kenyataannya tidak.

"Lo nikung gue?"
Sergah Asren cepat.

"Emang mau?"
Tanya Nathan sembari mendudukan bokongnya dikursi depan rumah Asren.

"Ya engga,"
Ucap Asren, dia menghela napas panjang sesekali bermuka memelas kepada Nathan memberi kode bahwa dia butuh bantuan.

"Lo tau ga?"
Tanya Nathan pada Asren.

"Ga lah, orang lo belum kasih tau,"
Ucap Asren sembari membuang muka kesal.

"Tadi Rayna ngasih tau gue, katanya lo minta putus karena katanya dia masih mengengam masalalu,"
Nathan menatap Asren, Asren sendiri bingung dimana dia mendapatkan unek-unek seperti itu.

"Terus gue mesti gimana? Gue juga ga tau kenapa mulut gue ngomong kayak gitu."
Keluh Asren seraya membuka ponselnya, nomornya masih diblokir oleh Rayna. Menyedihkan sekali.

"Waktu di kafe dia juga bilang, kesan pertama dia liat lo main piano sama kek dia liat Edgar dulu,"
Lanjut Nathan, dia menatap Asren meminta apakah dia ingin mendengarkan atau tidak, Asren mengangguk pelan.

"Padahal main pianonya jagoan gue, kenapa Rayna maunya sama lo,"
Kini Nathan yang galau, bagaimana bisa Asren dengan wajah pas-pasan seperti itu bisa mendapatkan Rayna.

"Emm mungkin waktu itu kak Rayna buta,"
Ucap Irena asal yang langsung mendapatkan pelototan dari Nathan dan Asren.

"Rayna ngomong gitu doang?"
Tanya Asren lagi, dia benar-benar menyesal berbicara seperti itu tadi.

"Emm dia emang ngaku perasaan dia ke Edgar bener-bener ad--"
Ucapan Nathan terpotong dengan keluhan Asren.

"Dengerin gue dulu asu,"
Maki Nathan pada Asren yang kini sudah menyandarkan kepalanya dipintu utama.

"Sante broo,"
Ucap Rico yang entah sejak kapan sudah berapa disamping Nathan.

"Sialan sejak kapan lo disitu!?"
Rico menyonor kepala Nathan, mulutnya benar-benar tidak bisa menahan umpatan. Saat Rico hendak menjawab, Nathan sudah terlebih dulu bercerita.

"Rayna juga bilang, perasaan dia ke Edgar perlahan ilang, saat ketemu, nyesek tau ga Ren gue dengernya kalo lo ga mau bareng lagi, buat gue aja yaaaa,"

"Seriusan lo Rayna ngomong gitu?"
Ucap Asren sumringah dia berdiri dari posisinya lalu bergoyang-goyang tidak jelas.

"Seseneng itu lo bang?, bisa aja kak Rayna ga mau terima lo lagi, tadi pas gue ketemu di halte aja dia kek kesel banget gitu sama gue. Dan mungkin dia bisa bebasin si Edgar itu, terus mulai dari awal lagi."
Ucapan Irena membuat Asren kembali terduduk, Asren insecure.

"Ga mungkin sih Rayna dengan mudah bebasin Edgar,"
Ucap Nathan, memang benar Rayna bukan orang yang mudah memaafkan orang lain, apapun yang dilakukannya kepada orang lain dia juga harus merasakannya.

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang