Chapter 15 | Penjelasan

10 2 2
                                    

Tatapannya masih sama, sangat mempesona, dan senyumannya itu, senyuman yang pernah hadir untuk mewarnai hidupku yang kini sirna digantikan oleh orang lain.

Selamat membaca cerita Beautiful Goodbye

•••

Jesslyn ingat betul bagaimana Asren menatap Rayna, tersenyum kearahnya, kenapa Rayna begitu jahat kepadanya?, Jesslyn mengingat masa-masa bersama Asren setiap pelukan sentuhan begitu membuat hati Jesslyn bahagia, namun mengapa kebahagian itu hanya sementara?

Jesslyn kembali menangis, sampai kapan ia akan seperti ini, menangisi seseorang yang sudah tak mengengamnya?, perlahan ekor matanya melirik ke arah pintu, ada yang datang.

"Keluar!"
Gadis yang baru saja dia tampar, memasuki kamar tanpa izin.

"Gue perlu perjelas sesuatu,"

"APA?!"
Jesslyn bangkit dari duduknya, menatap Rayna dan kembali berbicara.

"Lo mau jelasin apa?, udah jelas-jelas lo nipu gue Na!"

"Gue ga nipu lo!"

"Terus apa?!"
Belum sempat Rayna berbicara Jesslyn sudah kembali berbicara.
"Gue tanya sekali lagi, lo cewe yang lagi enak sama Asren, iya?"

"Stop!, stop judged me!"
Rayna menatap Jesslyn tajam, kesal yang dia rasakan saat ini, tidak tahu apa-apa tiba-tiba dituduh ini dan itu menyebalkan.

"Gue ga ngehakimi lo!, itu kenyataan lo udah nipu gue, lo nyuruh gue move on Karena lo suka kan sama Asren?!"

"Jess-"

"Sebelumnya lo udah kenal Asren kan, jawab Na!"
Jesslyn kembali menangis beban dihatinya begitu membuatnya selemah ini.

"Gue ga pernah ngerebut Asren dari lo, tugas gue cuma ngasih saran, Stop berpikiran bodoh, buka mata jangan cuma ngeluh hamba Tuhan bukan lo aja jangan bersikap seenaknya!"
Muak dengan semua yang diucapkan oleh Rayna, perlahan Jesslyn menatap Rayna tajam dan mendorongnya keluar.

"Pergi!"

"Jesslyn!"
Jesslyn mendorong Rayna keluar dari rumahnya, dia menatap Asren yang sibuk berbincang dengan saudara lelakinya.

"Pergi!"
Rayna merasa sedang dipermalukan sekarang, dia kacau sekali hari ini, berniat memberi pejelaskan yang signifikan malah dipermalukan didepan dua cowok ini.

"Sans dong Jess,"
Asren menatap Jesslyn tak suka, bukan merasa jijik namun Asren merasa perasaan Jesslyn kepadanya terlalu berlebihan, sebelumnya Asren berharap Jesslyn mampu memperbaiki kesalahannya namun tidak.

"Ada apa Jess,"
Edgar lelaki dengan mata biru, itu bertanya kepada Jesslyn.

"See, cewe yang dulu sering ngejar-ngejar lo."
Edgar menatap cewek disampingnya bergitu pula Rayna, sekali lagi Rayna terpelonjak kaget jantungnya berdegup gila, menatap lelaki dengan netra biru.

"Ohh hey, long time no see, hmm miss you,"
Lelaki itu memeluk Rayna menyandarkan kepalanya dibahu Rayna, aroma parfumnya membuat Rayna pening, aroma yang dulu pernah menjalar ke rongga hidungnya.

Asren melotot menatap adegan tak senonoh didepannya, sedangkan Jesslyn biasa saja tentu dia tahu bagaimana perasaan Edgar, dia pergi saat perasaannya sudah berubah, dramatis sekali bukan?

Jesslyn menarik Rayna dari pelukan Edgar, lalu menamparnya lagi, dan detik itu juga Rayna ingin memutilasi tangan jesslyn.

"Jess lo Apa-apaan sih,"
Asren menarik Rayna dan berpamitan pulang, dia muak dengan tingkah seenaknya Jesslyn.

•••

Dalam perjalanan Asren diam saja membiarkan Rayna menangis dibelakangnya, entah menangis karena apa, Asren tidak memperdulikannya dia merasa bukan apa-apa saat lelaki tidak dikenal itu dengan senang hati memeluknya.

Bukan rumah utama dan kompleks yang Rayna tempati, Asren membawanya kedanau. Menarik Rayna untuk duduk dibangku depan danau.
"Asren gue mau pulang,"
Asren menyentuh pipi Rayna yang penuh dengan air mata, Asren dapat mengerti bagaimana perasaan Rayna, mungkin yang baru saja dia temui adalah sesorang yang berarti dimasa lalu.

"Gue obatin dulu luka lo, baru kita balik,"
Asren tersenyum dan sesekali menghapus air mata Rayna yang berjatuhan. Rayna seakan hidup kembali satu kenangan muncul diotaknya.

"Kakak obatin dulu lukanya biar ga infeksi,"

"Jangan nangis, nanti kakak traktir esrim dua ribu,"

Rayna menatap Asren sedikit menyunggingkan senyum, lalu menghentikan aktifitas Asren yang sedang mengobati lukanya, menatapnya dan berakhir memeluknya dengan erat, perlahan pula air matanya jatuh, tangisnya kian menyayat hati.

"Dia cinta pertama gue,"
Begitukah, Asren hanya tersenyum dan membalas pelukan Rayna, harinya begitu melelahkan entah itu raganya, jiwanya, atau hatinya.

•••

Asren menatap adiknya yang sudah berdiri didepan pintu, menatapnya dengan tatapan tajam, rumahnya terlihat sepi kemana Alesha.
"HEH JAMET JAM BERAPA INII, NGAPEL GA TAHU WAKTU LO YEE, GUE TELFON GA DI ANGKAT!"

Irena menarik Asren masuk kerumah, Nicholas yang baru saja selesai sholat isya', menatap Asren yang masih memakai seragam SMA.
"Loh baru pulang kamu?"

"Udah dari tadi tapi ngapel dulu, yekan ngaku ga lo!"
Irena terus menatap Asren tajam.

"Paan sih lo, bayi ikut campur,"

"APA BAYI?, GUE UDAH 14 TAHUN WOII,"

"BISA GA SIH GA USAH NGEGAS!, GA TAU ORANG LAGI POTEK JUGAA!"

"HALAHH INTERNASIONAL PLAYBOY KOK POTEK,"

"GA USAH SOK TAU LO!"

"EMANG GITU, LO GA TERIMA?"

"STOP, kalian berdua ini berisik banget, Asren mandi sana terus sholat isya', Irena siapakan makan malam,"
Kuping Nicholas sudah sakit mendengar perdebatan absurd dari dua anaknya.

"Ih Ayah apaan sih,"
Irena masih kesal dengan Asren, dia yang awalnya ingin titip cake stowberi saat Asren dalam perjalanan pulang, namun satu pesan atau panggilan yang dia lakukan tidak di terima oleh sang pemilik ponsel, tentu ke asikan apel dengan pacar barunya.

"Irenaa!"
Irena kembali ke dapur dengan perasaan sebal bukan cake yang dia dapatkan malah teguran dari sang Ayah, dan kali ini Asren yang bersorak senang atas Ayahnya yang telah menyelamatkannya dari malapetaka.

•••

Halo kembali lagi dengan saya, udah cuma mau ngomong gitu.

Terimakasih telah membaca cerita Beautiful
Goodbye

With love,
Starla Cinta a.k.a istri sah Park Ji Min^^

Jangan lupa follow instagram rynmhrni_

             

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang