Chapter 2 | Kencan?

14 3 3
                                    

Bahkan lo lebih jelek dibanding sama monyet sekalipun.

•••

Setelah pulang sekolah Rayna buru-buru menuju kafe, ada yang ingin ia temui. Lelaki itu duduk dimeja paling pojok, ia menatap Rayna yang semakin mendekat, lelaki itu tersenyum.

"Kamu Rayna?"
Rayna hanya mengganguk dan tersenyum simpul kearah lelaki itu.

"Namaku Akbar,"
Ucap Akbar sembari menjabatkan tangannya.

"Gue udah tau, lo kan yang kemaren ngechat gue?"
Akbar tersenyum canggung, benar kemarin lelaki itu mengirimnya pesan dan tentunya berkenalan apalagi jika bukan basa-basi.

"Permisi Mas Mbak, ini pesanannya sudah datang."
Ucap pelayan, dia membawa satu porsi Lobster, bola mata Rayna membola jelas saja dia alergi Lobster ia akan gatal-gatal dan kulitnya akan kemerahan, lebih parah lagi matanya juga akan ikutan bengkak.

"Makanan kesukaan aku seafood,"
Lelaki itu mengulurkan sendok yang sudah berisi seafood dan nasinya, Rayna bergidik ngeri menatap sendok yang sudah mendekati bibirnya, dengan cepat Rayna menghindar sebelum musibah datang menghampirinya.

"Lo ga ada akhlak, Gue alergi seafood!"
Namun lelaki itu seakan tuli ia malah terkekeh dan menganggap bahwa Rayna tengah bercanda padahal sudah Jelas-jelas wajahnya pucat pasi. Sudah seharusnya pengemar Rayna tahu apa yang dia suka dan tidak, namun berbeda dengan lelaki ini, ia hanya memikirkan dirinya sendiri, bodoh.

"Aaaaaak,"
Ucap lelaki itu ia tetap bersikeras menyodorkan sendok kemulut Rayna.

Brakk.

Lelaki itu menatap Rayna yang sudah berdiri, Rayna menatap Akbar dengan sorot mata tajam membunuh, tangan Akbar meraih tangan Rayna dan meminta maaf soal seafood tadi.

"Aku kira kamu tadi bohong,"
Akbar tertawa dia memang tampan namun Rayna sudah membencinya.

"Kamu cantik,"
Ucap Akbar, ingin rasanya Rayna menyobek mulut lelaki ini, sudah jelaskan dia wanita tentu saja cantik.

"Lo juga jelek dibanding sama monyet sekalipun"
Ucap Rayna ia menyiram Jus lemon ke kepala Akbar. Lalu pergi meninggalkan kafe.

•••

Jesslyn menatap ramen dan tersenyum selanjutnya menangis, serapuh itukah dia?. Jesslyn mengingat setiap detik ia bersama Asren dimana kencan pertamanya dengan lelaki itu. Tepat hari ulang tahunnya Asren menyatakan cinta kepada Jesslyn yang pada akhirnya putus mendekati univesary mereka, indah sekali. Jesslyn tak sepenuhnya tahu mengapa lelaki itu tiba-tiba meninggalkannya.

"Besok-besok ga usah beli ramen kalo cuma dilihatin doang, buang-buang uang aja kamu,"
Ucap Laras, Mami Jesslyn. Laras prihatin menatap anaknya, tubuhnya kurus seperti mayat hidup, kantung matanya sangat terlihat, dia tidak boleh mati sebelum sarjana itulah impian Laras.

"Uang Mami masih banyak juga,"
Ucap Jesslyn, masih mengaduk-aduk isi ramen itu, Jesslyn berharap Asren berada dimangkuknya dan mengatakan ini Prank sayang, bucinnya sudah tak tertolong.

"Kasihani dong cacing-cacing diperutmu itu, mereka udah ga dikasih makan berapa hari aja coba?"
Jesslyn hanya mendengarkan omelan sang Mami.

"Kemaren udah aku kasih makan,"

"Apa Ramen?, minggu lalu kamu makan ramen, kemarin makan ramen, dan sekarang ramen ga bosen kamu?"
Laras sudah kehabisan kesabaran anaknya tetap tidak mendengarkannya.

"Ramen berpengaruh besar buat hidup Jesslyn tante,"
Semua mata tertuju ke sumber suara, Rayna berjalan sembari membawa satu kantong plastik besar. Ia duduk di samping Jesslyn yang sendang menikmati ramen, ah ralat menatap ramen.

"Gue bawain Asren buat lo,"
Mata Jesslyn berbinar ia menarik kantong plastik yang tadi dibawa Rayna, namun isinya hanya tiga ramen instan, empat mie instan indomie, dua susu strowberi, dan satu coklat cadbury, tentu saja Jesslyn bertanya-tanya dimana Asren?.

Rayna tertawa menatap wajah Jesslyn yang langsung murung kembali, ia mendorong tubuh Jesslyn, hampir saja terjatuh kalau Rayna tak menarik lengan kurus itu kembali.

"Makan yang banyak bi"
Rayna takut kalau seandainya Jesslyn terjatuh dan mati, pasti Jesslyn akan menghantuinya dan membunuhnya balik.

"Lo kira gue babi apa "

"Sans oke,"
Ucap Rayna sembari menuju dapur untuk memasak mie, ya dia lapar sekali, saat kencan tadi Rayna benar-benar tidak makan satu sendok pun karena hanya menu seafood yang di sajikan.

Setelah selesai ia kembai dan memakan indomienya tanpa membagi ke Jesslyn yang sebentar lagi akan menjadi fosil karena tidak makan.

"Lo ga kangen sama temen SMA? "
Rayna sudah menghabiskan mienya sejak 30 detik yang lalu.

"Ga ada sesuatu yang lebih berharga selain Asren,"
Rayna jengah dengan nama yang terus disebut sahabatnya ini, setampan apa dia? Seistimewa apa dia?, ya benar Tuhan hanya menciptakan satu Asren, kenapa Jesslyn tidak inisiatif untuk mengopy Asren saja?.

"Jess, Jess, lo punya sesuatu yang lebih berharga dari dia,"
Ucap Rayna ia serius mengatakan ini tak ada raut wajah jenakanya, raut wajah menyebalkannya, dan ini benar-benar serius.

"Diri lo sendiri, lo ga pernah bersyukur, lo masih punya kita yang bakal ngedukung lo, lo juga punya keluarga yang sayang sama lo, dan itu melebihi semua yang Asren beri buat lo, berhenti sad, gataukan lo, mungkin dia sekarang lagi enak sama cewek lain,"
Jesslyn tersentuh sekaligus ambigu dengan kata-kata Rayna.

"Jangan suudzon Na,"
Tentu pembelaan terhadap mantan.

"Siapa tau,"

" Intinya sekarang lo promise bakal ngelupain dia, oke!?"
Rayna menunjukan jari kelingkingnya dan tersenyum lalu disambut kelingking Jesslyn, senyum hangat Jesslyn yang Rayna rindukan, bukan muka yang terus murung seperti tadi.

"Tadi lo kencan?"
Ya jesslyn sudah membaik ia mau makan sekarang, tak perlu berlarut-larut jika bersedih secukupnya saja.

"Ya, dia ga cocok sama gue, dan gue tetap siram dia pake air kek biasa,"
Jawab Rayna bangga.

"balas dendam nih?"
Rayna mengedipkan matanya dua kali, tentu saja tidak tahu maksud Jesslyn.

"Naa gue ada film bagus mau nonton?"
Jesslyn mengalihkan pembicaraannya, bukan waktu yang tepat jika harus kembali mengenang masalalu.

•••

Hii👋, apa kabar kalian baikkah? Baik dong. Aku disini mau ngejelasin Chapter sebelumnya simak baik-baik jangan biak biak, oke ga lucu:).

Kalo misalnya penjelasannya terlalu berbelit-belit kek sinetron indonesia yang ga abis-abis episodenya bisa skip aja oke:), dan yang ga peduli dan cuek sama hubungan AsrenJesslyn kalian bisa Skip oke? Okelah^^.

Nah kemaren ada yang nanya loh Asren yang mutusin kok malah minta maaf?, dia tu Simpatinya gede banget, dan dia bakalan tau resiko mutusin Jesslyn, salah satunya Jeslsyn terpuruk dan ga mau buka hati lagi, nah dia ga mau itu terjadi tapi mau gimana? Orang Asren juga udah bosen, makanya dia putus. Nah kenapa ga sama-sama aja? Karena ini adalah jalan ninjaku, haha ga lah, oke back to question Asren tu bukan tipe kasihan terus bertahan bukan, itu mah gue kasihan terus bertahan awokawok:v, Asren bakalan putus kalo emang udah ga sejalan lagi, ga searah lagi, ga setujuan lagi, tapi kalo dia bertahan hatinya ga mau, sama aja dua-duanya rugi, si Jesslyn cinta banget dan si Asren enggak itu ngerugiin banget, kalo Jesslyn dia buang-buang kuota Cinta cuma buat orang ya ga cinta balik sama dia, Asren dia buang-buang waktu buat ngeladeni Jesslyn, rugi bangettt, manusia harus memiliki sifat simbiosis, saling menguntungkan, udah segitu aja kalian mudeng apa mumet?.

Kenapa ga aku tulis dichapter masalah mereka? ini cerita Rayna bukan jesslyn, Jesslyn itu fizi cuma penambah cerita, Males ngetiknya:(, panjang banget aku ngejelasinnya😂.

Udah ah ga mutu banget gue.

Sampai bertemu senin depan:)).

Terimakasih telah membaca cerita Beautiful Goodbye

With love,
Starla Cinta a.k.a istri sah Park Ji Min^^

Jangan lupa follow instagram rynmhrni_

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang