Chapter 6 | Siapa Dia?

10 2 0
                                    

Rayna tidak pernah menyalahkan masalalunya, namun mengapa ia harus datang diwaktu yang tidak tepat?.

•••

Rayna keluar dari kafe dengan tubuh yang masih gemetar ia menelfon Pak Herman untuk segera menjemputnya namun hanya suara operator yang membalas panggilan. Rayna menengok kanan kiri jalan tak ada satupun taksi yang lewat hingga akhirnya ia menemukan lelaki mantel biru, sudah jelas bahwa lelaki itu Asren, Rayna berjalan kakinya seakan tak bisa mengimbangi tubuhnya, bibirnya gemetar hanya ingin mengucap nama Asren.

"Anterin gue,"
Asren menatap netra Rayna ketakutan yang terlihat dinetra itu. 

"Gue mm minta ttt tolongg,"
Asren tetap diam menatap netra coklat milik Rayna, Asren juga merasakan tuhuh Rayna bergetar hebat.

"Lo kenapa sih Na?, dikejar dekolektor? "
Asren berusaha membuat Rayna tertawa namun pecuma saja jokes nya benar-benar jayus.

"Tolongggg"
Hingga akhirnya Asren mempersilahkan Rayna untuk naik dimotor beatnya.

"Kita kemana? "

"Pulang. "

"Alamat lo"
Rayna menyebutkan alamat rumahnya dan Asren segera melajukan motornya, di perjalanan pun Rayna tak banya bicara, sangat berbeda saat disekolah. Rayna hanya menangis tak berbicara apapun.

"Lo bisa sandaran di punggung gue, lepasin semuanya disitu,"
Rayna tak mengiyakan permintaan lelaki itu ia tetap menangis.

"Lo kenapa si Na? "
Lagi-lagi tak ada jawaban dari Rayna gadis itu tetap diam membisu. Hingga akhirnya sampai didepan Gang kompleks Rayna, komplek dengan deretan rumah mewah ini.

"Gue turun disini aja,"
Ucap Rayna, ia turun dan mengucapkan terimakasih kepada Asren.

"Makasih."
Rayna berjalan masuk ke gang rumah mewah itu, belum satu langkah berjalan tangan Rayna sudah ditahan oleh Asren.

"Gue anterin sampe depan rumah, nanti lo jalan sambil nangis gini dikira orang gila. Ayo"
Rayna menggeleng ajakan Asren, lalu berkata, "Udah deket rumahnya, lo bisa pulang sekarang sekali lagi makasih." setelah itu rayna pergi.

"Nonna kenapa?, kok mata nonna sembab gitu? "
Tanya pelayan dirumah Rayna, namun sang lawan bicara tetap enggan untuk memberitau apa yang terjadi.

Rayna berjalan memasuki kamarnya ia duduk di sofa yang berada didepan kasurnya, rayna mengambil bingaki foto masa kecilnya disana terlihat lelaki merangkul gadis kecil, lelaki itu memakai jubah wisuda masa SMP dia tersenyum manis sekali.

•••

Asren menutup pintu kamar mandi, ia habis mandi dan bersiap untuk makan malam, namun satu hal yang membuat Asren merenung, mengapa tadi Rayna begitu ketakuta?.

"Aneh banget,"
Guman Asren

"Bang makan."
Adik perempuannya membuka pintu dan menyuruh Asren untuk segera makan, Asren mengganguk ia bergegas makan, memberi makan para cacing yang sedari tadi sudah meronta-ronta.

"Tumben Ayah pulang cepet."
Asren duduk ia menatap ayahnya yang sedang memakan nastar buatan bunda.

"Loh kan emang biasanya pulang jam segini." ketololan Asren tidak akan pernah hilang hingga mati nanti.

"Heran gue bang, begonya lo sampe meresep ke tulang-tulang."

"Iri bilang,"

"Ihh jijik banget iri sama lo."

"Anjayy mabarr,"

"Risi banget ngeladeni orang kek lo hii,"
Irena bergidig ngeri menatap Asren.

"Ga cape kalian ribut mulu?"
Tanya Nicholas.

"Cape sih yah, tapi si kutu ini berisik banget,"
Jawab Irena menatap Asren santai.

"LO NYAMAIN GUE KEK KUTU HUH?"
Ngegas seperti biasa.

"Oh ngerasa ya."

"Mau jadi sam--mpmm."
Mulut Asren sudah disubal lalapan, agar berhenti berbicara. Dapat dilihat wajah Asren berubah menjadi masam.

•••

Ga tau meh ngasih unek-unek apa ke kalian:((

Terimakasih telah membaca cerita Beautiful Goodbye

With love,
Starla Cinta a.k.a istri sah Park Ji Min^^

Jangan lupa follow instagram rynmhrni_

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang