Chapter 27 | Lulus

1 2 2
                                    

You make me cry, make me smile, make me feel that love is true, you always stand by my side, i don't want to say goodbye.

•••

Dengan kondisi Ellish yang menurun, mereka terpaksa mengoperasinya agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tiffani yang sedari tadi cemas akan kondisi Ellish ini hanya bisa menghela napas sembari berbolak-balik.

"Bagaimana dengan Rayna?"
Ucap Tiffani dia benar-benar cemas dengan kondisi ibunya saat ini.

"Penerbangannya akan kita percepat besok malam."
Ucap Thomas.

"Kenapa ga sekarang aja, kamu ga liat gimana kondisi mama?"

"Tiffani, ini waktu yang selalu Rayna inginkan, setelah hasil kelulusan diumumkan dia akan bergegas pergi ke Paris."
Thomas memegangi bahu istrinya, memcoba menenangkan kecemasan.

"Tapi gimana kalo.."
Ucapan Tiffani mengantung, dan tentu Thomas tahu apa yang istrinya ini pikirkan, dia menarik tubuh ringkihnya lalu memeluk erat tubuh sang istri.

Yang Tiffani takutkan adalah Rayna tidak bisa menemui neneknya untuk terakhir kali, dengan kondisi Ellish yang memprihatinkan seperti ini. Dari dulu saat mereka memutuskan untuk pindah ke Paris, Ellish tidak pernah bertemu dengan Rayna, karena Rayna tidak menyukai sesuatu yang asing baginya namun berkat Mike dia mampu menyesuaikan diri tapi sejak kematiannya dia enggan meninggalkan tempat dimana kakaknya meninggal.
Ya dia terus beranggapan bahwa dirinyalah penyebab meninggalnya Mike, hingga saat ini.

"Mama selalu bilang, dia ga minta apapun yang dia mau cuma Rayna, dan kamu tahu sendiri dia ga mau kesini kalo bukan Mike yang bujuk dia,"
Tiffani duduk ditaman dengan Thomas yang menggenggam tangannya.

"Dan itu gaakan mungkin, karena Mike udah ga ada, bahkan aku sebagai ibunya ga deket sama dia. Aku ngerasa jadi ibu yang buruk Thom,"
Isakan Tiffani membuat hati Thomas tergores, dia memeluk istrinya erat seraya mengelus surai coklat Tiffani.

"Kamu hebat Ti, kamu udah ngelahirin anak-anak yang sama sehebatnya seperti kamu."
Ucap Thomas menenangkan sang istri.

Thomas ingat bagaimana saat pertama mereka dipertemukan dengan tradisi keluarga mereka, ya dijodohkan, kebanyak orang  mengatakan pernikahan yang dijodohkan tidak akan bertahan lama namun tidak untuk kedua pasangan ini, mereka sangat bersyukur karena dipertemukan tanpa perlu mencari.

Pukul 22.56 operasi berhasil diselesaikan, dengan hasil yang menyenangkan tidak ada masalah sama sekali, akhirnya Tiffani bisa bernapas lega.

Dia bisa melihat Ellish tertidur nyenyak di kamar pasien, perjuangan ibunya demi menunggu sang cucu benar-benar sudah terbayarkan hingga menunggu besok malam mereka akan segera bersama.

Tiffani menghampiri Thomas, dia meminta untuk memberitahu Rayna bahwa neneknya telah berhasil dioperasi.

"Rayna,"
Ucap Thomas, dia meletakan ponselnya di telinga menunggu Rayna berbicara.

"Iya, gimana operasinya?"
Tanya Rayna disebrang sana, dia terlihat sama cemasnya seperti Tiffani tadi.

"Berjalan lancar, dan kamu akan terbang ke Paris be--"
Ucapan Thomas terpotong.

"Jadi aku ga perlu ke Paris,"
Kini Rayna terlihat lebih tenang.

"Grandmere menunggumu!, sudah berapa tahun kamu tidak menjenguknya. Apakah kamu pantas disebut sebagai seorang cucu?!"
Suara Thomas meninggi, Tiffani memintanya untuk tenang saat memberitahu Sang anak.

"Kalo aku ga mau, apa Papa bakal usir aku?"
Satu alasan Rayna tidak mau pergi ke Paris, dia tidak bisa menjenguk Mike, dia berpisah dengan Mike, dia tidak bisa melihat makam Mike.

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang