Chapter 12 | Pingsan

6 2 0
                                    

Aku benci dimana keadaan memaksaku harus tetap tegar padahal aku rapuh-Haluanku

•••

Rayna menatap ruanganya yang mirip rumah sakit, dia menatap lengannya yang sudah dipasang infus.
"Akhirnya lo sadar, bikin gue khawatif aja."
Asren mengembungkan pipinya, lucu. Rayna hanya tersenyum sekilas dan dibantu Asren untuk duduk. Rayna kembali mengingat kejadian yang baru saja menimpanya.

"Mike."
Rayna menatap lurus, tatapannya kosong.

"Na?"
Asren duduk disamping Rayna, menatap wajah sembab itu, tatapannya masih kosong tidak membalas tatapan Asren.

"Lo mimisan,"
Asren tak menemukan tisu di saku hoddienya. Asren menutup hidung rayna berusaha menghentikan pendarahan. Pandangan Rayna perlahan buyar, namun suara yang tetap berputar dikepalanya tak hilang.

"NAAAA, SUSTERR!"

Selang beberapa menit Rayna terbangun dan kembali menatap Asren, begitupula dengan Asren.
"Ohiya, tadi gue udah Telpon nyokap bokap lo tadinya mereka mau kesini tapi gue larang,"

Dahi Rayna berkerut
"Kenapa?"

"Ya gue bilang, gapapa kok tante Raynanya udah baikan, lagipula kita kesini cuma piknik bukan berobat, gitu."
Rayna ingin memukul Asren namun kondisinya saat ini sedang tidak mendukung, harus dia apakan Asren?.

"Lo ga ngotak ya kalo ngomong,"

"Sebagai cowok terganteng di Starhigh gue itu harus bersikap baik."

"Bersikap baik untu lo, lo boongin orangtua gue woi!"

"Gue jadi heran lo sakit beneran apa pura-pura?"
Tangan Asren menyentuh dahi Rayna.

"Guee tau lo pura-pura yaa biar gue ada teruss disamping loo, uwuwu imut banget sih calon pacar,"
Asren mengacak rambut Rayna sambil tersemyum manis.

"Risi banget sih lo ihh,"

"Lo masih sakit udah Ngebacot aja ye, karna gue ga mau mereka khawatir Na, secarakan mereka juga mau jadi orangtua gue juga,"
Asren mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis.

"Lo ngomong muter-muter gue ga ngerti goblok,"

"Or--"

"Nona sudah siuman?"
Kedua makhluk hidup itu menatap seseorang yang baru saja masuk, Rayna tetap lempeng dan Asren yang sudah tersenyum menyambut lelaki itu.

"Nona-nona najiss banget si lo, tinggal panggil nama juga."
Arsen merangkul lelaki yang baru saja masuk.

"Sok akrab banget lo, dia siapa?"
Rayna menatap lelaki yang dirangkul Asren.

"Dia anaknya sopir lo begoo, sadar dong sadar."
Rayna hanya beroh ria menanggapi Asren.
"Nama saya Surya Maulana."
Asren tertawa terbahak-bahak entah menertawakan apa.

"Nama lo lucu sumpahaaaha, oya haha lo kok formal banget ngomongnya?"
Asren menatap Surya dan berjalan kearah Rayna lalu merangkulnya dengan tawa yang tak bisa berhenti, belum mendapat jawaban, seseorang sudah masuk.

"NAAAA, GILAA LO MASUK RUMAH SAKIT BENERAN?"
Tidak biasanya Lovyra toa seperti ini, Rayna kembali kebentuk semula dengan tertawa tidak beraturan.

"Haha khawatir lo?"
Asren menatap Lovyra gadis blesteran kanada itu. Benar Asren pernah bertemu dengannya waktu hangout bersama Jesslyn, tentu saja Rayna tak ikut waktu itu.

"Yang lain mana?"
Rayna tampak menunggu seseorang dibalik pintu.

"No one cares about you!"
Perkataan Lovyra barusan begitu menohok perasaan Rayna. hanya Lovyra yang datang ke rumah sakit yang lain?, tentu saja mendengarkan lelaki bajingan itu.

Beautiful Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang