25

1.9K 127 0
                                    

Kilian duduk di kursi yang mengarah ke kolam di lobby hotel. Dia menunggu Fernando dengan gelisah. Fernando masih bersiap-siap ketika dia meninggalkan kamar hotel mereka. Tapi kegelisahannya bukan disebabkan oleh ketidaksabarannya menunggu Fernando, melainkan pertemuannya dengan Regina di lift. Ada yang aneh dari gadis itu, yaitu aroma tubuhnya. Bagaimana Regina bisa memiliki aroma segar daun dan rumput, jika dia hanya seorang manusia, dan bukan kaum the half seperti dirinya, atau salah satu dari kaum outsider atau insider. Kilian memperhatikan Regina yang sedang bercengkrama dengan ketiga orang temannya. Gadis cantik itu merupakan tipe gadis yang periang. Bersama temannya, dia selalu terlihat tersenyum dan tertawa gembira. Tidak mungkin jika dia adalah kaum the half. Sikap cerianya terlalu mencolok, tidak menggambarkan kaum the half atau the whole yang selalu misterius karena tidak dapat menonjolkan diri.

"Sedang liat apa kamu?" suara Fernando mengagetkan Kilian. Pemuda itu segera berdiri menyambut Fernando. Fernando membuang pandangannya dan melihat empat orang gadis yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Apakah kamu sedang mengamati mereka?" tanya Fernando. Kilian menggeleng cepat. "Sepertinya kamu mulai tertarik dengan gadis-gadis dari Asia." Kilian membantah, tapi Fernando justru tertawa.

"Jangan salah menduga," kata Kilian berusaha menepis kecurigaan Fernando.

"Baiklah," sahut Fernando. Lalu dia mengajak Kilian pergi. Mereka memulai mengeksplorasi negara tersebut dengan menapakkan kaki di jalan Orchard Road. Jalan Orchard merupakan pusat retail dan hiburan di Singapura. Para wisatawan yang berkunjung ke negeri Paman Lee ini selalu menyempatkan diri menelusuri jalan satu arah tersebut.

Orchard Road artinya jalan kebun buah. Nama Orchard Road diambil dari perkebunan merica, pala dan buah-buahan di pertengahan tahun 1800-an. Kawasan Orchard Road atau biasa disebut Orchard dimulai dari persimpangan dengan Jalan Orange Grove ke arah tenggara melintasi Jalan Scotts atau simpang Paterson Hill, Stasiun MRT Orchard, Jalan Bideford, Stasiun MRT Somerset, Central Expressway, Stasiun MRT Dhoby Ghaut dan berakhir pada simpang Jalan Handy sampai ke Jalan Bras Basah. Di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak bangunan landmark moderen, lampu – lampu jalan, kotak tanaman, tempat bunga, ruang hijau dan tentu saja pejalan kaki. Suasana di malam hari tampak sangat semarak dengan lampu-lampu, baik lampu jalanan maupun dari gedung-gedungnya yang menampilkan berbagai keindahan warna.

Fernando dan Kilian berjalan santai menyusuri Orchard Road. Mereka bergabung dengan berbagai macam orang dari berbagai warna kulit yang membentuk dua arus berlawanan. Dari depan Ion Mall mereka berjalan sambil mengobrol sesekali mereka berhenti sambil menikmati suasana atau sekedar memperhatikan gedung yang ada.

"Di sini dulunya merupakan tempat pemakaman orang Tionghoa," ujar Fernando saat mereka berdiri di depan Ngee Ann City.

"Tepatnya di tahun 1846," sahut Kilian. "Tapi satu abad kemudian semua pemakaman itu dipindahkan."

"Kapan itu tepatnya?"

"1984."

"Apa kamu tahu kejadian yang baru-baru ini terjadi di sini, di daerah ini?" tanya Fernando. Mereka kembali menyusuri Orchard Road.

"Banjir, begitu maksud Papa?" Kilian berhenti sejenak.

"Ada apa?" tanya Fernando.

"Tahun 1984 di sini juga pernah tejadi banjir. Tapi yang lebih parah dari itu terjadi tiga tahun yang lalu. Aku sempat melihat beritanya di internet."

Mereka kembali berjalan. Kali ini pembicaraan mereka sudah meluas ke soal makanan. Sebab Kilian menyukai kuliner dan Fernando bercita-cita mendirikan sebuah restaurant masakan Timor di negara itu.

THE HALF-BLOOD BOY (Book 1 - Kilian Humphrey Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang