Kilian tiba di Ruteng, Manggarai, Flores, dengan pesawat sewaan. Penerbangan yang penuh ketegangan baginya, terbayar dengan kegembiraan yang besar begitu dia menginjakkan kaki di tanah pulau Flores, pulau yang pernah dikunjungi ibunya di masa muda dulu.
Nama pulau Flores berasal dari bahasa Portugis, 'Copa de Flores' yang berarti tanjung Bunga. Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Flores sendiri mempunyai nama asli yaitu Nusa Nipa yang artinya Pulau Ular.
Pulau yang memiliki luas sekitar 14,300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten. Kabupaten Flores Timur yang beribu kota Larantuka berada di ujung timur dan sementara Kabupaten Manggarai Barat dengan ibu kota Labuan Bajo berada di ujung barat.
Flores memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Sejumlah gunung berapi aktif yang ada di pulau ini telah membuat wilayah ini cukup subur untuk lahan pertanian. Keindahan alam berupa laut dan pegunungan ataupun budaya tentang Flores juga menarik perhatian Kilian. Ketika kecil, ibunya pernah bercerita tentang pulau yang menyimpan beberapa keajaiban alam seperti seperti hewan kadal purba dan danau tiga warna yang selalu berganti-ganti warna. Rasa ingin tahunya akhirnya muncul ketika dia menjalani upacara adat Tieng Hang. Dahaganya tentang Flores akan terpenuhi dengan kedatangannya di pulau itu. Pernikahannya telah membuka jalan baginya untuk bisa menapakkan kakinya di pulau tersebut.
Ada banyak tempat yang ingin dikunjungi Kilian, seperti Pulau Komodo yang telah resmi menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia; gunung Kelimutu di Kabupaten Ende yang memiliki danau kawah tiga warna merupakan keajaiban alam tiada dua; hamparan padang sabana di Nagekeo dan Ngada; serta lembah pegunungan di Ruteng menghadirkan pemandangan alam yang memesona dan Liang Bua yang berada di lembah pedalaman Ruteng adalah tempat penemuan fosil manusia pendek purba atau hobbit telah mengukuhkan Flores sebagai tempat kehidupan sejak ribuan tahun lalu.
Dari bandara, Kilian dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju kota Borong, Manggarai timur melalui jalan darat. Tiga pria berkulit sawo matang mengantar mereka dengan sebuah mobil Opel Blezer. Dari Fernando, Kilian mengetahui mereka adalah anggota kerabat Markus. Mereka sangat ramah dan suka sekali mengumbar senyum – ciri khas orang Indonesia, murah senyum. Salah seorang dari mereka mengobrol dengan Fernando. Pria itu sibuk menjelaskan perkembangan Flores terutama di daerahnya Maumere – Sikka. Sambil menyimak pembicaraan Fernando dan pria bernama Kamilus itu, Kilian menikmati pemandangan di luar. Dia melihat keasrian alam dan kesederhaan hidup orang-orang di sana.
Suku bangsa di Flores merupakan perpaduan Melayu, Melanesia dan Portugis. Perpaduan unik ini menghadirkan keberagaman karya seni dan budaya yang tercermin dari banyaknya tradisi dan upacara adat. Selain itu, salah satu kekayaan budaya Flores terlihat dari beraneka pola tenun ikat yang kini mulai dilirik dunia mode.
Pulau Flores memang menyimpan berbagai kekayaan, namun, pada kenyataannya, di balik keelokkannya, Pulau Flores senantiasa tenggelam dalam ketertinggalan. Walau banyak tokoh cendikiawan lahir dari Flores, tapi semangat untuk membangun daerah untuk mengangkat harkat dan martabat kampung halaman mereka masih tergolong kecil.
Setelah menempuh perjalanan yang mengesankan selama dua jam, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, kota Borong. Termasuk dalam wilayah Flores bagian barat, Borong yang merupakan ibukota kabupaten Manggarai Timur, adalah kota kecil yang sedang berusaha mengembangkan diri seperti kota Ruteng di Manggarai dan Labuan Bajo di Manggarai Timur. Namun dibanding kedua kota tersebut, Borong tidak terlalu popular dan masih tertinggal dibandingkan dua kota di wilayah Flores barat tersebut.
Flores bagian barat memiliki luas wilayah sebesar 7.136,04 km2 dan mencakup wilayah tiga kabupaten, yakni Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Wilayah ini terdiri dari daratan barat pulau Flores dan pulau-pulau sekitarnya, seperti pulau Komodo, Rinca, Mules, Longos, serta 40 buah pulau kecil lainnya. Topografinya bergunung-gunung dan tidak ada daratan yang luas sehingga mengakibatkan stuktur kemiringan tanahnya bervariasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HALF-BLOOD BOY (Book 1 - Kilian Humphrey Series)
AbenteuerKetika meninggalkan Amerika dan kembali ke Indonesia demi wasiat terakhir ayahnya, Kilian Humphrey, pemuda berusia tujuh belas tahun, berharap mendapatkan perlindungan dari seorang gadis bernama Regina Seda. Kilian diberkahi tiga hal: tampan, cerd...