Lisa mengerjapkan matanya saat dering alarm di ponselnya berdering keras. Gadis itu lantas mengambil benda persegi itu dan menekan opsi berhenti. Beberapa saat dia hanya menarik nafas dalam dan melamun menatap langit-langit kamarnya, hingga suara dengkuran halus membuatnya menoleh. Sehun masih tertidur pulas. Gadis itu tersenyum tipis dan mengubah posisinya menghadap Sehun.
Ingatannya tentang bagaimana Sehun meminta kesempatan untuk membuktikan jika dia pantas menjadi laki-laki yang layak dicintai olehnya, membuat dadanya berdebar.
Baiklah, Lisa akan membuat pernyataan; bahwa dirinya sudah lama mengagumi Sehun. Dulu saat Lisa masih menjadi trainee, dia banyak menonton dance sunbae-nya dari grup lain, termasuk Sehun. Saat itulah dia mengagumi Sehun. Kenyataan jika Sehun adalah tetangganya membuat Lisa beribu kali lebih bersemangat. Ditambah lagi dia bisa dekat dengan ibu Sehun karna ibunya berteman baik dengan nyonya Ooh.
Suatu ketika, untuk pertama kalinya Lisa bisa melihat Sehun secara langsung. Waktu itu dia sangat bersyukur karna berada di rumah Sehun untuk membawakan bubur buatan ibunya karna nyonya Ooh sedang sakit. Lisa ingin menjerit tapi tidak mungkin dia lakukan. Apalagi saat Sehun mengajaknya menikmati ramen buatan pemuda itu. Rasanya hatinya akan meledak.
"Kau tinggal sendiri di Seoul?" Tanya Sehun tanpa mengalihkan tatapannya dari ramen yang tengah dia masak.
"Aku tinggal dengan ibuku, walaupun sesekali dia harus pulang." Jawab Lisa apa adanya, tatapan matanya terkunci pada Sehun. Sungguh menawan, batinnya.
"Makanlah!" Sehun menyimpan semangkuk ramen panas dihadapannya. Pemuda itu juga mengambilkannya segelas air dan kimchi.
"Ramen sangat cocok dengan cola."
Ada raut sedikit terkejut ketika Lisa mengatakannya, namun kemudian pemuda itu tertawa cukup keras.
"Baiklah, aku juga suka ide itu." Sehun kembali bangkit dan mengambil botol cola ukuran besar, kemudian menuangkannya untuk Lisa.
Lisa langsung menyantap ramen buatan Sehun dengan lahap.
"Bagaimana rasanya?"
Lisa mengangkat wajahnya dan menatap Sehun polos, rasanya pipinya terbakar saat menyadari jika tatapan Sehun sedikit berlebihan padanya. Oh, ayolah ini kebiasaan buruk, kenapa Lisa selalu sepercaya diri begini. Mungkin tatapan Sehun memang begitu, dasar.
"N-ne," Lisa mengangguk kaku.
"Boleh kutanya sesuatu?" Tanya Sehun kembali, Lisa yang sedang mengunyah ramennya mengangguk.
"Kau bukan asli Korea?"
"Ne, aku dari Thailand."
"Woaa, pengucapan Korea-mu sangat bagus."
"Ah, khamshahamnida." Lisa berusaha untuk tidak bersorak kegirangan karna dipuji Sehun, dia berusaha tersenyum tipis.
"Kau kursus bahasa?" Tanya Sehun lagi.
Ternyata Sehun ingin tau banyak dan ternyata banyak berbicara, batin Lisa.
"Aku menonton banyak drama korea."
"Wah, kau membuatku iri karna bisa belajar dari hal-hal sepele begitu."
Lisa tersenyum geli, dia meneguk gelas yang berisi cola tadi. "Belajar lebih mudah jika kita menyukainya, iya 'kan?"
Sehun menatap Lisa agak lama, membuat Lisa salah tingkah. Kemudian pemuda itu mengangguk tanda setuju pada pertanyaan Lisa, "kau benar. Seperti aku belajar dance, rasanya tidak ada beban karna aku menyukainya." Sehun tersenyum dengan tatapan kosong ke arah lain, "ah, apa posisimu di grup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME NOW
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan menunggu sampai kau menerima dan membalas perasaanku." -Sehun