"Apa yang terjadi?" Sehun bertanya setelah mereka terdiam cukup lama. Pemuda itu menatap Lisa dari samping, tampak rapuh dimatanya.
Sehun dan Lisa kini duduk bersampingan. Mereka duduk di pasir putih tanpa alas, menatap kosong anak perempuan yang tertawa bahagia karna bermain pasir."Aku tidak sebaik yang kau kira." Ujar Lisa. "Aku benar-benar berniat mengugurkan janinku dulu."
Sehun terdiam. Masih menatap Lisa dalam.
"Tapi seseorang mengatakan sesuatu yang merubah semua niatku." Lisa menunduk, menatap kosong ujung kakinya.
"Seseorang?"
Lisa mengangguk, "Minseok sunbaenim." Lisa mengalihkan tatapannya pada Sehun. Mata mereka bertemu.
"Minseok hyung?" Tanya Sehun dengan nada tidak percaya.
"Ne." Lisa mengiyakan, "dia bilang setelah kehilangan ibuku, jangan sampai aku menyesal kehilanganmu juga."
Kedua alis Sehun hampir menyatu, dia tidak mengerti apa maksud Lisa.
"Saat aku berubah pikiran, aku ingin sekali datang kepadamu. Tapi— kau terlanjur mendaftar militer. Aku takut kedatanganku membuatmu membatalkan itu semua, aku tidak ingin merepotkanmu."
"Yak!—" Sehun memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat, "kenapa — apa yang kau pikirkan Lalisa? Aku bisa wajib militer setelah kau melahirkan— kau—" Sehun kehabisan kata-katanya. Bagaimana bisa Lisa menanggung ini semua karna takut merepotkannya. "Aku adalah ayah dari bayi itu, kenapa kau sampai berpikir takut merepotkanku? Astaga..." Sehun menjambak rambutnya frustasi.
"Mian... mungkin sebenarnya karna aku juga terlalu mementingkan harga diriku dahulu. Ya— kau juga tau aku bagimana."
Sehun membuang nafasnya kasar, "buanglah sifat itu! Itu sangat menyebalkan." Ucap Sehun sarkas.
Mereka kembali terdiam cukup lama. Keduanya masih memperhatikan seorang anak perempuan yang bermain pasir tidak jauh dari tempat mereka berdua duduk.
"Apa— kau baik-baik saja?"
Lisa mengalihkan tatapannya lagi hingga tatapan mereka kembali bertemu.
Gadis itu mengangguk, "aku ditemani daddy disini, dia juga yang merawat Elisa disini saat aku di Korea."
"Elisa?" Sehun mengernyitkan dahinya tanda tidak mengerti.
"Anak itu..." Lisa tersenyum menatap anak perempuannya, "namanya Elisa." Jeda sebentar, "Elisa Galenia."
Air mata Sehun tiba-tiba meluncur, "dia— benar-benar anak kita?" Sehun menangis. Hatinya sangat bahagia, tapi matanya juga tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata.
Lisa merangkul pundak Sehun. Mereka berdua saling memeluk. Sangat erat. Kerinduan, penyesalan dan kebahagiaan bercampur jadi satu
"Mian..." ujar Sehun masih memeluk Lisa, "mian karna tidak berada disampingmu saat kau mengandung dan mengurus anak kita. Jebal... mianhe." Sehun semakin erat memeluk Lisa. Mengelus rambut gadis itu lembut.
"Aku minta maaf." Lisa ikut menangis sesenggukan. Gadis itu merasa dadanya lega dan seolah beban dipundaknya lenyap entah kemana.
"Jebal... mianhe."
"Mom?"
Pelukan mereka berdua terlepas saat gadis kecil itu berdiri di depan mereka dengan raut wajah yang bingung. Mungkin bingung karna ibunya menangis.
"Are you okay, mom's?"
"Kemarilah!" Lisa merentangkan tanggannya. Anak itu menurut dan duduk di pangkuan Lisa menghadap Sehun.
"Sayang, ini daddy." Lisa meraih tangan Sehun untuk di genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME NOW
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan menunggu sampai kau menerima dan membalas perasaanku." -Sehun