Sudah satu minggu setelah kejadian dimana Sehun mengetahui jika dirinya mempunyai kekasih, pemuda itu tidak pernah lagi tidur di kamar, melainkan di sofa. Semula Lisa merasa bahagia walaupun tidak ada yang mengajaknya mengobrol sebelum tidur. Alhasil Lisa selalu menelfon BamBam, walaupun kadang tidak bisa karna kesibukan pemuda itu. Tapi lama-lama dia merasa kesepian karna Sehun tidak pernah menyapanya kecuali menyuruhnya makan. Lisa juga yang mulanya berani ketus, nyalinya menciut kala melihat Sehun berwajah dingin.
Suara decitan pintu membuat Lisa terbuyarkan dari lamunannya.
Itu Sehun.
Pemuda itu hanya membuka sedikit pintu dan setelah bisa melihat Lisa pemuda itu memberikan isyarat dengan telunjuknya yang menunjuk arah dapur. Mungkin kurang lebih artinya "ayo makan!"Lisa menurut dengan bangkit dari duduknya dan mengikuti Sehun menuju meja makan.
Gadis itu duduk dengan tidak nyaman. Seperti biasanya, Sehun masih saja bersikap dingin dan terlihat seperti hanya dia yang berada disini, Lisa hanya bayang-bayang semu.
"Kau sakit?" Tanya Lisa hati-hati.
"Ani." Jawab Sehun acuh sambil mengoleskan mentega ke roti.
"Lalu?" Tanya Lisa lagi.
Gerakan tangan Sehun berhenti mengolesi roti, lalu tatapan matanya menatap tepat pada manik mana Lisa, dalam dan tajam.
Lisa yang ditatap seperti itu malah berdehem tak nyaman dan meneguk susu hangatnya, namun menyemburkannya beberapa detik setelah cairan berwarna coklat itu berada di dalam mulutnya.
"Aishhh..." katanya dengan jengkel sambil menyeka sisa-sisa susu yang gagal ditelan, "kenapa ini panas sekali?"
Sehun hanya melirik Lisa sekilas lalu kembali sibuk dengan sarapannya.
Gadis itu menatap Sehun tajam dan kesal, kenapa dia tidak khawatir seperti biasanya?
"Yak!"
Sehun menyantap makanannya sambil bermain ponsel.
"Yak!"
Masih tidak ada tanggapan dari Sehun.
"Yak! Ooh Sehun!" Suara Lisa cukup tinggi hingga membuat Sehun menyimpan rotinya dengan kasar.
"Apa yang kau inginkan, huh?" Tanya Sehun sekuat tenaga menahan amarah.
"Mari bercerai."
Sehun terdiam beberapa saat, detik berikutnya dia berdiri bersamaan dengan gerakan tangannya mengambil jaket yang tadi dia simpan disamping tempat duduknya.
"Bicara pada ibumu! Jika dia setuju, mari bercerai."
Kini giliran Lisa yang kehabisan kata-kata, gadis itu sangat lelah akhir-akhir ini, ditambah lagi sifat Sehun yang membuatnya bingung dan menjengkelkan. Gadis itu berjalan cepat menyusul langkah Sehun, beberapa langkah lagi Sehun membuka pintu untuk keluar, Lisa menarik tangan pemuda itu sekuat tenaga.
Berhasil.
Sehun berbalik dan kini menatapnya dengan tatapan jengkel? Entahlah.
"Kenapa kau patuh pada ibuku? Apa yang membuatmu mengorbankan hidupmu untuk menikah dengan wanita sepertiku? Huh? Katakan Sehun!"
"Berhenti membahas sesuatu yang tidak ingin kujawab!"
Sehun berbalik hendak keluar lagi, namun lagi-lagi tangannya dicekal oleh Lisa.
"Kenapa selalu menghindari pertanyaan itu? Apa kau dan ibuku menyembunyikan sesuatu?"
"Berhenti, Lalisa!" Sehun membuang nafasnya perlahan, sekuat tenaga tidak membentak Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME NOW
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan menunggu sampai kau menerima dan membalas perasaanku." -Sehun