Setelah kejadian tadi, dimana Sehun hampir kehilangan kendali, pasangan suami-istri itu tidak mengatakan apapun. Mereka makan dalam keheningan. Baik Sehun dan juga Lisa sama-sama merasa canggung. Pipi keduanya tak henti-hentinya merona saat tak sengaja saling melirik atau mengambil lauk yang sama bersamaan.
Bagaimana jika adegan mereka berlanjut? Oh, ayolah, membayangkannya saja sudah cukup membuat jantung keduanya nyaris lompat dari tempatnya.
Sehun berdehem dan meneguk air, bukti bahwa pemuda itu menyelesaikan makannya. Dia melirik Lisa yang masih menyantap makanannya dengan kaku.
"Eomma menyuruh kita untuk menginap beberapa hari, bagaimana menurutmu?"
"Huh?" Lisa mengangkat wajahnya dan saat pandangannya tak sengaja bertemu dengan pandangan Sehun, dia langsung mengalihkan tatapannya dengan cepat, "baiklah." Katanya sambil meneguk air putih banyak-banyak.
"Baiklah, kita berangkat satu jam dari sekarang." Kata Sehun. Pemuda itu lantas membereskan meja makan.
"Biar aku saja." Lisa mengambil piring bekas Sehun makan dari tangan pemuda itu.
Sehun tentu terkejut bukan kepalang. Beberapa bulan menikah, baru kali ini Lisa mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Walaupun hal kecil, namun cukup membuat Sehun terheran-heran.
Sehun tidak berbicara apa-apa. Pemuda itu masih mematung bahkan saat Lisa mulai mencuci perabotan bekas mereka makan tadi.
Ada apa dengannya? Batin Sehun.
"Kau ingin membawa pakaian mana saja?"
Sehun terkejut saat mendapat pertanyaan itu dari Lisa. Gadis itu tengah mengelap tangannya dengan tissu.
"Huh?" Sehun mengalihkan tatapanya dari Lisa, "bajuku banyak di rumah ibu, kau saja yang bawa kebutuhanmu."
Lisa mengangguk singkat kemudian gadis itu berjalan kearah kamarnya. Sementara Sehun masih saja berdiri seperti patung.
Dia menyentuh dada kirinya, "kenapa dia terlihat seperti seorang istri yang sesungguhnya?" Gumamnya pada diri sendiri.Sekitar setengah jam Sehun menunggu Lisa bersiap, pemuda itu lantas mematikan televisi yang menampilkan acara berita sore yang tengah di tontonnya. Sehun mengambil alih tas yang dipegang oleh Lisa. Walaupun mulanya tampak terkejut, Lisa tidak mengatakan apapun kecuali mengikuti langkah Sehun dari belakang.
Tidak ada pembicaraan bahkan sampai di dalam mobil. Hanya alunan musik yang mengalun diantara kesunyian.
"Kita tidak bisa tidur terpisah di rumah eomma, kuharap kau bersabar sebentar." Sehun membuka pembicaraan setelah sekitar setengah jam berkendara.
"Tidak masalah." Jawab Lisa ringan.
"Sungguh?" Tanya Sehun tak percaya.
"Kenapa kau terkejut? Sejak menikah aku tidak pernah mengatakan tidak ingin tidur bersama, aku hanya mengatakan untuk tidak melewati batas—" ucapan Lisa terhenti saat ingatannya kembali pada kejadian tadi sore.
Lisa berdehem sebentar, "kau yang menjauhiku dengan tidur di sofa dan tidak berbicara padaku beberapa hari." Keluh Lisa."Kau sudah mempunyai kekasih, kau kira aku akan nyaman tidur bersamamu saat mengetahui kebenarannya—"
Lisa memotong dengan cepat, "kau ini—" Lisa langsung menutup mulutnya rapat-rapat, "sudahlah, lupakan saja!" Jawabnya lalu tatapannya fokus pada sesuatu dari luar kaca mobil, entah apa itu.
Tidak ada lagi pembicaraan setelah itu. Mereka berdua sama-sama bingung untuk berbicara apa.
Sesampainya di rumah orang tua Sehun, Lisa langsung masuk tanpa menunggu Sehun dahulu. Gadis itu langsung disambut hangat oleh ibu mertuanya. Rumah terasa hangat karna kakak iparnya datang bersama istri dan bayi mereka yang baru berusia empat bulan. Walaupun tidak nyaman, Lisa mencoba berbaur dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME NOW
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan menunggu sampai kau menerima dan membalas perasaanku." -Sehun