Lisa mengatur nafasnya yang terengah-engah. Gadis itu mengelap keringat menggunakan handuk kecil yang selalu dia bawa setiap latihan. Lisa duduk di lantai untuk meluruskan kakinya dan menatap ujung sepatunya. Kadang kita gak harus memikirkan atau membayangkan apapun untuk melamun. Lisa juga begitu. Kini dia sedang tidak memikirkan apapun apalagi membayangkan sesuatu, dia hanya nyaman menatap ujung sepatunya dan enggan mengalihkan tatapannya dari sana.
Lisa agak terkejut saat benda dingin mengenai pipinya —mungkin karna terlalu larut hingga pikirannya menjadi kosong— lalu tersenyum saat melihat itu adalah Sehun. Pemuda itu memberikan satu botol air mineral dingin padanya, Lisa menerima dan meneguknya dengan cepat.
"Hati-hati! Kau bisa tersedak." Sehun memperingati.
Dadanya berdebar. Lagi. Lisa hanya membalas dengan senyuman.
Ini adalah latihan ketiga mereka sebagai persiapan untuk tampil dalam acara penghargaan musik. Tidak sulit membangun chemistry antara keduanya, mungkin karna mereka pernah bersama sebelumnya.
Lisa dan Sehun berlatih setiap dua hari sekali, kadang Sehun berlatih di kantor YG kadang juga di kantor SM.
Lisa tampak bersemangat akhir-akhir ini. Gadis itu terlihat sangat baik setiap harinya. Mungkin karna bertemu Sehun memberinya energi? Entahlah yang pasti gadis itu senang bukan kepalang.
"Bagaimana kabar, daddy?"
Lisa tersadar dari lamunannya dan menatap Sehun sekilas, "ah, daddy baik-baik saja."
"Aku ingin sekali menanyakan hal itu padanya langsung," Sehun tersenyum tipis, "tapi tidak bisa."
"Wae? Bertanya saja, daddy pasti senang."
"Begitukah?"
Lisa mengangguk yakin, "mungkin aku sangat terlambat, tapi— bagaimana kabarmu?"
Sehun menatap Lisa dengan tatapan tak percaya, atau mungkin tidak menduga dengan apa yang Lisa lontarkan barusan.
"Ah, aku— tidak selalu baik, tapi tidak buruk." Sehun tersenyum tulus.
Lisa memalingkan pandangannya dari Sehun, cara pemuda itu menatap dan tersenyum padanya, masih sama seperti dulu, seperti— menatapnya dengan penuh cinta. Lisa tidak tau arti tatapan itu apa.
Lisa mengangguk terpatah, "syukurlah."
Mereka terdiam cukup lama. Hanya duduk saling bersebelahan dan larut dalam pikiran masing-masing. Keadaannya memang selalu seperti ini setiap latihan bersama. Hanya sesekali berbincang lalu terjebak dalam keheningan. Chemistry mereka hanya terjalin lewat tarian, selain dari itu mereka sama-sama kikuk tak tau harus berbuat atau sekerdar mencari topik pembicaraan yang seperti apa.
Getaran panggilan masuk membuat keduanya sama-sama terkejut, lalu saling lirik sekilas dan sama-sama meraih ponsel di saku masing-masing.
"Itu panggilanmu." Ujar Lisa saat melihat bahwa tidak ada telfon yang masuk ke handphonenya.
Sehun buru-buru membenarkan posisi ponselnya yang semula terbalik dalam genggamannya. Pemuda itu berdehem lalu mengisyaratkan Lisa bahwa dia harus mengangkat telfon dan kemudian menjauh.
Lisa memutar tubuhnya untuk melihat Sehun. Pasti Yeri. Batinnya.
Ah, mengenai hubungan mantan suaminya itu, jelas Lisa merasa teriris hatinya. Rasa tidak rela tentu saja sangat kuat bersarang. Tapi gadis itu buru-buru menyadarkan dirinya bahwa dia yang meninggalkan Sehun, kenyataan bahwa dia yang bertindak egois dan semau sendiri, juga kenyataan bahwa dia menyia-nyiakan Sehun di masa lalu. Dia yang membuat keputusan bodoh itu. Iya, itu adalah dirinya.
Saat menyadari kenyataan itu, Lisa barulah menyadari bahwa dia tidak ada hal sedikitpun untuk marah atau cemburu karna Sehun sudah menata lagi hidupnya dan menjalin hubungan dengan orang baru. Luka di hatinya, biar dia yang menanggungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME NOW
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan menunggu sampai kau menerima dan membalas perasaanku." -Sehun