EIGHTTEEN

501 18 0
                                    

DIMAS POV•

Aku....aku sangat takut Benji kenapa Napa

Kami sekarang sudah berada di perjalanan menuju rumah sakit
Ternyata Benji telah mempersiapkan semuanya

Dan setelah beberapa menit pria yang menembak Benji itu pergi, masuklah Abram dan mas Rio

Aku melihat dia menitikkan air mata, tetapi aku sudah bodo amat sama dia
Aku sudah tak mau lagi berurusan dengannya

Dan orang yang menembak Benji, dia itu salah satu orang yang berada di rumah makan dan club kemarin

" Keluarga Benji!!" Panggil seorang suster dari arah meja kerjanya

"Ya sus???"

"Mas keluarga saudara Benji??"

"Iya sus...saya keluarganya"

"Mas boleh langsung ke ruang IGD karena di sana temannya mas mengabari ke suster yang ada di sana untuk memberitahukan mas kalau Benji sudah sadar dari komanya"

"Kalau gitu, terimakasih sus"

"Sama sama mas"

Aku memang tidak menunggu Benji sampai sadar dari koma nya
Aku menegaskan ke si Abram dan juga mas Rio kalau mereka lah yang harus mengurus semuanya sampai Benji sadar

Aku juga sudah tidak peduli lagi dengan hubungan ku bersama Abram yang benar benar sudah tandas dan
Sepertinya aku akan di sekolahkan papa ke Jerman

Kemarin pas aku di sekap, mereka menelepon dan mereka memaksa aku untuk mengakui kalau aku ini gay

Aku juga masih merasakan perih di daerah dubur ku
Karena orang orang laknat yang sengaja memperkosa ku

Awalnya aku tidak mau melanjutkan hidup lagi, karena sudah kotor oleh orang orang laknat nan biadab itu, tetapi ketika aku melihat ketegaran Benji melindungi aku, aku tau kalau Benji menaruh hati padanya
Tapi aku juga masih ragu untuk memulai suatu hubungan, kalian pasti paham apa yang ku rasakan

"Dimas...", Abram memanggil ku tapi aku tak mengubrisnya. Dia pun menarik tangan ku

"Mau mu apa sih??", Tanyaku sambil melepaskan tangan ku dari nya dengan kasar

"Maaf kan aku.."

"Sudah....aku sudah memaafkan mu tapi maaf hubungan kita sudah tak bisa di pertahankan lagi"

"Kumohon kasih aku kesempatan satu kali lagi"

"Maaf Abram aku udah ikhlas kamu sama mas Rio" mas Rio pun memandang ku dengan mata sendunya
"Lagian kalau pun kita masih bisa pertahankan hubungan kita, aku akan lebih menderita karena apa.....karena ulah kalian berdua papa tau semua rahasiaku secepat itu", aku agak meninggikan suaraku

Abram pun diam
"Dan satu hal lagi, papa akan segera mengirim ku ke Jerman jadi kalian bisa bebas bercinta ntah itu buat anak atau apa aku udah gak peduli, aku sudah sangat kecewa pada mu Abram"

"Maaf"

"Owh maaf....kenapa baru sekarang maafnya, kamu bahkan melakukan hal bejat di apartemen tempat kita berdua tinggal, satu hal lagi aku tidak akan pernah mau bertemu dengan kalian berdua lagi....dan....maaf ka saya permisi mau melihat Benji", aku melihat Abram semakin sendu karena aku memanggilnya dengan Kaka lagi

Aku membuka pintu ruang rawat Benji dan setelah masuk aku langsung menutup nya rapat rapat dari dalam

"Hei Benji....aku mencoba tersenyum padanya"

"Kamu kenapa nangis???", Aku tau Benji hanya menanyakan itu untuk berbasa basi karna dia pasti mendengar perdebatan singkat aku dan ka Abram

"Aku tidak apa apa Benji, tadi hanya ada sedikit pembicaraan sama ka abram"

ORGANISASI (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang