Apa yang akan terjadi sama Mahendra, Nisa, dan Dimas?
Jangan lupa mampir di cerita kedua ya... Hehe
Walau jarang ada yang vote tapi ga masalah... Asal kalian enjoy hehe :/...
DIMAS POV
Saat ini aku sudah ada di depan teras sebuah rumah besar... Dimana ayah kandungku mengatakan kalau ini adalah rumah kami
"Nanti kami bakal pulang nak"
"Kenapa cepat ma?"
"Mama dan papa harus nak...", Mama berhenti berjalan
"Dengar... Mama harus segera pulang nak... Karna Kaka mu pulang dari Paris... Dan..", ucap mama dengan wajah khawatir
"Kenapa... Dia kenapa?", Aku melepaskan tangan mama dari pundak ku
"Kaka mu hamil nak.. ini papa saja belum tau.. soalnya Kaka ku takut kalau dia di marahi papa"
"Huht... Maaf ya ma..."
"Nak... Hey.. dengar... Mama tak masalah kalian seperti apa.. aku lebih mementingkan kebahagian kalian... Dan juga kesuksesan kalian.."
"Makasih ma"
"Kalian itu semua pintar dan bijak papa dan mama bangga sama kalian bertiga"
"Makasih ma...", Aku memeluk mama
"Yasudah kita lanjut lagi"
Mama membuka pintu besar itu dimana di dalam ada 2 pria yang tadi ada di luar rumah
Sewaktu melihat ku dan mama mereka datang mendekati kami"Mba siapa si manis ini?", Mama tak menjawab
"Hey.. manis.. mau kerja di sini ya?"
"Cukup..", ayah datang dari arah kanan dimana disana sepertinya adalah ruang tamu rumah ini
"Dia anak kandung saya.. dan penerus perusahaan Wijaya"
"Ap.. tu.. tuan.. saya.. saya minta maaf.. saya tak tau", ucapnya ke papa
"Tapi kapan tuan?", Dia bertanya lagi
"Begitulah"
"Ayo de"
"Maaf tuan", ucap bapak sudah berkepala 4 itu padaku
"Panggil Dimas saja pak.. jujur saya kurang suka di panggil seperti itu"
"Tapi.."
"Sudah... Jangan paksa dia"
"Baik tuan", dia langsung menunduk
"Pak dari kecil saya sudah terbiasa seperti itu pak"
"Ba.. baik Dimas.."
"Yasudah kami lanjut dulu pak", aku memberikan senyum manis ku ke bapaknya
"Baik Dimas", setelah aku mengangguk aku langsung mengikuti ayah menuju ruangan kedua setelah ruang tamu... Sepertinya itu adalah ruang keluarga dari rumah ini
Setelah sampai aku melihat seorang pria tua... Walau sudah tua wibawa yang auranya itu masih sangat pekat, yang membuat aku sangat canggung di sini
Ayah dan mama sudah duduk terlebih dulu di sofa panjang yang ada di depan tv besar
"Sini nak", ayah memanggil ku agar duduk di sebelahnya yang mana disebelah papa ada seorang wanita yang seumuran dengan nya
Aku berjalan canggung menuju ayah
"Sini nak", dia memukul mukul sofa yang membuat aku berada di antar ayah dan wanita itu
Setelah aku duduk wanita yang di samping ku ini sangat terlihat gelisah
KAMU SEDANG MEMBACA
ORGANISASI (BXB)
Non-FictionKebukanya kedok Wilona Dan kebukanya info soal fai itu adalah anak benji