15. gausah pikirin junkyu.

1.2K 234 6
                                    

yujin menggaruk kepalanya merasa bersalah melihat junghwan kembali bersujud. jadi gadis itu langsung saja berlari dari kelas. hampir saja yujin turun dari lantai dua, yujin berpaspasan dengan sakura yang sedang berjalan ke lantai dua dari lantai satu.

"kamu yujin ya?"

yujin sendiri sudah keringat dingin. ini guru killer, mau digeprek dia kalau bertingkah aneh-aneh.

"iya bu."

"mau kemana?"

"ini bu, itu yaㅡgitu, mau ke perpustakaan. ada tugas dari buk eunbi. disuruh nyari referensi bu."

"mau ke perpustakaan kok ke lantai satu?" tanya sakura.

"mau ke perpustakaan di gedung perempuan bu."

sakura mengangkat kedua alisnya, "buat apa? kalian belum dikasih tau kalo gedung ini juga ada perpustakaan?"

"hah?" yujin kaget. dia tidak pernah melihat ada perpustakaan. karena ya memang yujin belum pernah ada niat untuk mencari perpustakaan sebelumnya.

"di lantai tiga. dideket laboratorium."

"tapi kok saya nggak pernah lihat ruangan dideket laboratorium dibuka bu?"

"oh, mungkin belum ada pengurus perpustakaan atas. karena sekarang ada murid pilihan saya juga baru inget belum ngasih tugas buat jaga perpustakaan gedung utama ke siapa. kamu mau?"

"hah, maksudnya bu? saya jaga perpustakaan?" tanya yujin yang diangguki oleh sakura.

yujin tidak pernah ke perpustakaan jika tidak ada perlu. malas sekali rasanya, yujin lebih memilih ke kantin daripada perpustakaan.

tapi demi membuat namanya menjadi baik didepan guru killer. apa yang tidak buat itu,

"yaudah, bu. saya mau."

sakura mengangguk, "kalo gitu. minta kunci perpustakaan gedung utama di pak jaka."

"pak jaka kan guru di gedung laki-laki, bu."

"iya. yaudah kesana sekarang. belum bel masuk kan? kamu bilang juga perlu ke perpustakaan."

yujin meng-iyakan ucapan sakura. dalam hati dia menggerutu, sudah disuruh jaga perpustakaan masih disuruh mengambil kunci. mana harus ke gedung laki-laki. sumpah deh, mau kijoring aja.

"kalo gitu saya duluan." ucap sakura lalu berlalu ke arah lantai tiga. entah mau apa, mungkin ada urusan.

disini yujin yang bingung. sebenarnya, dia sudah pernah beberapa kali ke gedung laki-laki. tapi mengingat letak ruang guru di gedung laki-laki rasanya dia mau pulang saja.

pojok lantai satu, itu artinya yujin harus melewati lorong-lorong bak neraka itu. bukan apa-apa sih tapi malu-nya itu loh. yujin juga tidak ada teman yang bisa mengantarnya ke gedung laki-laki.

tapi yujin adalah yujin. menyerah bukan hal yang utama sebelum mencoba. jadi yujin segera melangkah ke lantai satu gedung utama. berhenti sebentar sebelum berjalan kembali menuju gedung laki-laki.

yujin mau mengumpat saja. dikerumunan lorong yang penuh dengan siswa, dia seperti kurcaci dengan hoddie biru langit cerah yang membuatnya menonjol. apalagi dengan rambutnya yang diwarnai abu-abu diujung.

"kakak, mau kemana nih?"

yujin tersenyum sebentar. lantai satu memang diisi kelas tujuh dan delapan. lebih baik lah daripada kelas-kelas sebelas atau dua belas. minimal kelas tujuh dan delapan masih bocah.

"mau ke ruang guru." jawab yujin singkat.

"mau dianterin nggak, kak? nih temen saya mau nganter."

treasure zone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang