wisata yang paling ditunggu-tunggu hari ini tiba. setelah kemarin berkebun, pegunungan asri menanti untuk para pendaki pemula dan pendaki profesional.
"yeyyy, gasabar bangett gue." wonyoung berucap sambil membenarkan letak jaket gunung-nya.
"kali ini masih bakal gitu? sokab sama jihan?" tanya haruto yang berada disebelahnya. keduanya berada di halaman villa. agak jauh dari bus karena masih menunggu jeongwoo dan jihan yang masih berada dalam bus.
wonyoung yang tadinya tersenyum gembira langsung mengubah mimik wajah, "iya. kalo gue nggak bisa deket sama jeongwoo, berarti jihan juga nggak boleh."
"lo tau gak sih kalo jeongwoo udah curiga tiba-tiba lo sok akrab sama jihan. kalo jeongwoo tau alasannya cuman bikin dia sama jihan gak ada waktu berdua, dia gak akan mau temenan sama lo lagi." tutur haruto.
"harutooo, lo ngedukung mereka? harusnya lo ngedukung temen lo sendiri dong. lo nggak kasihan sama gue? kurang jelas apalagi sih kalo gue suka sama jeongwoo tapi jihan tiba-tiba muncul gitu aja. sebel tau nggak,"
haruto menatap wonyoung dalam. ada yang berubah dengan gadis yang dia suka itu.
"udah siap aja lo," jeongwoo muncul disaat-saat keduanya hening. jihan ada dibelakangnya.
"iya dong, gue kan semangat banget." haruto tersenyum sinis saat melihat wonyoung mengubah ekspresinya dengan mudah.
"bagus kalo gitu, ayo ke bus." ajak jeongwoo.
"tunggu, wonyoung kamu nggak pakek gaiter?" tanya jihan.
wonyoung melirik kakinya, "harus banget?"
"iya. nanti celana kamu kotor kalo ada lumpur atau kotoran." jelas jihan.
jihan mengeluarkan gaiter dari tas besarnya lalu menyerahkan kepada wonyoung, "ini pakek cadangan aku aja."
wonyoung menerima gaiter dari jihan, melihat benda itu sebentar lalu mengulurkan pada jeongwoo, "pasangin dong, wu. gue gak pernah liat yang kayak beginian." ucapnya membuat ketiga orang didepannya bingung.
"gue aja yang gak pernah lihat, bisa masang. pasang sendiri coba." balas jeongwoo.
"dih jahat banget lo sama gue. pasangin aja lah,"
"manja." jeongwoo merebut gaiter dari tangan wonyoung lalu mulai berjongkok memasangkannya pada kedua kaki wonyoung yang terbalut blue jeans.
haruto sendiri hanya tersenyum kecut. sebegitu sukanya wonyoung kepada jeongwoo sampai bermain kotor. padahal jihan sekarang sedang bersama mereka juga.
jihan hanya melihat dalam diam. tapi ketahuilah bahwa dia merasa agak gelisah. walau hanya dalam hubungan pura-pura, perasaannya serius. rasanya cemburu tapi dia bukan siapa-siapa.
"nah kalo gini kan lengkap. yaudah yuk ke bus, udah pada disana kayaknya." ajak wonyoung. gadis itu secara pelan tapi pasti berjalan memisahkan jeongwoo dan jihan yang awalnya berjalan bersampingan. mulus sekali rencananya.
"berat tas lo?" haruto membuka suara kepada jihan yang berjalan disampingnya. sementara wonyoung terlihat sibuk mencari topik untuk mengobrol dengan jeongwoo.
"nggak kok. isinya cuman alat kesehatan sama alat-alat ngedaki."
haruto mengambil alih tas tersebut. merengut tipis saat merasa tas bawaan jihan cukup berat.
"naik duluan sana, gue taruhin di bagasi bus." suruh haruto. jihan mengangguk lalu segera menaikki tangga bus. dilihatnya jeongwoo masih memilih-milih tempat duduk.
"nggak bisa duduk berempat. kursi belakangnya dibuat rebahan sama kak chaeyeon." ucap wonyoung.
"yaudah, gue sama jihan." jeongwoo menarik tangan jihan menuju salah satu kursi bus sebelum wonyoung berucap, "jihan sama gue aja. sama-sama cewek lebih enak kalo mau ngerumpi."
ya, lebih baik jihan duduk bersamanya daripada jihan duduk bersama jeongwoo. wonyoung tidak rela.
"kamu mau duduk sama wonyoung?" tanya jeongwoo ke jihan.
jihan sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman. namun bukankah tidak sopan jika dia menolak ajakan wonyoung? siapa tahu gadis itu memang ingin berteman dengannya.
"duduk sama gue, won." suara berat menerpa indra pendengaran jihan yang berdiri paling dekat dengan pintu bus.
haruto menerobos lalu menarik lengan wonyoung untuk duduk di kursi yang agak jauh dari kursi jeongwoo dan jihan.
wonyoung sendiri mendecak pasrah karena dilihatnya jihan dan jeongwoo sudah duduk. jika dia mengotot, rencananya bisa diketahui jeongwoo.
"haru, apaan sih? lo tuh pengacau tau nggak. lo nggak lihat mereka sekarang berduaan? nyebelin lo dasar."
haruto memutar mata malas, "seterusnya juga gue bakal jadi pengacau."
"hello maksud lo? ihh kan lo udah tau rencana gue, dukung dong. lo tau sendiri gue suka jeongwoo."
"tapi mereka pacaran. kalo mereka belum pacaran, lo boleh kayak gini tapi ini beda. sadar, won. lo bisa dikata pelakor."
"tega-teganya lo, lo secara gak langsung ngatain gue mau ngerebut pacar orang." wonyoung melotot kesal. netranya menengok ke kursi belakang dan depannya, untung belum ada yang menempati. pasti masih banyak yang ada didalam villa.
"fakta kan? lo mau ngerusak hubungan mereka. apa pho ya namanya?"
"haruto,, brengsek lo. anggep aja gue lagi merjuangin orang yang gue suka. jahat tau nggak lo kayak gini ke gue sekarang."
"gue yang jahat? lo yang jahat, won. dari awal lo tau gue suka sama lo. anak smagas yang baru kenal kita aja tau sangking terbukanya gue, dan lo dengan sengaja ngasih tau rencana konyol lo yang mau misahin mereka berdua ke gue, cuman karena lo suka jeongwoo."
haruto merapatkan jaraknya dengan wonyoung yang sudah terpepet di jendela bus, "lo sengaja bikin gue sakit hati? sengaja bikin gue cemburu?" ucapnya lirih dengan suara bariton membuat bulu wonyoung meremang saat melihat jarak keduanya.
❌❌❌
recomended song today::
jeongwoo & haruto - stack it up.
KAMU SEDANG MEMBACA
treasure zone.
Fiksi Penggemar❛❛we're choosed student.❜❜ ©treazone project. 🏆O1 in #yena. 🏆O3 in #haruto. 🏆O6 in #treazone. 🏆O4 in #hitomi.