40(1). riot in the choosed class.

1.1K 255 60
                                    

"ini penuh lagi loh depan kelas. mana banyak yang nongkrong ditangga kata temen gue yang lewat. kayaknya gak bisa ke kantin lagi." ucap yuri yang berada di dekat jendela. hanya sedetik sebelum gadis itu pindah menjauh karena banyak lelaki yang menatapnya sambil tersenyum disana.

kalau mereka tampan seperti jae- maksudnya jaemin maka tidak apa-apa seperti ini. tapi untuk apa mereka merokok dan meniupkan asap kecelah-celah jendela sih. apa menurut merereka seperti itu keren? mata mereka buta atau bagaimana sih sampai tidak melihat pandangan jijik dari gadis yang ada di dalam kelas? plus doyoung yang sekarang menyetujui ucapan yujin kemarin.

tadi setelah bel berbunyi, jihoon dan jaehyuk mengajaknya ke gedung sebelah tapi doyoung menolak karena ingin melihat apakah yang dikatakan yujin hanya dilebih-lebihkan atau tidak. tapi ternyata benar, ini lebih seperti terror sih karena dipandangi sebegitunya oleh siswa-siswa nakal diluaran.

"ngapain sih mereka kesini terus? nyebelin banget woy." ucap yena sambil mendecak. dirumah pun yena ingin memberitahu hyunsuk tentang ini tapi mengingat ucapan chaeyeon,

"udahlah gak usah dikasih tau. biarin, mereka mikirin kita atau enggak. kalo menurut mereka bergaul sama cewek kelas lain yang kurang baju lebih bahagia, yaudah biarin. kecuali kalo hitomi atau chaewon yang mau bilang, karena mereka udah taken."

seperti itu kata chaeyeon yang membuat yena mengurungkan niatnya. kalau hyunsuk inginnya seperti itu, ya mau bagaimana lagi. hyunsuk sudah punya banyak masalah, kalau dia bahagia seperti itu yasudah. lagipula keadaan kemarin tidak terlalu berbahaya seperti siswa-siswa akan menyakiti mereka. mau memberi tahu junkyu? junkyu terlalu sibuk dengan osis dan persiapan penyambutan kepala sekolah. mungkin setelah acara itu, yena akan memberitahu.

suasana hening sebelum pintu kelas yang dipaksa dibuka dari luar terbuka, "apaan nih kenapa diganjelin meja segala?" ucap lelaki ber-nametag allen pradana yang memimpin jalan masuk.

pintu kelas memang ditahan menggunakan meja karena kunci kelas dipegang oleh petugas sekolah dan bukan mereka. sekitar tujuh orang siswa laki-laki masuk lalu duduk di kursi guru dengan santainya menghiraukan tatapan kesal penjuru kelas pilihan.

"mau ngapain sih?" bisik yujin sambil menahan tangan doyoung yang terlihat ingin berdiri dari kursi.

"mau ngusir mereka lah."

"gak usah! nanti lo bonyok yang ada kalo sampek berantem." balas yujin.

"tapi kita kan kelas pilihan, gak mungkin berani mereka." ucap doyoung yang juga berbisik. mereka berdua duduk di ujung kelas.

yujin diam sejenak dengan tatapan sendu, "kelas pilihan emang masih ada, doy. tapi semua udah gak berguna. kepala sekolah yang sekarang gak peduli sama orang berprestasi kayak kita. lo tau kenapa mereka berani aja kesini? karena ada kak allen sama kak yohan. pin bintang ini, udah gak ada gunanya. ini dijadiin ajang ngeluarin kekesalan orang-orang selama ini. kak minju aja kemarin disiram dikamar mandi. gak ada yang peduli sama pin bintang lagi."

bukannya gentar, doyoung menatap datar gadis dihadapannya itu. hanya karena pin bintang sudah tidak dihormati, yujin menjadi gadis lemah seperti ini?

"lo tau darimana pin-nya udah gak berguna? mungkin mereka emang gak lagi ngehormatin pin bintang. mungkin mereka berani nyiram kak minju atau berani nonjok gue kalo gue tadi ngusir mereka. tapi lo gak inget kalo siapapun yang ngelakuin kekerasan ke murid pilihan, bakal dikasih hukuman berat tergantung alasannya. kemarin waktu kak minju disiram lo bilang ke bu eunbi atau bu sakura? enggak ya? kalian langsung pesimis waktu murid lain udah gak nunjukkin rasa hormat ke kita. jadi orang yang berani bukan cuman gara-gara kehormatan. berani kayak yujin yang dulu gue kenal, yujin yang gue suka."

treasure zone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang