10 menit waktu yang dibutuhkan Chaeyoung untuk ganti baju, memoles sedikit bedak kemukanya, cuma bedak bayi kok. (Ga mau nyebut merk)
Saat ini Chaeng masih ditangga, dia hanya mendengar sendok, garpu dan piring yang berbunyi tidak ada suara manusia dari meja makan sana, ia hanya diam sambil meratapi kemaluannya tadi, bahkan sekarang ia ragu untuk ikut makan malam bersama keluarganya dan tamu appanya.
"Aduh gimana nih, ikut makan ga ya, kalo enggak guenya lapar, kalo ikut guenya malu, serba salah kek Markisa."
Saat ini dia masih duduk ditangga, dan kerjaannya sekarang memilih dengan 10 jarinya.
"Ikut, enggak, ikut, enggak, ikut, enggak, ikut, enggak, ikut, enggak."
"Kok enggak sih! tambahin 1 jari lagilah, berarti ikut kan, Yes!"
"Tapi gue malu." Seketika dia lemes.
"Kena mental breakdance nih gue." Gumamnya.
"Bodoamatlah, makan harus di no satukan, urusan malu belakangan aja." Ujarnya percaya diri.
Ia berjalan pelan-pelan menuju meja makan, penghuni yang sedang makanpun tidak menyadari dirinya yang sedang berjalan menuju kesana.
Setelah berada di samping meja makan, ia memberikan salam dan langsung disuruh duduk sama appanya, ia pun bingung mereka kok santai-santai aja, padahal dia mau ke meja makan perlu mikir-mikir karena malu, ia tidak mau ambil pusing jadi ia bodoamatin aja, yang penting dia makan.
Ia tidak melihat Jennie, ia duduk dan langsung makan saja, karena ia malu kalo harus ngelihat Jennie, dan ia bisa merasakan tatapan mengintimidasi Jennie dari depan sana. Ya, Chaeyoung dan Jennie duduk berhadapan.
"Ekhem.." Chanyeol berdehem.
"Jadi disini ada yang mau appa bicarakan Chaeng."
"Iya appa bicara aja." Jawab Chaeyoung sambil makan.
"Kedatangan Jiyong dan keluarganya disini, untuk menjodohkan anaknya dan anak appa." Jelas Chanyeol.
"Oohh ya baguslah appa, Alice unnie jadi ga kesepian lagi." Jawab Chaeyoung santai masih belum mengerti yang dijodohkan itu adalah dia.
"Enak aja, siapa bilang yang mau dijodohin itu unnie." Jawab Alice tak terima.
"Jadi yang dijodohin Jinseo? Serius? Dia masih SMA loh." Kata Chaeyoung sedikit terkejut.
"Kok malah Jinseo si noona, masa iya Jinseo dijodohin sama Jennie noona." Jelasnya.
"Kalo dijodohin sama Jennie, jadi yang dijodohin siapa? kan Jinseo sendiri anak appa yang laki." Bingung Chaeyoung.
Sama dengan Jennie, dia juga masih tidak tau siapa yang akan dijodohi dengannya, karena Jennie cuma tau kalau dia bakal dijodohin dengan sesama perempuan anak dari teman appanya, Park Chanyeol. Bahkan Jennie sedari tadi berdoa agar yang dijodohkan dengannya bukanlah wanita yang berada didepannya sekarang ini siapa lagi kalau bukan Park Chaeyoung.
"Kamu yang appa jodohkan dengan Jennie anak dari Kim Jiyong." Singkat Chanyeol.
"Ooh." Jawabnya masih belum sadar karena masih fokus dengan makanan, yang lain pun tampak heran, dan Jennie kaget karena harus dijodohkan dengan Chaeyoung padahal tadi dia sudah banyak berdoa agar bukanlah Chaeyoung orangnya, Jennie juga kaget dengan respon singkat Chaeyoung yang terdengar santai.
"HAH?!?! MAKSUDNYA APA NIH, HA?! APASIH KAGAK NGERTI NI CHAENG." Kaget Chaeyoung karena ia baru saja sadar dari kegoblokannya.
"Iya maksudnya iya itu, appa jodohkan kamu dengan Jennie." Jawab Chanyeol.
"Kok appa ga bilang-bilang dulu sama Chae, hal kek gini harus di bicarakan dulu appa, kalo kek gini kan Chae bingung." Kata Chaeyoung.
"Lagian ini jaman udah modern, masih aja ada yang namanya jodoh-jodohan, bahkan kami belum kenal banget satu sama lain." Lanjut Chaeyoung.
"Appa sengaja tidak memberitahumu, biarkan ini menjadi surprise."
"Surprise apanya, ini bukan surprise." Jawab Chaeyoung.
"Maap-maap ni Tuan, tapi Chaeng belum siap untuk nikah, apalagi dengan sesama perempuan, Chaeng ga ngerti ini konsepnya kek gimana." Kata Chaeyoung sopan kepada Jiyong.
"Seiring berjalannya waktu kalian akan bisa saling mengenal satu sama lain." Jelas Jiyong.
"Aelah elu ngomong kek apa kek gitu, pembelaan kek apalah pokoknya." Gerutu Chaeyoung kepada Jennie karena sedari tadi Jennie hanya diam sambil memperhatikan saja.
"Yaudah kalo lo diem, berarti artinya setuju, nah kalo lo setuju, berarti gue juga setuju." Kata Chaeyoung.
"Jadi kapan kami nikah? Besok? Minggu ini? Atau minggu depan? Atau 1 bulan lagi?" Lanjut Chaeyoung dengan banyak pertanyaan yang membuat Jennie melongo."Lah tadi nolak kok sekarang malah semangat." Kata Yoona.
"Soalnya modelannya begini sih jadi bisalah dibicarakan baik-baik, hehehe." Jelas Chaeyoung yang makin membuat Jennie melongo.
"Jadi kamu setuju Chaeng?" Tanya Chanyeol.
"Setuju, kan Jennienya juga setuju buktinya dia diam aja, lagian Jennie ini temannya teman Chaeng appa, jadi nanti bisalah kami saling mengenal satu sama lain, mungkin kami sekarang sudah bisa dibilang teman." Jelas Chaeyoung.
Jennie diam bukan berarti dia setuju dengan senang hati, dia hanya tidak mau mengecewakan appa dan eommanya, karena saat dibilang ia mau dijodohkan, ia menerimanya, walaupun sebelumnya ia menolak, dan Jennie diam sedari tadi sedang mengata-ngatai Chaeyoung dalam hati, karena bisa-bisanya dia berbicara seperti itu.
"Awas aja lo!" Kesal Jennie yang kata-katanya masih tertahan didalam hati."Mian eomma appa, Jennie harus berbicara dengan Chaeyoung sebentar, bolehkah?" Tanya Jennie.
"Tentu saja boleh." Jawab Chanyeol.
Jennie langsung meninggalkan meja makan sambil memberikan kode kepada Chaeyoung untuk mengikutinya.
"Aduh mampus nih gue, ngamuk dah tu si kucing hutan." Gerutu Chaeyoung dalam hati sambil mengikuti Jennie dari belakang.
Saat ini mereka berdua sudah berada di bangku taman yang berada dihalaman depan rumah Chaeyoung.
"Kok lo ga nolak perjodohan ini?" Tanya Jennie sambil mengontrol emosinya karena ia tidak mau kelepasan.
"Kalo ditolak juga pasti ga bisa, gue terima aja, karena gue juga udah terlanjur suka sama lo." Jawab Chaeyoung sambil tersenyum dan terkesan santai namun dia sangat jujur dengan ungkapan yang baru saja ia ucapkan itu.
.
.
.
.
.
tbc.
Gimana? Lanjut gak nih?
Makanya jangan lupa Vote!
Kalo rame aku lanjutin.Press star juseyo🌟🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲[𝕔𝕙𝕒𝕖𝕟𝕟𝕚𝕖] •END•
Fanfiction~𝚈𝚘𝚞'𝚛𝚎 𝚖𝚢 𝚍𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢~ "𝙺𝚘𝚔 𝚕𝚘 𝚐𝚊 𝚗𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒?" -𝙺𝚒𝚖 𝙹𝚎𝚗𝚗𝚒𝚎 "𝙺𝚊𝚕𝚘 𝚍𝚒𝚝𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚐𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊, 𝚐𝚞𝚎 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚊𝚓𝚊, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚐𝚞𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚕�...