"k-kamu kenapa jahat banget sama aku, kata kamu, kamu itu sayang dan cinta banget sama aku hiks hiks.." Ucap Jennie terseduh-seduh.
"Hah? Sayang? Cinta? Mimpi lo!" Balas Kai.
"Aku udah turuti semua kemauan kamu, aku berusaha bertahan demi hubungan kita, tapi apa yang aku dapat sekarang Kai."
"Lo bertahan demi hubungan ini? Bukannya lo bertahan karena keluarga lo?" Tanya Kai seraya menaikkan sebelah alisnya.
Tak kunjung mendapat balasan dari Jennie, Kai pun melanjutkan perkataannya "lo bertahan karena lo gak mau keluarga lo disakiti sama keluarga gue." Lanjutnya.
"Emang salah keluarga aku apa? Kamu selalu bilang bakal nyakitin keluarga aku, tapi kamu gak pernah ngasih tau alasannya."
"Lo mau tau alasannya?." Tanya Kai dan langsung diangguki oleh Jennie.
"Karena keluarga lo, terutama appa lo itu, adalah sahabat dari seorang laki-laki yang dibenci sama appa gue!" Kesal Kai.
"T-terus kenapa keluarga aku yang kena? Itu kan bukan urusan keluarga aku!" Ucap Jennie sedikit menaikkan suaranya.
"Ya yang gue bilang tadi, appa lo itu sahabat dari laki-laki tersebut." Jawab Kai santai.
"Alasan kamu gak masuk akal!" Ucap Jennie berteriak.
"Jangan sekali-kali lo berani teriak-teriak sama gue sialan!" Kesal Kai lalu ia menampar pipi kiri Jennie.
Jennie kembali merasakan sakit dari akibat kekerasan fisik yang dilakukan Kai, ia masih menangis sambil berharap Chaeyoung cepat datang dan membantunya pergi dari sini, terutama pergi dari kehidupan Kai, berada disekeliling Kai adalah suatu mimpi buruk dari yang terburuk yang pernah ada.
"Lo diam disini!" Ucap Kai lalu meninggalkan Jennie diruangan sepi itu.
Kai menghampiri appanya, yang sedang berbincang-bincang bersama Loren.
"Appa! Chaeyoung akan kembali kesini, jadi apa yang harus Kai lakuin, Kai gak mau ya kalo appa bebasin dia kek sebelumnya." Kata Kai.
"Ya kau tunggu saja apa yang akan appa lakukan untuknya." Jawab sang appa, Kai yang mendengarpun tersenyum bahagia.
"Loren, kamu siapkan pistol dengan peluru terbaik yang kita punya." Perintah appa Kai.
"Baik Tuan."
"Maaf mengganggu tuan, perempuan itu telah tiba." Ucap salah satu anak buah siwon.
"Baik, mari Kai kita selesaikan malam ini."
"Siap appa!" Seru Kai dengan bahagia.
Merekapun berjalan berdampingan untuk menghampiri Chaeyoung.
"Rupanya kau masih punya nyali kembali kesini." Ucap Siwon.
"Bahkan jika saya tau jika nyawa saya akan hilang untuk menyelamatkan Jennie malam ini, saya akan tetap datang kemari." Jelas Chaeyoung tanpa takut sedikitpun.
"Hahaha, kalo begitu biar kuberi tau, ya nyawamu akan hilang malam ini." Kata Siwon sembari tertawa.
"Tuan ini pistolnya." Ucap Loren lalu memberikan pistol tersebut kepada Siwon.
"Baik, terima kasih."
"Mari ikut saya, kau ingin melihat keadaan Jennie yang hampir saja mati itu kan?" Mendengar ucapan itu, membuat darah Chaeyoung mendidih.
Mereka berlalu dari sana menuju ruangan tempat Jennie berada, setelah sampai Chaeyoung langsung menghampiri Jennie yang sudah terlihat menyedihkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲[𝕔𝕙𝕒𝕖𝕟𝕟𝕚𝕖] •END•
Fanfiction~𝚈𝚘𝚞'𝚛𝚎 𝚖𝚢 𝚍𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢~ "𝙺𝚘𝚔 𝚕𝚘 𝚐𝚊 𝚗𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒?" -𝙺𝚒𝚖 𝙹𝚎𝚗𝚗𝚒𝚎 "𝙺𝚊𝚕𝚘 𝚍𝚒𝚝𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚐𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊, 𝚐𝚞𝚎 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚊𝚓𝚊, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚐𝚞𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚕�...