Aku berdecak kesal sambil menutup pintu rumah. Baru pulang sekolah belum duduk, minum, ganti baju udah di suruh keluar lagi ke IDM. Hah...punya mama gini amat. Seharusnya hari ini jatahnya kak Arkan untuk temani mama belanja tapi kak Arkan nya malah gak bisa katanya ada kerja kelompok. Ck, pembohong! Baru juga dua hari sekolah dimulai udah ada kerja kelompok. Itu adalah alasan klasik kak Arkan setiap kali dapat giliran. Dan mama juga gampang banget dibohongin kak Arkan. Ku tebak sekarang kak Arkan lagi main game dirumah temannya.Sesampainya di IDM aku langsung mencari bumbu dapur yang di pesan mama. Di IDM gak terlalu lengkap tapi setidaknya sebagian besar yang mama pesan ada. Satu jam setidaknya waktu yang digunakan untuk mencari pesanan mama sambil mengelilingi IDM yang padahal gak luas luas amat. Karena aku jalan kaki jadinya mama gak ikut, katanya kakinya capek naik gunung. Padahal selain itu aku yakin kalo sekarang mama lagi nonton drama India kesayangannya.
Setelah selesai membayar aku langsung keluar dari IDM sambil melihat isi belanjaan ku siapa tahu ada yang kurang, bisa bisa bakalan disuruh mama buat balik lagi kesini. Tapi saat aku memilih tiba tiba saja ada suara hantaman. Aku langsung mendongak dan melihat sebuah taksi bandara yang menyerempet motor dengan kencang. Motor itu langsung jatuh dan terseret dua meter karena bagian belakang motor itu menghantam sisi Kanan depan taksi itu.
Yang kulihat pengguna motor itu langsung ikut terjatuh menghantam aspal dan terlepas dari motornya. Dan tergeletak di sisi kiri jalan yang kebetulan tidak ada satu kendaraan pun lewat. Aku shock, aku melihat sendiri kejadian ini walaupun tidak dari awal. Tanganku sedikit bergetar dan berkeringat dingin.
Satu persatu orang orang mulai mendekat begitupun dengan pengguna jalan yang berhenti. Aku ikut mendekat ketika salah satu warga menelfon ambulance dan polisi. Dan disebrang jalan sama banyak warga yang berkerumun mengelilingi taksi itu. Meskipun keadaan berubah menjadi macet aku bisa mendengar banyak warga yang mencaci maki pengemudi taksi itu.
Aku semakin dekat ketika semakin banyak kerumunan yang mengelilingi korban tadi. Aku terdiam ditempat ketika salah satu warga berbicara dengan nyaring jika korban nya adalah anak SMA. Aku mendekati kerumunan itu tapi tetap saja tubuhku ini tidak bisa membawaku melihat siapa korbannya. Orang orang di depanku ini badannya tinggi tinggi. Hingga ibu ibu di belakang ku mencolek tanganku yang masih memegang tas IDM.
" Mbaknya anak SMA Batara?" Tanya ibu-ibu itu sambil melihat ke arah seragamku yang belum di ganti.
" Iya."
Ibu- ibu itu nunjuk kearah kerumunan itu.
" Berarti mbaknya kenal sama mas nya itu? Anak SMA Batara juga. Tadi kalo gak salah saya lihat ada tulisan ketua OSIS di seragamnya." Jelas ibu-ibu itu bikin aku terdiam. Ketua OSIS? Kak Nathan? Korbannya itu kak Nathan?"Makasih Bu." Setelah mengatakan itu aku langsung menerobos kerumunan tidak peduli dengan makian bapak bapak karena bahu mereka kusenggol.
Ketika berhasil melewati kerumunan tadi aku bisa melihat kak Nathan yang kepalanya sedang di pangku oleh ibu-ibu. Di pelipis kak Nathan luka sehingga ada darah yang mengalir. Kulihat kak Arkan meringis kesakitan, artinya kak Arkan sekarang dalam keadaan sadar.
Aku langsung berjongkok disampingnya.
" Kak Nathan, Lo gakpapa kan?" Tanyaku khawatir karena kak Nathan meringis sambil pegangin tangan kirinya. Patah?Kak Nathan menoleh ke arah ku dengan wajah kesakitan nya. Ibu ibu yang memangku nya itu bertanya padaku.
" Mbak kenal?" Tanyanya menunjuk ke kak Nathan.Aku mengangguk. " Saya adek kelasnya. Kelasnya sebelahan sama saya."
"Mbak nya nanti yang ikut ngantar ke rumah sakit yah, sebentar lagi ambulance nya datang." Kata ibu itu. Aku hanya mengangguk dan melihat kak Nathan yang masih meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
FanfictionLOKAL VERS ••••• Nata mengenal Nathan sebagai ketua OSIS di SMA dia belajar. Nata baru tahu jika Nathan juga merupakan sahabat kakaknya, Arkan. Awalnya Nata mengenal Nathan sebagai cowok yang cuek dan irit bicara. Tapi makin kesini, Nata dan Nathan...