DUA PULUH DUA

314 79 21
                                    

Nata mendesah kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nata mendesah kesal. Kepalanya pusing, bibirnya nyeri dan sekarang telinganya harus sakit gara gara si Arkan gedor gedor pintu terus.

Nata ingin beranjak dari duduknya tapi dia malas. Terlalu tanggung meninggalkan makalah yang kini sedang dia kerjakan. Nata tidak tahu kenapa Arkan dari tadi tidak bisa diam. Nata malas kalo teriak dari dalam kamar, yang ada bibirnya makin sakit gara gara sariawan.

Duk...Duk....

Nata menggeram kesal. Bukannya berhenti si Arkan malah makin jadi. Mau tak mau Nata menghampiri pintu dan membukanya dengan kasar. Dia menatap tajam Arkan yang ada di depannya.

Arkan berkacak pinggang. " Lo kemana sih?! Di ketuk ketuk gak nyaut!" Sungutnya kesal.

" Gue lagi bikin makalah. Kenapa sih?" Balas Nata pelan.

Arkan mengernyit, kenapa adeknya ini ngomong pelan begitu. Biasanya bakalan marah marah kalo dia gedor gedor pintu tadi. " Kenapa Lo ngomongnya gitu?"

Nata menarik bibir bawahnya dan menunjukkan sariawan nya. Arkan meringis melihat sariawan Nata yang lumayan besar. " Kok bisa besar gitu? Lo sih makan gak pernah baca doa."

Nata mendelik. " Bacot eh. Apaan Lo gedor pintu?"

" Gue mau pinjam laptop Lo. Laptop gue ketinggalan di kelas."

" Tapi gue masih ngerjain makalah, belum selesai." Tolaknya. Lagian salah sendiri bawa laptop ke sekolah tapi gak di bawa pulang lagi.

Arkan berdecak. " Kapan sih deadline Lo? Gue besok ini, pinjam bentar aja Nata."

" Yaudah deh." Akhirnya Nata membiarkan Arkan masuk dan mengambil laptopnya. Deadline makalah miliknya masih dua Minggu, tapi karena gak mau nanti kelupaan jadinya Nata ngerjain dari sekarang.

Sebelum pergi, Arkan berhenti di depan pintu. Ada hal yang ingin dia tanyakan.

" Apalagi?"

" Lo udah punya pacar?" Tanya Arkan.

Ingatannya yang kemarin membuat Arkan bertanya tanya dan menduga duga.

" Tau dari mana—"  Balas Nata bikin Arkan melotot.

" Serius Lo punya pacar? Yang bener, Renata?!"

" Yang kemarin itu pacar Lo?"

" Anak kelas berapa dia? Anak mana?"

Nata mengernyit. " Apaan sih?!"

Arkan menghembuskan nafasnya gusar. " Gue serius, Nata."

" Siapa namanya?"

" Gue gak punya pacar." Balas Nata. Aneh, tiba tiba si Arkan nanyain dia begini.

Arkan menggeleng sambil menatap tajam Nata. " Lo bohong." Tuduhnya.

Mata Nata membola, ini kenapa Arkan jadi nuduh dia begini?
" Bohong apaan? Gue emang gak punya pacar."

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang