Rasanya seperti mimpi.
Nata berulang kali meremas tangannya sendiri, menyadarkan diri jika yang terjadi sekarang adalah nyata, bukan mimpi ataupun halusinasi.
Bahkan di sebelah nya sekarang ada Nathan yang terlihat senang sekali. Tatapannya berbinar melihat ada banyak wahana permainan yang kini di hiasi lampu warna warni di tengah gelapnya malam.
Tanpa ragu Nathan menggandeng tangan Nata, membawanya menyusuri pasar malam.
Angin malam lumayan kencang. Posisi pasar malam yang berada di halaman dermaga yang kini beralih fungsi menjadi tempat wisata anak muda. Angin dari laut yang lumayan kencang membuat rambut Nata berterbangan. Beberapa kali ujung rambutnya mengenai mata. Padahal Nata sudah mengikat rambut.
Nathan mengentikan langkahnya. Dia sadar Nata sedang kesusahan dengan rambutnya.
Nathan membuka jaketnya dan memberikannya pada Nata. " Di pakai, biar gak dingin. Kupluk nya juga di pakai, biar rambut nya gak terbang." Nathan bahkan membantu Nata memakainya.
Nathan tersenyum kecil ketika Nata malah berdiri kaku. Nathan menaikan kupluk jaket untuk menutupi rambut Nata. " Nah gini kan bagus."
" Tapi aneh gak sih pake kupluk begini?" Tanya Naya. Sebenarnya meskipun pakai jaket nya Nathan, dia masih terlihat bagus. Bahkan outfit seadanya tadi kini jadi terlihat keren gara gara jaket mahal Nathan.
" Enggak. Bagus kok di Lo. Lagian di sini dingin, gak liat anginnya kencang?"
" Tapi Lo emang gak kedinginan?"
" Enggak." Nathan menggeleng. " Mau main apa?"
Nata terdiam sebentar, melihat sekeliling nya yang sangat ramai. Ada banyak wahana jadi Nata bingung mau mencoba yang mana.
" Liat liat dulu aja gimana?"
Dengan senang hati Nathan mengandeng tangan Nata membawanya mengelilingi pasar malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
FanfictionLOKAL VERS ••••• Nata mengenal Nathan sebagai ketua OSIS di SMA dia belajar. Nata baru tahu jika Nathan juga merupakan sahabat kakaknya, Arkan. Awalnya Nata mengenal Nathan sebagai cowok yang cuek dan irit bicara. Tapi makin kesini, Nata dan Nathan...