Ini Minggu ketiga aku sekolah, dan semuanya berjalan normal. Alias gak ada kejadian di labrak kakak atau apapun itu. Berbeda dengan dulu, baru dua hari masuk sudah dilabrak. Kalian tahu apa pemicu nya? Kak Arkan!
Tapi karena disini tidak ada yang tahu, aku jadi bebas dari namanya fake friends ataupun kakak kelas yang nyari perhatian. Meskipun sebelumnya juga ada kejadian yang kurang mengenakan yang sampai sekarang entah siapa yang mengunci ku di toilet.
Saat aku berjalan melewati koridor yang menghubungkan kelasku dengan gedung depan sekolah ada cowok yang bersandar sambil sibuk memainkan ponsel. Tapi aku lebih memilih melewati tanpa bicara. Ingin menyapa tapi nanti dibilang sok kenal, kalo gak disapa nanti dibilang sombong. Serba salah sih. Tapi masa bodo, kelihatannya juga itu cowok lagi sibuk, kelihatan bnget dari caranya natap ponsel dengan serius.
Aku melewati nya tanpa kata dan tanpa melirik. Tapi saat beberapa langkah kemudian ada yang bersuara seperti memanggilku. Tapi dilihat sekitar ku seperti nya cowok itu yang memanggil.
" Heh! Lo?!"
Aku berbalik dan menatap penuh tanya.
Cowok itu berdiri tegak dan melihat ku dengan menilai.
Raut wajahnya sama seperti kak Nathan, datar. Tapi cowok didepan ku ini punya kesan bad boy meskipun dari segi seragam Nya terlihat rapi. Berbeda sekali dengan bad boy diluar sana yang acak acakkan.
" Anak mana lo?!" tanyanya.
" 10 IPS-"
" ohh.. Adek kelas." potongnya.
Ohh kakak kelas....
Aku hanya senyum tidak tahu harus menjawab apa lagi.
" Tapi kayanya gue pernah lihat lo deh?" katanya terdengar tidak yakin.
Aku juga gak tahu kalo aku pernah ketemu sama dia.
" Tapi dimana yah? "
Aku tertawa sumbang, terlalu malas menunggu nya. " Mungkin salah lihat kali."
Tapi dia tetap bersikeras." Enggak! Gue yakin pernah lihat lo. " kok ngegas sih? Lagian juga kalo pernah ngeliat, mau apa.
" Mungkin gak sengaja lihat di sekolah kali. Kan kita satu sekolah."
Tapi cowok didepan ku ini menggeleng.
" Gue baru masuk hari ini."Baru masuk? Anak pindahan? Kayanya enggak deh.
" Sean!"
Aku dan cowok itu langsung menengok ke arah suara. Ada kak Nathan yang berdiri diujung koridor. Tapi siapa Sean? Cowok ini? Aku melirik cowok itu dan mukanya udah gak enak dilihat, kelihatan kesal sekaligus marah. Tapi kenapa?
Saat kak Nathan sudah berdiri didekatku seperti biasa wajah datarnya tidak pernah hilang.
" Masuk kelas sana." Katanya padaku. Oke fix, diusir. Aku langsung pergi setelah memberikan senyuman tipis ke cowok tadi yang kayanya namanya Sean.
••••
Renata bergerak tidak nyaman di bangkunya, sudah lima menit Nata seperti itu. " Temanin gue ke toilet yuk." Ajak Nata pada Dara. Sedari tadi Nata menahan buang air kecil, ingin ke toilet sendiri tapi masih takut, selain karena toiletnya sedikit horor, Nata juga tidak ingin kejadian sebelumnya terulang.
" Lo sendiri sana. Gue sama Dara belum selesai." Itu Rhea yang menjawab. Sedangkan Dara masih sibuk dengan tugas mencatatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
FanfictionLOKAL VERS ••••• Nata mengenal Nathan sebagai ketua OSIS di SMA dia belajar. Nata baru tahu jika Nathan juga merupakan sahabat kakaknya, Arkan. Awalnya Nata mengenal Nathan sebagai cowok yang cuek dan irit bicara. Tapi makin kesini, Nata dan Nathan...