3AM Conversation.
Menurut Beam, segala percakapan yang terjadi setelah jam 3 pagi lebih cocok disebut dengan pengakuan. Karena bila dibandingkan dengan obrolan di jam lain saat semua informasi bisa disaring dan dikendalikan secara saksama oleh otak, informasi yang keluar di jam 3 pagi memuat rahasia-rahasia terdalam yang biasanya terkunci dalam hati.
Karena pembicaraan pukul 3 lebih banyak melibatkan hati dibanding otak, tak heran biasanya saat matahari bersinar di pagi hari, orang-orang yang telah mendapatkan kembali akal sehat mereka akan menyesal karena telah mengutarakan hal yang seharusnya tidak boleh diucapkan.
Beam adalah salah satu orang yang pernah menyesal melakukannya. Dulu saat ia mabuk dan patah hati, ia tak sengaja membuka rahasianya pada Forth yang saat itu mengajaknya bicara dan berusaha membantu. Waktu itu hati Beam seakan-akan mengambil alih kemudi akal sehatnya dan menumpahkan segalanya, kesedihan, rasa kecewa karena sahabatnya seakan memilih orang lain dibanding dirinya, serta kebingungan atas perasaan yang ia rasakan terhadap Kit.
Ketika Beam terbangun di pagi hari dan menyadari bahwa ia bukan hanya mengakui perasaannya namun juga melakukan hal bodoh dengan menyerahkan dirinya pada Forth untuk membuktikan bahwa ia tidak mencintai siapa pun, Beam bersumpah ia tidak akan bicara atau menghubungi siapa pun pada pukul 2-4 pagi, ia takut hatinya akan kembali mengambil alih dan membuatnya mengutarakan semua rahasia yang tak perlu dikatakan.
Tapi siapa sangka, tak lama setelah itu Forth malah meluluhkan hati Beam. Pria itu bukan hanya menghancurkan tembok tebal yang Beam bangun di sekeliling hatinya, namun juga menetap di sana, Forth membuat dirinya menjadi satu-satu orang yang dapat Beam hubungi saat ia kalut dan tidak bisa tidur sampai dini hari.
Terkadang lucu mengingat bagaimana Forth, orang yang membuat Beam menyesal karena telah mendengarkan rahasia hatinya, kemudian menjadi tempat dimana ia menaruh semua rahasianya. Bahkan Beam tak perlu menunggu sampai jam 3 pagi untuk mengeluarkan rahasianya pada Forth.
Hal itu terus berlanjut sampai mereka tinggal bersama dan menikah. Tak peduli seberapa lelahnya Forth, tapi tiap kali Beam bertanya apakah ia mau mendengarkan ceritanya, pria itu akan menciumnya lama kemudian berkata dengan lembut, "Tentu Beam, Forth mau mendengarkan semua cerita yang ada dalam pikiran Beam".
Maka setelah bulan-bulan berlalu tidak mendengar kalimat itu, dan sekarang ia kembali mendengar hal itu diucapkan dengan nada suara, ekspresi, serta dari wajah yang sama persis, hati Beam serasa mencelus. Rasanya Beam ingin meneriakkan semua rahasia pada Forth untuk melegakan hatinya.
"Aku bukan Tee, aku Beam! Yang seharusnya berada di depanmu sekarang adalah Tee, dan aku seharusnya bersama dengan Forth! Kembalikan hidupku sebagai Beam!!!"
Kalimat itu berulang-ulang Beam jeritkan dalam hatinya, meronta untuk bisa dikatakan oleh mulutnya, tapi Beam menggigit bibirnya dengan kuat sambil mengambil nafas dalam-dalam. Walau hati dan kepalanya serasa akan meledak karena rahasia ini, tapi Beam tahu kalau sampai pernyataan itu keluar, penyesalan yang akan ia rasakan pasti lebih dalam dibanding penyesalannya dulu. Apalagi orang yang ada di hadapannya bukanlah Forth, tapi Tae.
"Dulu aku pernah membaca novel fantasi", kata Beam mengawali ceritanya, "novel fantasi tentang seorang pria yang secara tiba-tiba berpindah ke dunia lain dan bertemu dengan orang-orang asing yang memiliki wajah serupa dengan orang yang dulu ia kenal di dunia sebelumnya."
Dengan lampu yang begitu temaram, samar-samar Tae melihat ekspresi Beam yang berubah menjadi sendu. Ia sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan ini atau alasan mengapa tiba-tiba pria di hadapannya malah membicarakan buku fantasi yang ia baca, namun Tae tidak mengatakan apa-apa dan kembali mendengarkan dengan saksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...