"Jadi menurutmu, semua ingatanku sebagai Beam berasal dari cerita novel?" Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Beam setelah ia membaca sekilas novel di tangannya.
"Iya, memori sebagai Beam yang kau miliki sekarang bukanlah dirimu yang sebenarnya. Beam hanya salah satu karakter novel yang kau perankan dalam drama 2 tahun lalu"
Sebetulnya, jawaban dari pertanyaan itu sangat mudah untuk Tae, tapi ia tidak bisa menjawabnya karena sebelum menjejakkan kaki di kamar ini, dokter yang bertanggung jawab atas kondisi Tee telah memperingatkan berulang kali untuk menjaga emosi Tee tetap stabil.
Pasien yang kehilangan ingatan bukanlah perkara sepele, kehilangan ingatan sama saja kehilangan jati diri, mereka membutuhkan orang-orang yang mendukung, memberikan ketenangan dan rasa aman. Jawaban yang salah dapat membuat emosinya terguncang dan mempengaruhi kondisi kesehatan yang masih dalam proses pemulihan.
Melihat pandangan tak percaya dan kebingungan yang ditujukan ke arahnya, membuat Tae mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil memikirkan jawaban lain yang bisa ia katakan namun tidak membuat emosi Tee terguncang.
Namun setelah beberapa menit berpikir dan tetap tidak mampu menemukan jawabannya, Tae pun meraih ponsel dan menyodorkan layar yang menampakkan foto lima orang pemuda yang tengah tersenyum "Mereka bertiga memang belum sempat menjengukmu, tapi apa kau ingat tiga orang ini?"
Dengan jantung yang berdebar dengan cepat, Tae menyerahkan ponselnya. Daripada salah memberikan jawaban atas pertanyaan yang Tee ajukan, Tae merasa sebaiknya ia mengumpulkan informasi tentang sejauh apa kondisi ingatan Tee sekarang. Setelah itu barulah ia bisa memberikan semua fakta yang ada dan membiarkan Tee mengambil kesimpulannya sendiri.
"Kit? Wayo? Ming!" pekik Tee gembira. Mendengar jawaban Tee, Tae merasa lega. Ternyata benar, Tee yang berpikir dirinya adalah Beam, mengenali semua orang yang bermain dalam drama 2Moons. Itulah mengapa ia juga memanggil Tae dengan sebutan Forth.
Sontak Tae menepuk bahu Tee dengan lembut sambil tersenyum lembut "Syukurlah kau mengenali wajah mereka"
"Jadi mereka ini betul Kit, Wayo dan Ming?" tanya Tee bingung.
Tae kembali ragu menjawab pertanyaan Tee, namun ia memutuskan untuk menjelaskannya secara perlahan. Tae pun menunjuk satu-persatu wajah yang tersenyum di sana "Mereka pernah menjadi Kit, Wayo dan Ming, tapi sekarang tidak lagi. Kita pun seperti itu, aku pernah menjadi Forth dan kau pernah menjadi Beam. Tapi sekarang tidak lagi"
Tatapan muram yang lagi-lagi Beam tunjukan menjadi petunjuk bagi Tae untuk kembali berkata "Mungkin, sekarang agak sulit bagimu untuk mencerna semuanya. Tapi tidak apa-apa, perlahan-lahan kau pasti bisa memulihkan kembali ingatanmu"
(***)
Sesaat setelah pintu kamarku tertutup, aku mengambil novel yang sebelumnya ku letakan di atas laci dan membalikan halamannya satu persatu. Aku masih diliputi keraguan yang sangat kuat. Aku tidak mungkin salah. Ingatan yang kumiliki tak mungkin hanya efek dari kecelakaan yang terjadi.
Walau awalnya terasa sangat sulit, aku memutuskan membaca seluruh novel 2moons. Karena mungkin saja kalau aku menemukan perbedaan cerita dalam buku ini, aku bisa membuktikan bahwa apa yang orang-orang katakan tidak benar.
Maka setelah pengecekan rutin yang dilakukan oleh para dokter, aku menghabiskan waktu semalaman untuk membaca ketiga buku novel yang Tae berikan. Halaman demi halaman yang kulewati membuatku semakin panik, cerita yang tertulis di buku ini adalah peristiwa yang kami alami di universitas. Phana yang menyukai Wayo bahkan sebelum kami masuk universitas, acara Moon & Star Competition, Ming yang terus mengejar Kit, bahkan hal-hal yang terjadi antara diriku dan Forth di tempat Lam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...