Konferensi pers hari ini diadakan disalah satu hotel berbintang di pusat kota. Acaranya baru akan dimulai jam 19.00 tapi sejak jam 18.00 aku dan Tae sudah siap di balik panggung. Mungkin pakaian dan dandanan kami sudah siap, tapi hatiku belum. Perasaan gugup dan tak nyaman yang kurasakan sejak kemarin belum juga hilang dan malah bertambah parah. Dulu sepertinya aku tidak pernah gugup walau harus memberikan presentasi atau menjadi pembicara di hadapan banyak orang, tapi mengapa sekarang jantungku berdentum tidak karuan?
"Apa kau mau makan dulu?" tawar P'Bow sambil menyodorkan sekotak makanan ke arahku yang kubalas dengan gelengan. Perutku tidak mungkin bisa menerima makanan dalam kondisi seperti ini, "Atau minum?" tawarnya lagi, kali ini aku mengangguk dan langsung menenggak habis sebotol air yang ia berikan.
Sekilas aku melirik ke arah Tae yang berada di sampingku dan tengah menyibukan diri dengan ponsel yang ada di genggamannya. Sedari tadi Tae asik saja memainkan game di ponselnya dan tidak terlihat gugup atau panik, penyanyi sungguhan yang telah tampil di depan orang banyak memang memiliki mental yang berbeda.
Merasa tak mampu mengendalikan rasa gugup aku pun bangkit dari kursiku, kurasa aku harus keluar dan mencari udara segar, mungkin dengan begitu aku bisa merasa lebih tenang.
Namun bahkan sebelum aku mencapai pintu, P'Bow sudah menghentikan langkahku, "Kecuali ke toilet, kau tidak boleh pergi terlalu jauh dari ruangan ini" ujarnya memperingatkan. Akhirnya aku tidak punya pilihan lain kecuali kembali ke kursiku. Sambil terus memperhatikan jam yang tergantung di dinding Aku mengetuk-ngetukkan sepatu ke lantai, rasanya aku benar-benar tak sabar agar hari ini segera berlalu.
"Tee, bagaimana kalau kau main ini?" Tae yang tiba-tiba memanggil dan menyodorkan layar ponselnya ke arahku membuatku sedikit terkejut, aku menatap ke arahnya lalu ke arah ponselnya bergantian, tak yakin harus menerima tawarannya atau tidak,
"Permainan ini sangat simple tapi bisa membantu untuk fokus dan mengalihkan rasa gugupmu" sambungnya lagi seraya semakin mendekatkan ponselnya ke arahku. Walau tidak yakin dengan kata-katanya tapi aku mengambilnya juga, "Kau hanya perlu menyusun permen-permen ini menjadi satu baris dan ia akan meledak" jelasnya.
Walau tak mendownloadnya di ponselku, tapi aku sudah tahu peraturannya karena game ini sangat terkenal, tapi aku tetap menganggukkan kepalaku dan mengikuti instruksi Tae saat aku menggeser permen-permen itu menjadi satu baris panjang.
"Geser yang hijau Tee, kau akan meledakan dua baris sekaligus"
"Tidak, jangan gunakan bom itu sekarang!"
Kami benar-benar berfokus pada memainkan game itu sampai P'Jane mengumumkan bahwa sebentar lagi kami akan naik ke atas panggung dan harus mengecek penampilan kami untuk terakhir kalinya, "Kau sempurna Tee. Aku tahu kau sudah menghafal bagianmu dan kau terlihat tampan, kau tak perlu gugup" katanya menenangkan ketika kami berjalan menuju ruang konferensi pers. Aku masih gugup tapi tanganku tidak gemetaran seperti sebelumnya. Sepertinya cara yang Tae berikan cukup ampuh untuk membuatku sedikit lebih tenang.
Ketika pintu ruangan dibuka, kami langsung disambut oleh blitz kamera para jurnalis yang saling bersautan dan hampir membutakan mataku. Beruntung ada P'Jane yang berjalan di sebelahku sehingga ia dapat membimbingku untuk sampai ke kursiku dengan aman tanpa perlu tersandung.
Berbeda dengan P'Oh dan P'Jane yang duduk di sebelah kanan dan kiri, Posisi tempat duduk ku dan Tae berada di tengah dan tepat di bawah lampu sorot, dengan posisi seperti ini di hadapan setidaknya 20 kamera yang menyorot ke arah kami pasti akan menangkap emosi apapun yang kami keluarkan.
"Kami ucapkan terima kasih untuk kehadiran . . . "
Seraya P'Oh memberi kata-kata sambutan, aku tersenyum lebar menatap kamera di depanku sambil kembali mengepalkan tangan yang ada di pangkuan dan berupaya mengingat-ingat kalimat penjelasan yang telah kuhapalkan. Bagianku adalah menjelaskan secara singkat tentang sub-unit TaeTee, sedangkan bagian Tae adalah menjelaskan konsep dari lagu baru kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
Fiksi PenggemarDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...