Judul dramanya adalah Love From Heaven.
Aku bisa mengingatnya karena dua hal, pertama karena judulnya benar-benar menggelikan, dan yang kedua karena tokoh utamanya bernama Sawana .
Saat pertama kali mendengar judulnya saja, aku bisa langsung menebak cerita macam apa yang akan disajikan. Tipikal drama percintaan dengan episode ratusan dan pasti memuat adegan-adegan keklisean yang disukai para ibu-ibu dan gadis remaja.
Tak jauh berbeda dengan tebakanku, drama itu bercerita tentang kisah cinta seorang gadis dengan penyanyi terkenal yang memang adalah sahabatnya sejak kecil.
Walaupun sebenarnya kedua pemeran utama saling mencintai, tapi perjalanan cinta mereka tidak semudah itu.
Seperti biasa ada begitu banyak aral melintang dalam perjalanan cinta mereka. Ada beberapa pria yang menyukai sang gadis dan membuat gadis itu bimbang, dan ada juga para wanita yang menyukai pemeran pria dan berusaha menimbulkan kesalahpahaman di antara dua orang itu.
Belum lagi masalah yang bersumber dari mereka sendiri. Perasaan insecurity yang ada dalam diri mereka masing-masing membuat kedua orang itu tidak berani menyatakan perasaan dan meningkatkan level hubungan mereka.
Sang pemeran wanita merasa ragu-ragu, karena pemeran pria [terlihat] terlalu sempurna dan dikelilingi oleh wanita-wanita yang sama sempurnanya, sedangkan sang pemeran pria, karena melihat pemeran wanita tidak menunjukkan rasa yang lebih dari seorang sahabat, ia tidak mengakui perasaanya karena takut menghancurkan hubungan persahabatan mereka (aku ingat bagaimana aku mengejek pemeran pria habis-habisan karena ia terdengar sangat pengecut).
Walau ceritanya sangat pasaran, tapi Love From Heaven begitu populer. Drama itu meraih penghargaan dan dibicarakan di mana-mana. Bahkan seluruh rekan-rekan sejawatku sering membicarakan dan mengupdate setiap episodenya, membuatku yang tak pernah menonton seakan-akan menyaksikan sendiri dengan mata kepalaku.
"Tee, kau tidak apa-apa? kenapa mukamu pucat?" suara panggilan Tae yang tiba-tiba mengenyahkan semua pemikiran yang tengah berkecamuk dalam otakku.
Dengan gugup aku tersenyum dan berjalan mundur menjauhi mereka "Haha.. tidak apa. Kurasa aku sudah mengantuk. Maaf aku tidur duluan ya".
Tanpa menunggu balasan kedua orang itu, aku segera masuk dan menutup pintu kamarku. Dengan perasaan kalut aku duduk di atas tempat tidur.
Apa aku benar-benar masuk ke dalam drama?
Tidak! Ayo pikirkan dengan kepala dingin, bisa saja ini semua hanya kebetulan yang terlalu banyak. Seperti orang gila, aku memutar otak berusaha mengingat semua percakapan teman-temanku di rumah sakit tentang drama ini.
Untuk mempermudah, aku meraih ponselku dan menulis semua hal yang kuingat. Semua karakter yang ada, alur cerita yang kuingat, dan beberapa turning point yang terjadi dalam cerita itu sampai mereka bisa berakhir bahagia. Aku akan mencoba menyamakannya dengan situasiku sekarang.
Setelah menuliskan semuanya, aku kembali mengingat-ingat apakah ada alur yang mirip dengan apa yang sekarang kualami. Apakah ada cerita dimana Tee kecelakaan sehingga ia harus tinggal bersama Tae?
Aku kembali memejamkan mata dengan frustasi saat mengingatnya kembali. Tee memang mengalami kecelakaan dan akhirnya tinggal di rumah Tae untuk sementara. Tapi kecelakaan itu kan. . .
ARG!!!! AKU BISA GILA! AKU BARU MENGINGAT HAL INI!
Kalau ini betul-betul dalam drama, maka peranku sebagai Tee memegang hal yang cukup penting. Dalam drama, Tee adalah salah satu pria yang sangat menyukai Sawana. Ia berulang kali berusaha memisahkan Sawana dari Tae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...