Selama 27 tahun aku hidup sebagai Baramee Vongviphan, kemampuanku untuk menyesuaikan diri saat menjadi pusat perhatian banyak orang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Suara bisik-bisik penuh kekaguman, tatapan mata tajam yang mengikuti tiap langkahku, bahkan tubuh-tubuh yang secara 'tak sengaja' menabrakan diri ke arahku tiap kali aku berjalan di dekat mereka, sejak dulu sudah menjadi makanan sehari-hari.
Tapi tidak dengan saat ini.
Dulu aku bisa memilih untuk mengabaikannya, bahkan menunjukan ketidaksukaanku secara terang-terangan kalau orang-orang itu sudah melakukan hal bodoh hanya untuk menarik perhatianku, tapi kali ini aku tidak bisa melakukannya.
Lima orang gadis yang ada di hadapanku sekarang terlihat manis dan baik. Mereka tersenyum dan memandangku penuh kekaguman, mereka juga bersikap sopan dengan berdiri tak terlalu dekat dan membuatku merasa nyaman, tapi semanis apapun mereka aku tidak bisa menjamin reaksi ini akan tetap sama saat mereka tahu kami berempat pergi ke taman bermain dengan seorang gadis muda.
Apa aku terlalu ketakutan dan berpikir terlalu jauh?
Kurasa tidak.
Aku masih ingat berita-berita yang kubaca di internet mengenai fans-fans yang dapat menggila saat mengetahui artis idolanya menjalin hubungan romantis. Walau tidak semua fans bereaksi seperti itu, tapi sekarang aku tidak tahu pasti bagaimana karakteristik keseluruhan fans SBFIVE, dan aku tidak ingin mengambil resiko. Aku tidak akan membiarkan mereka mengetahui bahwa Sawana bersama kami.
"Maaf sebetulnya aku sedang buru-buru ingin ke toilet . . ." potongku dengan suara gelisah sambil menunjuk area toilet yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri. Aku tak perduli harus memberikan alasan seperti ini dan menelan rasa maluku, yang terpenting sekarang adalah segera memberitahu yang lain tentang hal ini.
Untungnya mereka tersenyum dan menganggukkan kepala "Iya P'Tee, maaf karena sudah menghentikan Phi. Kami hanya ingin menyapa karena sudah lama kami tidak melihat Phi sejak insiden kecelakaan mobil. Kami senang P'Tee sudah terlihat sehat"
Penilaianku sebelumnya tidak salah, gadis-gadis ini memang sangat baik. Mengingat karangan bunga yang sebelumnya kudapatkan dan kata-kata tulus yang baru saja mereka ucapkan membuatku tersentuh. "Terima kasih banyak, aku sangat senang bisa bertemu kalian di sini"
Setelah tersenyum dan melambaikan tangan untuk yang terakhir kali, aku berjalan cepat ke dalam bilik toilet dan segera menghubungi Tae.
"Iya ada apa Tee?" sapa Tae, ia baru mengangkat teleponku saat dering kelima.
"P'Tae, aku bertemu dengan fans kita! ia mengenaliku" jelasku panik.
"Tee tenanglah, Kau ada di mana sekarang? Phi akan ke sana"
Aku sedikit bingung mendengar kata-katanya. Untuk apa ia kemari? bukankah yang paling penting sekarang adalah menyembunyikan Sawana sehingga ia tidak perlu bertemu fans kami?
"Tee! kau dimana?" bentak Tae tak sabar, aku sedikit tersentak mendengar nada suaranya yang meninggi.
"Aku di toilet pria di dekat wahana swing carousel yang sebelumnya kita naiki" jawabku cepat. Mendengar suara sambungan yang tiba-tiba terputus, aku menatap layar ponselku dengan sebal. Aku tidak mengerti, mengapa ia marah? Apa ia marah padaku? Apa dia takut aku mengatakan hal yang tidak-tidak dan membongkar kondisiku yang tidak memiliki ingatan apapun sebagai Tee?
Tapi tak sampai tiga menit kemudian, aku dikejutkan oleh suara bantingan pintu terbuka dan derap langkah kaki yang diikuti suara familiar "Tee, kau ada di sini kan? jawab aku".
Saat membuka bilik pintu toilet, aku di sambut oleh sosok Tae yang terlihat berantakan. Dengan wajah ditutupi masker yang bersimbah keringat serta nafasnya yang terengah-engah, aku tahu ia pasti berlari sekuat tenaga untuk mencapai tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...